"Gue boleh jujur engga?" Tanya Clarisa.
"Jujur ya gue kangen kita yang dulu,waktu dimana kita bisa ketawa bersama,waktu dimana kita main bersama di jamkos,jujur gue kangen suasana kita yang dulu,"
"Iya sih gue juga sama,kenapa persahabatan kita ancur kek ginih ya,jujur gue kangen maen sama Ravel,kangen ribut sama dia," curhat si Bima.
Rangga dan Gilang hanya diam,jauh dilubuk hati mereka,baik Rangga atau Gilang juga merindukan suasana seperti dulu,mereka bersahabat sejak kecil mereka tumbuh bersama hidup dilingkungan yang sama.
"Lu gimana Rangga?" Tanya Bima.
"Gimana apanya Bim?" Tanya balik Rangga.
"Engga usah sok engga tau deh Rang," jawab Bima.
"Gue butuh waktu,gue cabut dulu," ucap Rangga setelah itu keluar dari kelas.
"Mau kemana tuh si Rangg?" Tanya Gilang.
"Susul gih Let," ujar Clarisa.
"Kenapa harus aku?" Tanya Leta.
"Iyah tuh gih buruan lo susul si Rangga," ujar Bima.
"Yaudah deh," ucap Leta.
Rooftop menjadi tempat jika Rangga ingin menyediri,duduk di bangku panjang Rangga berulang kali menghela napas menatap lurus ke depan.
"Sakit," ucapnya.
Sakit tentu saja meski Rangga cowo bukan berarti dia tidak sakit hati kan,Rangga juga punya hati jadi dia bisa merasakan sakit,jika ditanya tentang ketulusan apakag selama ini Rangga tidak tulus mencintai Salsa,masuk kedalam organisasi osis padahal Rangga tidak suka tapi demi Salsa dia rela masuk osis,lalu dimana letak tidak ketulusan itu.
"Butuh teman?" Tanya seorang gadis sambil berjalan dan berdiri di hadapan Rangga.
Tidak ada jawaban Leta memilih duduk disebelah Rangga.
"Are you okay?" Tanya Leta.
"Yes i'am okay," jawab Rangga.
"Aku engga mau kaya ginih terus Let," ucap Rangga.
"Aku pengen kaya dulu lagi tapi rasanya sulit banget ya,satu sisi aku pengen Ravel balik lagi tapi satu sisi aku ada rasa kecewa sama dia," lanjut Rangga.
"Aku paham berada di posisi kamu memang sulit Rangga,memilih antara sahabat hati dan ego itu adalah pilihan yang sulit,"
"Kita kenal bukan sehari atau dua hari tapi dari kecil,kita hidup bersama tumbuh dalam lingkungan yang sama,"
"Terus aku harus gimana Let,berdamai dengan keadaan?" Tanya Rangga.
"Jika kamu belum siap engga apa apa Rangga jangan dipaksakan,kamu juga butuh waktu Ravel dan Salsa juga butuh waktu," jawab Leta.
"Aku emang belum siap berdamai dengan keadaan,tapi aku engga mau kaya ginih terus,jujur aku kangen sama persahabatan kita yang dulu Let," ujar Rangga.
"Semua udah ada jalannya Rangga,semua ini juga udah menjadi takdir dari tuhan persahabatan kita sedang di uji oleh tuhan,tuhan ingin lihat seberapa besar rasa persahabatan kita," ucap Leta.
"Iyah kamu benar Let,aku engga bisa kaya ginih terus aku harus selesaikan masalah ini,aku harus berdamai dengan keadaan dan memperbaiki ini semua," kata Rangga.
Berdamai dengan keadaan ya Rangga memilih untuk berdamai dengan keadaan meski belum sepenuhnya dia bisa melupakan Salsa,tapi mau tidak mau Rangga harus bisa melupakan Salsa karena persahabatan jauh lebih penting daripada cinta pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETULUSAN HATI RANGGA(on Going)
Teen FictionRangga Adrian Alvano,seorang remaja yang berusia tujuh belas tahun sifatnya baik ramah selalu tersenyum pintar dalam segela hal,ketua osis memiliki wajah yang tampan dan putih. Salsa Aurora Arabella,seorang gadis yang juga berusia tujuh belas tahun...