[Tweleve Page] Rasa yang Terpendam.

14 3 0
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Qoute Today :

Terkadang hidup itu sulit, tetapi jika kamu percaya sepenuhnya kepada Allah, kamu akan bisa melewatinya.

🌼🌼🌼🌼

Happy Reading 💟
.
.
.
.
.
.

Happy Reading 💟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Tok Tok!

"Okta.."

"Bangun Ta.."

Tok Tok!

"Ta.. bangun, sekolah.."

"Abang minta maaf, abang anterin sekolah ya?"

Entah sudah berapa kali Farhan harus membujuk adiknya agar mau memaafkan dirinya. Ia merasa amat menyesal telah membuat adiknya marah. Bukan menyesal sih, tapi kalo adiknya ngambek seperti ini siapa yang akan jadi bahan bullyannya nanti?

Abang kampret!

"Ta.. bangun ih, sekolah loh ente ini!" geram Farhan karena ia sudah cukup sabar menghadapi adiknya itu.

"Taaa.. Oyyy! Bangunn!"

Mendengar suara teriakan abangnya yang amat mengganggu ketenangan hati di lantai 2 membuat Geshya kesal. "Ck, si abang berisik banget, gue bangunin si Okta aja ga sampe segitunya. Huft, sabar sabar."

Geshya lantas menghampiri Farhan ke lantai 2. Terlihat Farhan masih terus menggedor pintu kamar Okta tanpa ampun seperti rentenir akan menagih hutang.

"Astaghfirullahallazim.."

Dan sebelum sampai mendekat pada Farhan, gadis itu melihat sang abang berbicara sendiri. "Huft, sabar Han, sedikit lagi.. kalo masih engga nyaut juga dobrak aja pintunya."

"Lagian paling ga nyampe 100 ribu buat benerin pintu, kan?"

Plak!

"HEH, KUNYIT ASEM!"

"LO KIRA BELI INI PINTU KAYA BELI AYAM DI PASAR HAH? AYAM AJA SEKARANG HARGANYA PADA NAEK! DIKIRA BENERIN NI PINTU MURAH? UDAH DIBELI JUGA, HARUS BAYAR TUKANG MASANG PINTUNYA, BANG! CUKUP SEGITU 100 RIBU HAH?"

MAISARA AZ-ZAHRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang