Perpisahan

464 52 0
                                    

Setelah melakukan pertemuan antar kerajaan, Jane sedih mendapati dirinya ditekan oleh raja dan ratu kerajaan lain karena salah satu rakyatnya adalah manusia. Karena prajurit kerajaan lain penjaga hutan sekaligus perbatasan mengadu, semua peri menjadi gempar. Hari ini Jane memutuskan menemui Rain untuk merencanakan sesuatu.

Tok tok

Jane tergesa-gesa mengetuk pintu berharap dibuka oleh sang pemilik rumah, beruntung sang pemilik merespon dengan cepat lalu membuka pintunya.

"Yang mulia?" Bingung Rose

"Boleh aku masuk? Aku takut jika ada yang melihatku" Ijin Jane

"Tentu saja, masuklah" Jawab Rose

Karena kedatangan Jane yang tiba-tiba, Rose beserta yang lainnya manjadi penasaran. Rose dan yang lainnya lalu berkumpul bersama di ruang tamu.

"Ada apa yang mulia?" Tanya Avram mengawali percakapan

"Ini tentang ayah Rain, paman Leo"

"Iya kenapa yang mulia?" Saut Leo

"Kerajaan lain sudah tahu jika salah satu rakyatku adalah manusia, untuk itu mereka mendesakku supaya mengusirmu" Ucap Jane menjelaskan

"Lalu apa yang harus kulakukan? Sementara keluargaku hidup di dunia peri ini. Aku tidak bisa jika harus meninggalkan mereka" Protes Leo

"Bagaimana jika paman ku sembunyikan?  Aku akan berbohong jika paman Leo sudah kembali ke dunia manusia" Saran Jane

"Sampai kapan aku harus bersembunyi? Aku ingin kebebasan, bisa bersama keluargamu selamanya" Tanya Leo dan berucap

"Tidak masalah yang mulia, jika memang suamiku harus meninggalkan dunia peri ini, maka aku akan ikut dengannya. Maukah kau ikut bersama kita Rain?" Ucap Viona lalu bertanya

"Aku setuju, lagi pula aku sudah muak dengan penolakan, cacian serta makian selama hidup disini" Jawab Rain

Avram dan Rose seketika sedih mendengarnya. Baru saja keluarganya lengkap, tapi sekarang harus kembali berpisah. Rose tidak bisa membayangkan betapa sepinya Robin jika harus berpisah dengan Rain, karena sejak kecil mereka selalu bersama. Jane yang mendengar Rain menyetujui ajakan Viona untuk pergi dari dunia peri sontak membuatnya kaget dan tak rela.

"Tapi kerajaan Canavero membutuhkanmu Rain, semua menteri setuju jika kau yang menjadi panglima tertinggi kerajaan" Ucap Jane

"Aku tidak menginginkannya, beri saja gelar itu pada yang lainnya. Aku sudah memikirkannya dengan matang-matang" Tolak Rain

"Baiklah jika itu keputusanmu Rain. Tidak bisa dipungkiri jika ayahmu punya peran penting dalam kerajaan ini, karena ayahmu kudeta telah berakhir" Ucap Jane

"Tidak masalah yang mulia, aku melakukannya dengan tulus" Saut Leo

"Padahal Leo berencana ingin membuat dunia peri ini menjadi lebih moderen seperti dunia manusia, dan mereka ingin mengusir Leo? Mereka akan menyesal" Ucap Avram

"Mungkin sudah semestinya aku tidak disini, ini kesalahanku sudah lancang dan berani memijakkan kaki di dunia peri. Tapi karena itu aku bisa bertemu dengan Viona dan memiliki anak" Tambah Leo

"Ada apa ini?" Bingung Robin

Robin yang baru saja datang kebingungan dengan berkumpulnya semua keluarga serta Jane di rumahnya.

"Secepatnya aku, Viona dan Rain akan pergi dari dunia peri ini" Ucap Leo

"Kenapa? Apa yang terjadi?" Tanya Robin semakin kebingungan

"Sejujurnya aku tidak merelakannya, aku sangat sedih karena Rain ingin pergi juga"

Sebelum Jane pergi, Jane memeluk Rain erat sebagai tanda perpisahan. Robin yang melihat Rain dipeluk Jane begitu intens memalingkan wajahnya tak suka. Setelah Jane pergi, Robin segera menarik Rain ke kamarnya serta ingin bertanya apa yang terjadi.

"Aku tidak suka kau berpelukan dengannya Rain, kenapa kau hanya diam saja?" Tanya Robin kecewa

"Aku tidak bisa menolaknya, lagi pula aku menganggapnya hanya pelukan biasa" Jawab Rain

"Kau darimana saja? Apa kau habis kencan?" Tanya Rain asal

Robin pov

Pertanyaan asal Rain membuatku terdiam dan gugup seketika. Tanpa sepengetahuan Rain, aku dan Zoan sering bertemu. Entah kenapa akhir-akhir ini Zoan membuatku nyaman meski hanya dengan obrolan renyah. Barusan aku menemuinya ditempat yang hanya kita tahu, dan betapa kagetnya dia mengutarakan perasaannya jika dia mencintaiku. Detak jantungku meningkat seketika debarannya tak terkendali, bahkan tubuhku hampir limbung. Zoan memintaku menjadi kekasihnya membuatku semakin terkejut. Dan bodohnya mulutku mengatakan iya. Zoan yang selama ini adalah sosok naga tiba-tiba berubah menjadi peri tampan seketika.

"Hei Robin jawablah pertanyaanku, sekarang kau malah melamun" Panggil Rain menyadarkanku

"Aku barusan menemui Zoan" Jujurku

"Benarkah? Apa selama ini kau menghilang sering menemuinya?" Tanya Rain

"Mm iya, ma'af sudah menyembunyikan ini padamu. Aku malu jika mengatakannya padamu"

"Diam-diam kau menghanyutkanku Robin"

Aku lalu mengatakan semuanya pada Rain dari awal kedekatanku dengan Zoan hingga sekarang akhirnya menjadi kekasihnya. Rain terkejut Zoan terbebas dari kutukannya karena diriku, jujur aku pun bingung kenapa bisa seperti itu. Kini giliran Rain yang bercerita apa yang terjadi barusan. Aku lebih terkejut saat Rain bilang akan meninggalkan dunia peri ini. Tak terasa air mataku luruh, aku tidak bisa jika tanpa Rain. Hanya karena paman Leo manusia harus diusir seperti ini membuatku miris. Aku jengkel dan sedih secara bersamaan.

"Bagaimana denganku Rain? Aku tidak mau berpisah denganmu apalagi harus berbeda dunia" Tanyaku

"Sudah saatnya aku pergi Robin, lagipula sekarang kau sudah ada Zoan yang akan menemanimu. Aku percaya Zoan akan menjagamu dengan baik seperti aku menjagamu" Jawab Rain membuatku terenyuh

"Bagaimana dengan Aura? Dia sangat mencintaimu Rain, apa kau tidak bisa memberinya kesempatan lagi? " Tanyaku lagi

"Aku tidak tahu Robin"

"Aura pasti akan sedih jika tahu kau pergi" Ucapku

"Rain.." Panggil paman Leo dari luar

"Iya ayah?" Saut Rain

"Ayo kita pergi sekarang, mesin waktunya sudah siap digunakan" Ucap paman Leo

"Baiklah tunggu sebentar, aku ingin bersama Robin lebih lama untuk terakhir kalinya"

Rain lalu memelukku dengan erat. Aku pun tak kalah erat menyambut pelukannya yang hangat dan terasa nyaman. Aku pasti akan sangat merindukannya nanti. Lagi-lagi aku tidak bisa membendung air mataku. Setelah puas berpelukan, lalu Rain menghapus air mataku dengan tangannya. Perhatiannya seperti ini membuatku sulit untuk merelakannya pergi.

Dilain tempat..

Author pov

Jane menangis hingga sampai istana karena terlalu sedih harus berpisah dengan Rain. Aura yang melihat Jane seperti itu seketika tak tega lalu segera menghampirinya.

"Apa ada yang menyakitimu Jane?" Tanya Aura hati-hati

"Rain.."

"Kenapa dengan Rain?" Tanya Aura lagi

"Dia akan meninggalkan dunia peri ini" Jawab Jane

"Apa?" Kaget Aura

Jane lalu menceritakan semuanya apa yang terjadi pada Aura. Sontak Aura meninggalkan Jane dan berlari ingin menemui Rain segera. Aura takut jika dirinya terlambat menemui Rain. Aura terus berlari tanpa lelah meski terengah-engah dengan sekuat tenaganya.

"Semoga kau belum pergi Rain" Monolog Aura







Half Fairy Gxg ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang