20. Thinking About Her

94 4 0
                                    

Di tempat lain, khususnya di Inglewood, pria itu tengah berdiri di dekat jendela. Tirai abu-abu ia singkap, supaya bisa melihat apa saja yang lewat di luar sana. Angin yang bertiup kencang, membuat tirai itu bergeser, menampakkan kilaunya pepohonan yang diguyur air hujan. Terkadang suara petir menggelegar, menciptakan bunyi yang memekakkan telinga. Padahal sore menjelang malam tadi hujan sudah berhenti. Namun tak berselang lama, hujan deras turun lagi.


Gray, pria yang berdiri tak tenang itu, hanya bisa menatap ke bawah penuh harap. Ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dihelanya napas panjang dengan pikiran yang terus menerka apa saja yang Abigail lakukan hingga ia tak kembali ke rumah.

Bagaimana keadaan gadis itu di sana? Apakah ia baik-baik saja mendengar suara petir?

Siang tadi terasa sangat berbeda, karena Gray tak mendapati Abigail duduk di sampingnya di meja makan. Ia semakin gusar ketika gadis itu tak muncul untuk menemani makan malamnya. Padahal Gray sudah menyuruh Edmund mencari gadis itu, tetapi sampai sekarang Edmund belum kembali, yang artinya Abigail belum ditemukan. Apakah gadis itu melarikan diri? Kalau boleh jujur, Gray belum siap mendengar kabar itu.

Ceklek!

Gray menoleh cepat ke asal suara, berharap Abigail yang membuka pintu. Namun sayang, ia harus menelan kecewa karena Edmund yang muncul. Sekujur tubuh pria itu basah.

"Aku tak menemukannya. Orang-orangmu pun tak menemukannya. Aku sudah mencoba berbagai cara, terutama melalui sistem GPS. Tapi dia menonaktifkan ponsel. Ia tak memiliki jejak, Gray,"ucap Edmund tanpa berani menatap Gray. Ia hanya sibuk menyugar rambut yang sangat basah.

"Di sekolah tempatnya mengajar?"

"Semua tempat sudah kucari, tapi dia tak ada."

"Bagaimana mungkin kau tak berhasil menemukannya? Bagaimana kalau sesuatu terjadi padanya? Bagaimana kalau Joshua juga mengincarnya?"

Edmund mengerutkan kening, berusaha mencerna setiap ucapan Gray yang terselip kekhawatiran di dalamnya. "Jangan bilang kau mulai khawatir padanya, Gray!"

"Hah! Kenapa aku harus khawatir? Aku hanya takut dia melarikan diri!"

Edmund tersenyum miring dan berkata, "Apa kau sedang menyembunyikan perasaanmu?"

Gray melotot. "Jangan gila!"

"Entah kenapa aku berpikir seperti itu."

"Enyahkan pikiran busukmu itu! Pantang bagiku mencintai jalang itu!"

"Ya,ya, ya, terserah kau saja. Asalkan jangan sampai kau sendiri yang menjilat ludahmu."

"Itu hal paling menjijikkan yang mustahil aku lakukan!"

Edmund tersenyum miring dan berkata, "Oh ya, omong-omong soal Joshua, aku hampir lupa menceritakannya padamu."

Gray tak menanggapi.

"Waktu aku pamit menjemput Abigail pada hari kau akan pulang dari rumah sakit, aku tak sengaja melihat pertemuan Joshua dengan Abigail."

Gray tersentak. "Mereka bertemu?"

"Hm. Tapi jangan salah sangka dulu. Mereka bertemu secara tidak sengaja. Untung saja waktu itu aku bertindak cepat, jadinya Joshua tidak sempat berbuat macam-macam pada Abigail."

Shadow of the Wound (Completed ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang