part17

43 13 2
                                    

"Assalamualaikum," salam Rangga sambil mengetuk pintu rumahnya.

"Waalaikumsalam," jawab Bunda sambil membuka kunci.

"Eh tumben nih pada mampir," ucap Bunda yang melihat teman-teman Rangga.

"Iyah nih Bund, lagi pada mau main sekalian mau bahas soal hubungan Bima sama Christy." kata Rangga.

Iyah orang tua Rangga sudah mengetahui soal Bima yang harus di jodohkan dengan anak sahabat Papahnya Bima jika tidak maka perusahan Papahnya Bima akan bangkrut dan hancur.

"Yasudah ayo masuk," ajak Bunda.

"Yok masuk, anggap aja rumah sendiri." Kata Gilang yang masuk duluan sedangan tuan rumahnya saja belakangan.

Setelah Rangga dan teman-temanya masuk, Bunda Rangga tersenyum miring. "Usahamu untuk menjauhkan Bima dan Christy akan sia-sia, aku tidak akan membiarkan sahabat putraku yang sudah ku anggap seperti anak sendiri menderita karena ulahmu Stevian." Batin Bunda Rangga.

"Sebentar lagi kebusukanmu akan terungkap." Lanjutnya.

"Buseett dingin bener, ini ac kaga lu matiin Rang dari pagi?" Tanya Ravel.

"Gue matiin, satu jam sebelum pulang sekolah Bunda nyalain lagi," jawab Rangga.

"Gue ganti baju dulu, kalo lo pada mau ngemil ambil aja di kulkas,"

"Okeh Rang."

Ravel dan Gilang mengambil lima botol minuman dan beberapa cemilan, memang dikamar Rangga ada kulkas mini yang disediakan oleh Bunda dan Ayah Rangga.

"Engga apa-apa Bim santai aja, lo percaya kan sama kita?" Tanya Clarisa yang mengerti perasaan Bima.

"G-gue takut Cla, gue engga mau kehilangan Anggel," jawab Bima.

"Bim kita kenal bukan satu atau dua tahun, kita kenal lo udah dari bayi Bim, jadi lo tenang aja kita disini selalu ada buat lo, ya walau gue sempet ilang sih selama beberapa tahun, tapi gue selalu mikirin kalian," ujar Leta.

"Ada gue juga Bim, lo engga lupa kan sama gue?" Tanya Salsa.

"Gue engga tau kalo engga ada kalian hidup gue kek gimana, gue bersyukur banget tuhan hadirkan kalian di hidup gue," tutur Bima.

Tak lama Rangga keluar dari kamar mandi dan sudah mengganti baju menjadi kaos hitam dan celana selutut, rambutnya yang basah membuatnya tampan berkali lipat.

"Aku tau aku ganteng," kata Rangga yang tentu tertuju untuk Leta, karena cewe itu terus melihat Rangga.

"Siapa juga yang liatin kamu geer banget," ucap Leta.

"Tapi emang kamu ganteng sih," gumam Leta.

"Makasih cantik."

Setelah itu Rangga duduk di sebelah Leta dan memulai untuk membicarakan soal pertunangan Bima dan anak dari sahabat Ayahnya.

"Jadi?" Tanya Rangga dan menatap teman-temannya satu persatu-satu.

"Gue engga ngerti kita haru kaya gimana," jawab Gilang.

"Gu-,"

"DIEM!" Ucap mereka kompak kecuali Bima.

"Gue belum selesai ngomong weh," kata Bima.

"Gue cape, nyerah aja kali ya," lanjut Bima.

"Demi alex Bim, ngomong kek gituh lagi gue lakban mulut lo ya," kata Rangga.

"Rang, setelah gue pikir-pikir emang kayanya gue sama Anggel bukan jodoh deh tuhan hanya mempertemukan gue sama dia, tapi tidak mempersatukan gue sama dia, gue udah cape Rang tiap hari debat mulu sama Papa gue karena ini masalah,"

KETULUSAN HATI RANGGA(on Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang