[Fourteen Page] Amnesia.

17 1 2
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Qoute Today :

Tidak ada arti berlalunya hari demi hari umurmu, jika tidak mendekatkanmu kepada Allah. Tidak ada makna dari lewatnya saat demi saat hidupmu, jika tidak mendekatkanmu kepada surga.

—Ustadzah Halimah Alaydrus

🌼🌼🌼

Happy Reading!
.
.
.
.
.
.

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———

"Kalian siapa?"

Pertanyaan itu sontak membuat suasana ruangan seketika menjadi hening. Seolah mereka tidak percaya dengan semua kenyataan ini.

"Kalian kenapa diem? Aku nanya." Dengan raut wajah polosnya, ia menatap keempat remaja didepannya. Tapi, mereka hanya saling bertatap dengan raut sendu.

"Ge.. Kita temen kamu."

Viona berusaha tegar berkata seperti itu menahan bendungan air mata. Begitu juga dengan Noura.

"Kamu ngga kenal kita, Ge?" timpal Noura.

Gadis itu hanya terdiam lalu berkata, "Ge? Siapa itu? Namaku?" ujarnya sambil menunjuk dirinya sendiri. Hal itu membuat keempat remaja itu saling menatap lalu mengangguk bersamaan.

"Iya, namamu Geshya." sahut Sagara seraya menunduk seraya mengepalkan tangannya.

"Oh.. Tapi, aku asing dengan nama itu."

Gadis itu berusaha mengingat sesuatu seraya menutup mata, tak lama ia mengerenyit dan membuka matanya. Dan melihat ke arah mereka lagi.

"Sepertinya itu bukan namaku, aku ingat.. dalam pikiran ku ada seseorang manggil aku dengan sebutan Mai—"

"Maisara?" Gadis itu mengangguk, mendengar penuturan pria tinggi di sampingnya. Saat menoleh, ia melihat bagde namanya, M. Arfan Alfaqih.

Deg.

Kenapa? Hatiku terasa hangat? Tidak mungkin..

Pernyataan itu lantas membuat Noura menutup mulutnya lalu menangis.


"Ge.. hiks hiks.."

"Itu memang namamu.." timpal Noura seraya menahan tangis. Ia ingin sekali berbicara tapi mulutnya kaku hanya terdengar isakan tangis darinya.

MAISARA AZ-ZAHRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang