Sandiwara

330 14 0
                                    

Bab 3

Azizah kini sudah kembali pulang ke rumah. Karena sang Ayah harus menghadiri suatu acara di sekolahan sang adik. Dan jam kini menunjukan pukul 2 siang.

Ia bergegas menuju kamar. Hendak membereskan sebagian pakaian yang Ia bawa dari rumah lamanya. Mengingat Arga biasanya akan pulang dari kantor sekitar jam 5 sore atau lebih.

Bibir Azizah tersenyum. Saat melihat potret pernikahan dirinya dan Arga yang di cetak dan di pajang di kamar. Semua ini tak lain adalah ulah dari suaminya tersebut.

"Ternyata kamu pria penyayang dan lembut. Tak seperti yang Ku bayangkan." Gumam Azizah seraya mengusap foto Arga.

Namun seketika Ia menangkap suara yang memecah keheningan rumah ini. Yaa suara seseorang yang begitu Ia kenal. Tengah berbicara dengan seorang wanita.

Azizah kini mendekati pintu. Lalu menguping pembicaraan keduanya. Merapatkan telinganya di depan pintu kamar mewah tersebut.

"Tapi Aku cemburu Mas. Tetap saja Aku wanita biasa. Ketika kamu menikah lagi dengan wanita lain. Hatiku sakit."

"Tapi semua ini Mas lakukan kan demi kamu juga sayang. Kita kan mau segera punya anak. Tenang saja Mas tidak akan meninggalkan mu."

"Iya Mas. Aku tahu. Tapi entah kenapa rasanya sakit sekali Mas. Hingga Aku baru bisa menemuimu setelah Mas menikah satu bulan lamanya. Aku tak bisa membayangkan bagaimana indahnya malam pertamamu dengan gadis yang masih suci itu. Gadis yang umurnya jauh lebih muda dariku."

"Shuutt jangan berkata seperti itu. Di mata Mas tak ada yang paling cantik selain dirimu."

"Benarkah?"

"Hmmm tentu saja sayang!"

"Mas harus cepat menghamilinya agar Aku segera memiliki anak. Aku sudah tidak sabar menggendong bayi."

"Iya sayang. Udah dong jangan cemberut gituh. Nanti cantiknya hilang. Mas janji akan  menceraikannya setelah Ia melahirkan seorang anak. Setelah itu Mas akan membawa anaknya agar menjadi anak Sah kita di mata negara. Jadi sabar dulu yaa. Jika kamu melihat Mas bersikap baik padanya jangan marah. Karena kata teman Mas yang berprofesi sebagai dokter kandungan. Agar seorang wanita segera hamil tidak boleh stress. Apalagi nanti pas Ia mengandung. Jadi Mas akan bersikap lembut padanya demi calon anak kita nanti."

Deg

Bagai di sambar petir di siang bolong. Hati Azizah terasa di hantam besi yang berat. Jantungnya terasa di tusuk ribuan belati. Sungguh Ia tak menyangka di balik semua ini ada rencana busuk dari pria yang kini tengah menjadi suaminya itu.

Pria yang Ia anggap sebagai pria yang baik, lembut dan penyayang. Namun tak di sangka. Ternyata sikap baiknya itu adalah sandiwara belaka. Bukan karena mencintainya.

Ternyata ucapan 'Aku mencintaimu dan menyayangimu' hanya terucap di mulut saja.

Air mata Azizah kini meluncur membasahi pipinya. Dadanya terasa sesak. Tubuhnya kini luruh ke lantai. Ia kini menangis terisak seraya menutup mulutnya agar tak bersuara.

"Baru saja Aku ingin belajar mencintainya. Kini Aku mendengar kata-kata yang begitu menyakitkan. Rasanya Aku ingin sekali pergi dari rumah ini. Atau sekalian tak usah menatap wajahnya lagi. Tapi bagaimana bisa. Ayah dan adik-adik begitu bahagia dengan apa yang Ia punya saat ini karena pernikahanKu dengan Mas Arga. Aku tidak tega untuk menarik kembali senyumnya. Aku harus bagaimana Ya Allah." Lirih Azizah dalam hatinya. Seraya menangis terisak tak henti.

***

Arga kini menghabiskan waktu dengan Elsa sang istri pertama. Wanita yang telah menemaninya selama tujuh tahun lamanya. Ia sangat mencintai wanita cantik ini. Jiwa raganya hanya untuk wanita yang berpfrofesi sebagai arktis dan model ini.

Terpaksa Menikah Dengan Majikanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang