S E B A S T I A N
Andin terlambat. Andina Kemala Williams jelas-jelas terlambat.
Sebastian tidak bisa menahan diri untuk tidak sesekali melirik arloji Rolex-nya dan menoleh ke arah pintu masuk. Sepuluh menit lagi dan semua orang yang saat ini tengah menikmati cocktail dan makanan ringan di lobi akan beralih ke ruang makan. Namun di sinilah pria itu, berdiri di balkon kamarnya, menatap kerumunan di bawahnya, dan berusaha keras untuk menemukan sekretaris kecilnya itu.
"Di mana dia?" Sebastian menggeram pada dirinya sendiri. Pria itu sudah amat menanti-nantikan kedatangan Andin bahkan beberapa jam sebelum pesta dimulai dan saat ini ia bukan main dilanda frustrasi karena kekesalan akan keterlambatan Andin perlahan berubah menjadi kekhawatiran yang membuatnya tidak tenang.
Apakah mungkin Andin mengalami kecelakaan dalam perjalanan kemari?
"Sayang, apa yang kau lakukan di sini?" Sebuah suara seksi bertanya kemudian diikuti oleh kedua tangan dengan kuku-kuku panjang bercat merah melingkari pinggang pria itu secara posesif. London Star meletakkan kepalanya di bahu kiri Sebastian, bibir merahnya menyentuh sisi tenggorokan laki-laki itu. "Semua temanmu ada di bawah. Bagaimana kalau kita turun dan menyapa mereka?"
"Sepuluh menit lagi," jawab Sebastian singkat, bergerak sedikit menjauh dari London.
"Aku bisa membuat sepuluh menit itu memuaskan," bisik London, jelas-jelas tidak menyadari kekhawatiran di wajah pria itu, dan bagaimana alis Sebastian berkerut cemas. Tangan London mulai bergerak di bagian depan tubuh pria itu dan payudaranya yang bulat berisi menempel semakin erat di punggung Sebastian secara menggoda, berusaha membangkitkan gairah laki-laki itu.
"Tidak sekarang, London!" Sebastian meletakkan tangannya di pergelangan tangan wanita itu lalu melepaskan diri dari pelukannya. Pria itu mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Andin. Ketika sekretarisnya itu tidak mengangkat panggilan darinya, Sebastian mencoba lagi. Setelah percobaan kelima, pria itu mengakhiri panggilan dan memasukkan ponselnya ke dalam sakunya. Ia mulai merasa seperti seorang stalker dengan lima panggilan tak terjawab yang telah ditinggalkannya di ponsel Andin. Mungkin Andin sedang mengemudi sehingga gadis itu tidak bisa menjawab teleponnya. Sebastian kan sudah berbaik hati dan mengatakan pada Andin bahwa ia tidak perlu membawa Damon temannya itu.
Laki-laki itu membalikkan badan dan menemukan London berdiri di sana tanpa busana selain bra dan celana dalam G-string-nya. Sebelum pria itu bisa mengatakan atau melakukan apa pun, London membungkam mulut laki-laki itu dengan ciumannya yang panas. Dan selama beberapa detik, Sebastian membiarkan London mengulum bibirnya, siapa tahu saja kekhawatiran akan Andin dapat terlupakan. Namun tampaknya perhatiannya tidak bisa dialihkan. Beberapa menit kemudian, Sebastian akhirnya menghentikan wanita itu. "Tidak sekarang."
Tidak peduli apa yang dilakukan London, pikiran Sebastian masih khawatir tentang Andin dan keberadaan gadis itu. Dimanakah gerangan sekretarisnya yang mungil namun bermulut pedas itu?
* * * * * * *
A N D I N
Andin tiba tepat lima menit sebelum para tamu digiring menuju ruang makan oleh EO yang bertugas. Meskipun Sebastian telah menyuruhnya untuk bersenang-senang, gadis itu tahu bahwa ia harus memastikan bahwa acara berlangsung tanpa hambatan maka dari itu ia pergi menemui Jackie, penyelenggara acara. Jackie adalah teman Andin sejak kuliah yang baru-baru ini membuka bisnis Event Organizer. Karena Andin ingin membantu temannya, gadis itu memberikan pekerjaan ini kepada Jackie daripada EO yang biasanya telah mengatur acara-acara seperti ini untuk Sebastian dan Summers Entertainment.

KAMU SEDANG MEMBACA
dear mister summers
RomansaSemuanya berawal dari sebuah gaun merah dan secarik surat pengunduran diri ... ******* Selama lima tahun Andin menjadi sekretaris Tuan Sebastian Summers, dan ha...