[Ten Page] Crush Landing on Allah.

23 2 0
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Jangan mudah menyimpan harap pada dia yang belum pasti mengikat, karena kamu tak pernah tahu, apakah ia datang sebagai cinta sejati atau hanya singgah untuk menguji hati.

- @kataislamic

- - 🌼 - -

Happy Reading 💟
.
.
.
.
.

"Abang kapan pulang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abang kapan pulang?"

Kini semua anggota keluarga tengah berkumpul di ruang keluarga, dengan ditemani secangkir teh hangat yang telah disajikan.

"Abang kan baru pulang tadi sore, Ma." Farhan menjawab dengan kekehan.

"Gimana kerja sama kuliah kamu disana?" Sekarang giliran Zayn yang bertanya. "Alhamdulillah sejauh ini lancar lancar aja, Yah. Ini juga berkat doa restu mama sama ayah." ucap Farhan dengan tatapan tulus mengelus tangan sang mama di sampingnya.

"Alhamdulillah kalo gitu.." Anin tersenyum hangat menatap anak sulungnya.

Setelah itu, Anin dan Zayn asyik berbincang dengan Farhan hingga mereka lupa anak mereka tak hanya satu.

"Ga diajak ngobrol kita, Teh?"

"He'em." Geshya hanya mengedikkan bahu sebagai jawaban.

"Terus ngapain kita disuruh buru buru turun kebawah, kalo cuma dikacangin begini?" Okta, moodnya langsung turun drastis. Sang kakak-Geshya hanya diam menyimak pembicaraan kedua orangtuanya dan sang abang.

Lama lama mereka juga menatap jengah ketiga orang didepan mereka. Ingin ikut menimbrung obrolan, tapi rasanya percuma karena mereka tahu akan diabaikan sebab terlalu fokus pada Farhan.

"Ekhem! Ma, Yah aku mau bilang sesuatu.." pinta Okta berusaha mengalihkan perhatian kedua orangtuanya.

"Mah? Ini buat lusa ada acara sekolah, aku bingung karena belum bayar."

Tapi nihil, sang mama maupun ayah tidak menggubris perkataannya. Masih berusaha sabar Okta mencoba lagi. "Mah, mama dengar aku ga? Ayah juga dengar ga?"

Tetap saja sama hasilnya.

Merasa iba sekaligus kesal, Geshya membantu dengan ikut berbicara dengan nadaembut sedikit tegas. "Mah, katanya Okta mau ngomong jangan dikacangin dong Ma Yah!"

"Apa? Iya iya mamah dengar.. Terus terus udah gitu gimana, Han?"

"Nah, jadi gini Ma..."

MAISARA AZ-ZAHRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang