~A broken heart is difficult to repair. Even if you could, there would be scars~
Pagi-pagi sekali Edmund masuk ke kamar Gray, dan melihat pria itu asyik memilih kameja untuk kencan hari ini bersama Mary. Tatapannya tajam bak elang, mengikuti setiap gerakan Gray.
"Kenapa melihatku seperti itu?" Gray bertanya tanpa menatap Edmund.
"Apa maksudmu melakukan itu padanya semalam?"
Kali ini Gray menoleh. "Maksudmu Abigail?"
Edmund diam, membenarkan asumsi Gray.
"Bukankah tujuanku adalah membalaskan semua dendam padanya? Jangan pernah memperlakukannya dengan baik, Edmund!"
"Kau yakin ingin menyakitinya? Kau pasti sadar kalau dia gadis yang baik dan lugu. Dia terlalu baik untuk menerima sakit hatimu, Gray."
Gray memicing seraya menatap Edmund. "Apa kau menyukainya?"
"Bukan begitu. Aku hanya tak tega melihatnya terluka."
Gray menyunggingkan senyum tipis, lalu memutuskan tali pandang mereka.
"Pikirkan itu baik-baik, Grayson!"
Tanpa kata, Gray keluar meninggalkan Edmund. Langkahnya terhenti melihat Abigail begitu sibuk membersihkan bunga di taman depan rumah. Entah sejak kapan taman gersang itu berubah menjadi hijau segar.
Meskipun jarak Abigail cukup jauh, Gray bisa melihat senyum gadis itu. Angin menerpa surai cokelatnya, sehingga beberapa helai rambut menutupi wajah. Dan ia dengan cara yang anggun menyelipkannya ke belakang telinga.
Edmund mungkin benar, bahwa gadis itu terlalu baik dan polos untuk menerima sakit hatinya. Namun ia sudah terlanjur bersumpah di depan makam Alexandra dan Frank, bahwa ia takkan membiarkan Walter dan seisi keluarganya hidup tenang. Pria tua itu sudah ia habisi, hanya tersisa Abigail seorang. Gray tak punya pilihan lain selain melampiaskan semuanya pada Abigail.
Sementara Gabriel, Gray akan sedikit bermain-main dengannya, karena saudaranya itu dengan tanpa perasaan meninggalkannya di Amerika ketika orang tua mereka meninggal. Gabriel lebih memilih mengikuti surat perjanjian orangtuanya yang waktu itu akan bercerai. Hak asuh Gray jatuh ke tangan Frank. Dan hak asuh Gabriel jatuh ke tangan Alexandra.
Lalu setelah kecelakaan maut itu, Gabriel memilih tinggal di Sheffield bersama keluarga besar Alexandra. Padahal waktu itu Gray ingin ikut, tetapi keluarga di sana tak mengizinkan. Mereka membiarkannya hidup bersama keluarga Edmund yang tak lain adalah pamannya, Lucas Philip. Meskipun Lucas bersikap kejam pada Gray, ia tak akan lupa bahwa pria itulah yang telah merawatnya hingga ia berusia 18 tahun. Gray beruntung karena ia masih punya Edmund yang selalu setia menemani. Karena rasa bersalah, Edmund memutuskan untuk meninggalkan ayah dan ibunya. Ia malu karena hartanya didapat dari hasil kotor dengan mencurangi semua harta orang tua Gray. Lalu setelah ia berusia 20 tahun, Tuhan kembali mempertemukannya dengan Gabriel di sini. Pria itu kembali karena tugasnya sebagai anggota FBI. Gabriel yang lebih memilih hidup senang di Sheffield, membuat Gray perlahan-lahan menyimpan kebencian itu. Dan sekarang adalah saat yang tepat.
Sambil melamun, Gray merasakan usapan di pundaknya, diikuti sebuah suara tak asing yang menyebut namanya.
"Gray!"
Gray tahu siapa pemilik suara di belakangnya.
"Aku sangat merindukanmu, Gray." Suara itu diikuti pelukan dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow of the Wound (Completed ✔️)
RomansaGray, seorang pria kejam yang berusaha menjebak Abigail dalam penjara yang ia buat. Sementara Abigail, seorang gadis lugu yang tidak pernah menyadari, bahwa dirinya telah masuk dalam perangkap Gray. .... Grayson Moore, seorang arsitek berdarah Inggr...