OI

10.6K 547 39
                                        

————————————
𝑃𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑡𝑎𝑛!
𝑐𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔 𝑅18
𝐵𝑎𝑖𝑘 𝑖𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛, 𝑠𝑒𝑥, 𝐵𝐷𝑆𝑀, 𝑦𝑎𝑛𝑔
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘
𝑚𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑐𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑖. 𝐴𝑢𝑡ℎ𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘
𝑚𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑘𝑜𝑒𝑛𝑠𝑖𝑛𝑦𝑎
𝑠𝑒𝑘𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ.
————————————

SUARA jangkrik terdengar dimalam yang begitu sunyi, gesekan dedaunan yang tertiup oleh angin menimbulkan suara yang lirih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SUARA jangkrik terdengar dimalam yang begitu sunyi, gesekan dedaunan yang tertiup oleh angin menimbulkan suara yang lirih. Hewan-hewan kecil yang berterbangan dengan sinar dimalam hari mempercantik pem
andangan taman dibawah sinar rembulan.

Meskipun suasana dimalam hari begitu baik, itu semua tidak bisa menghilangkan rasa kosong direlung hati seorang pria dengan setelan baju tidurnya. Sosoknya tengah berdiri diteras kamarnya yang dihalangi oleh pagar-pagar batu, wajahnya begitu tampan dan manis dibawah sinar rembulan.

"...Kakak, kau tengah memikirkan apa?" Suara berat milik adik dari sosok pria lainnya yang tengah termenung mengintruksi.

Sang empu tanya menjawab dengan nada tegas "Seorang pangeran tidak masuk tanpa izin Jisung." Desisnya.

Pria dengan surai berwarna putih itu hanya tersenyum canggung "Ah, Aku minta maaf soal itu dan tidak akan mengulanginya lagi." Sesalnya dan kakaknya itu tidak merespon apapun.

"Tapi kak, apa yang membuatmu belum pergi tidur?" Tanyanya penuh penasaran. Sang empu tanya tidak langsung menjawab, mata hanzelnya sibuk memperhatikan para kunang-kunang yang berterbangan acak "...Aku hanya merasa tidak ada yang menarik perhatianku selama ini Jie." Pria itu tiba-tiba berujar.

Jisung mengernyit tidak mengerti dengan maksud sang kakak, ia kembali bertanya dengan penuh kebingungan disana "Apa maksudmu kak? Tidak ada yang menarik perhatianmu selama ini? Lalu bagaimana dengan Pangeran Edwards, dia soulmate mu." Ucapnya dengan nada sedikit tersinggung.

Pria lain disana menoleh lalu membalikkan tubuhnya, tatapan matanya begitu tajam, tidak ada ekspresi apapun diwajah tampan itu. Ekspresi yang begitu dingin.

"...kau tidak akan mengerti. Aku tidak mencintai Jeno, aku menganggapnya sebagai sahabat bukan pasanganku. Lagipula, aku belum ditandai olehnya." Jawabnya datar lalu mengayunkan kakinya kedalam kamar meninggalkan sosok adiknya diteras.

Obsessed┌[jaemrén]┘✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang