Semuanya berawal dari kedatangan Renjun sebagai tamu dari kerajaan seberang, omega dengan wajah cantik dan manis itu begitu menarik banyak perhatian. Ditambah aromanya yang manis, gawatnya itu semua tidak luput dari perhatian sang pangeran.
WARN!🔞
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SUARA jangkrik terdengar dimalam yang begitu sunyi, gesekan dedaunan yang tertiup oleh angin menimbulkan suara yang lirih. Hewan-hewan kecil yang berterbangan dengan sinar dimalam hari mempercantik pem andangan taman dibawah sinar rembulan.
Meskipun suasana dimalam hari begitu baik, itu semua tidak bisa menghilangkan rasa kosong direlung hati seorang pria dengan setelan baju tidurnya. Sosoknya tengah berdiri diteras kamarnya yang dihalangi oleh pagar-pagar batu, wajahnya begitu tampan dan manis dibawah sinar rembulan.
"...Kakak, kau tengah memikirkan apa?" Suara berat milik adik dari sosok pria lainnya yang tengah termenung mengintruksi.
Sang empu tanya menjawab dengan nada tegas "Seorang pangeran tidak masuk tanpa izin Jisung." Desisnya.
Pria dengan surai berwarna putih itu hanya tersenyum canggung "Ah, Aku minta maaf soal itu dan tidak akan mengulanginya lagi." Sesalnya dan kakaknya itu tidak merespon apapun.
"Tapi kak, apa yang membuatmu belum pergi tidur?" Tanyanya penuh penasaran. Sang empu tanya tidak langsung menjawab, mata hanzelnya sibuk memperhatikan para kunang-kunang yang berterbangan acak "...Aku hanya merasa tidak ada yang menarik perhatianku selama ini Jie." Pria itu tiba-tiba berujar.
Jisung mengernyit tidak mengerti dengan maksud sang kakak, ia kembali bertanya dengan penuh kebingungan disana "Apa maksudmu kak? Tidak ada yang menarik perhatianmu selama ini? Lalu bagaimana dengan Pangeran Edwards, dia soulmate mu." Ucapnya dengan nada sedikit tersinggung.
Pria lain disana menoleh lalu membalikkan tubuhnya, tatapan matanya begitu tajam, tidak ada ekspresi apapun diwajah tampan itu. Ekspresi yang begitu dingin.
"...kau tidak akan mengerti. Aku tidak mencintai Jeno, aku menganggapnya sebagai sahabat bukan pasanganku. Lagipula, aku belum ditandai olehnya." Jawabnya datar lalu mengayunkan kakinya kedalam kamar meninggalkan sosok adiknya diteras.