Arga kini tengah berkonsultasi kembali dengan dokter yang menangani Ayah mertuanya itu. Ia duduk dengan raut wajah kacau saat mendengar penjelasan sang dokter.
"Keadaan bapak Dani sekarang sangat darurat. Kankernya kini sudah stadium 4. Yang menandakan bahwa kanker sudah menyebar ke organ lain. Dan pada tahap ini hati pasien sudah di nyatakan sangat rusak parah."
Deg
Pikiran Arga kini melayang akan sosok Azizah. Istri tercintanya yang pastinya akan semakin terpuruk jika mendengar kabar ini.
"Lalu apa yang harus di lakukan dok? Apakah mertua saya bisa sembuh?"
"Penyakit kanker hati adalah penyakit yang paling ganas Pak. Jarang sekali ada yang sembuh total. Apalagi Pak Dani sudah stadium 4. Bukan saya mendahului takdir tuhan. Tapi dengan penyakitnya yang sudah parah. Umurnya sepertinya tidak akan lama lagi. Karena kondisi tubuhnya yang parah."
"Saya akan memberikan perawatan dengan sebaik mungkin. Menjalan kan kemoterapi dan lain sebagainya. Namun saya titip pasien harus baik-baik saja dan terutama jangan terlalu banyak beban pikiran."
Arga mengusap wajahnya kasar. Sungguh ini suatu masalah besar baginya. Karena Azizah tengah hamil dan mengalami pendarahan. Dan sudah di pastikan akan kembali drop jika mengetahui hal ini.
"Baiklah Dok. Terimakasih. Tolong lakukan saja yang terbaik. Jika ada apa-apa tolong hubungi saya Dok. Dan tolong jangan beritahu ini pada istri saya Dok. Karena istri saya juga tengah menjalani perawatan karena pendarahan."
"Baik Pak. Saya akan melakukan yang terbaik."
***
Kini Arga kembali ada di kamar Azizah. Seperti biasa Azizah tak mau berbicara padanya. Tak mau di bantu olehnya. Dan akhirnya Arga memanggil Bi Yati untuk membantu semua keperluan Azizah selama disini.
Bi Yati kini tengah menyuapi Azizah memakan buah. Sudah lama Ia mengkhawatirkan wanita muda ini saat pertama kali di larikan ke rumah sakit. Mengingat Bi Yati sudah menganggap Azizah seperti anaknya sendiri. Jadi dia begitu menyayanginya.
"Bi Ayah kemana yaa? Ko hari ini gak keliatan!"
Bi Yati menatap Arga. Dia mencari jawaban karena dia takut salah berbicara.
"Ayah lagi sibuk mengurus adik-adikmu sayang." ucap Arga lembut. Matanya menatap penuh cinta pada wajah Azizah. Namun Azizah memalingkan mukanya. Seakan tak ingin menatap Arga.
Sakit, sakit sekali saat Azizah menatap wajah itu. Wajah pria yang sebenarnya saat ini masih Ia cintai. Namun juga Ia benci. Ia benci pada pria pembohong ini. Yang telah mempermainkan perasaannya.
"Sayang kenapa kamu menangis?" tanya Arga saat melihat ada air mata mengalir di pipi lembut istrinya. Azizah tak bisa menahan air matanya. Semua ini terlalu sakit baginya.
Mengapa? Mengapa Arga begitu gemar membuatnya jatuh cinta lalu setelah itu di patahkan dengan begitu tega.
"Begitu jijikah kamu melihatku sayang? Apa kamu begitu membenciku?" tanya Arga yang akhirnya tak tahan untuk membahas itu. Dia tak tahan saat mata indah itu tak mau menatapnya apalagi menangis karenanya.
"Apa yang harus Aku lakukan agar kamu bisa memaafkanku sayang? Kumohon sudahilah menyiksaku. Aku tak tahan jika seperti ini terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikah Dengan Majikanku
RomanceAzizah gadis cantik berumur 18 tahun di paksa menikah dengan majikan sang Ayah yang sudah memiliki istri. Karena terbentur ekonomi dan ada dua adik yang harus di biayainya. Mengingat sang Ayah memiliki penyakit kanker yang mematikan. Arga berkata me...