Ngidam

300 10 0
                                    

Bab 7

Azizah kini mencari-cari lowongan pekerjaan di media sosial. Dia harus mencari uang sendiri untuk menjaga-jaga suatu saat nanti jika Ia di buang oleh Arga. Lagi pula Ia berencana untuk pergi dari kehidupan Arga sebelum Ia melahirkan sang Anak. Karena Ia tak ingin berpisah dengan darah dagingnya sendiri. Dan untuk itu dia harus mempersiapkan segalanya. Dia harus punya rumah sendiri meski sepetak. Dan harus memiliki pekerjaan tetap ataupun usaha yang menjanjikan.

Di lihatnya kini ada lowongan pekerjaan di salah satu restoran yang jaraknya tak jauh dari daerah yang Ia tempati saat ini. Ada salah satu restoran yang membutuhkan pekerja wanita berumur minimal 18 tahun. Sangat cocok sekali untuk dirinya.

Tak menunggu lama mumpung masih pagi. Azizah kini beranjak menuju restoran tersebut dengan menaiki gojek. Untungnya sudah dua hari Arga tidak pulang ke rumah. Entah kemana pria tersebut. Bahkan tidak mengabari dirinya sama sekali.

Tak peduli Arga mengizinkan atau tidak. Azizah nekad untuk melamar pekerjaan demi untuk kehidupannya suatu saat nanti.

Dengan memakai baju berwarna hitam dan putih. Akhirnya Azizah kini di panggil untuk melakukan interview.

"Pernah bekerja sebelumnya?" tanya seorang pria berdasi itu.

Azizah menggeleng. "Saya baru saja lulus kuliah Pak."

"Baiklah. Saya terima kamu bekerja disini. Dengan masa percobaan tiga bulan. Jika dalam tiga bulan kinerjamu tidak baik. Maka akan saya keluarkan."

Azizah seketika senang. Tak menyangka bisa di terima bekerja dengan secepat ini. Mungkin inilah jalan takdir dari Allah untuknya.

"Terimakasih banyak Pak. Jadi kapan saya mulai bekerja?"

"Hari ini bisa langsung mulai bekerja."

"Baik Pak."

"Nanti ganti bajumu dengan seragam yang sudah di sediakan."

"Baik Pak. Terimakasih banyak Pak sekali lagi."

"Hmmm."

Raut wajah Azizah begitu berseri. Dengan semangat Ia melakukan pekerjaan di hari pertamanya. Meski tak di pungkiri tubuhnya lemas. Tapi dengan semangat yang penuh. Ia menguatkan dirinya untuk bisa melakukan pekerjaan ini.

***

Malam kembali tiba. Jam kini menunjukan pukul 08.00. Azizah melipat sejadah dan mukena setelah melakukan shalat Isya. Sejak kejadian kemarin. Ia belum kembali melihat Arga ada di rumah ini. Kemana kah pria itu pergi?

Tak di pungkiri pertanyaan itu selalu tersirat di benaknya. Bagaimanapun Arga adalah suaminya.

Azizah kini beranjak ke dapur. Hendak menemui Bi Yati. Sangat sepi rasanya tinggal di rumah super besar ini jika hanya sendirian terus menerus di dalam kamar.

"Bi!" ucap Azizah seraya memeluk Bi Yati dari belakang. Ia menganggap sudah seperti Ibunya sendiri.

"Aduh Zizah kamu ngagetin Bibi aja." ujar Bi Yati seraya tersenyum lalu menggenggam tangan Azizah.

"Maaf Bi."

"Ada apa Zizah?"

"Apa Bibi liat Mas Arga?"

"Ngga Zah. Bibi udah gak liat lagi Tuan Arga setelah kemarin makan malam."

"Kira-kira kemana ya bi?"

"Gak tahu Zah. Mungkin sama Non Elsa kali."

Deg

Entah kenapa ada rasa sakit di hati Azizah saat mendengar kalimat itu. Kini langsung terbayang di otaknya wajah Arga dan juga Elsa yang kini tengah berbahagia. Bisa terlihat dari raut wajah Arga. Bahwa suaminya itu sangat mencintai Elsa. Wanita yang menjadi istri pertamanya.

Terpaksa Menikah Dengan Majikanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang