Semuanya berawal dari kedatangan Renjun sebagai tamu dari kerajaan seberang, omega dengan wajah cantik dan manis itu begitu menarik banyak perhatian. Ditambah aromanya yang manis, gawatnya itu semua tidak luput dari perhatian sang pangeran.
WARN!🔞
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Secara tiba-tiba, langit yang semula begitu cerah dan sangat pas untuk menikmati hari. Berubah menjadi mendung tengah hari ini, begitu dengan keadaan pangeran Renjun yang memandang lurus diaula istana.
Pakaian yang semula berwarna kini berubah menjadi hitam, tidak lupa dengan setangkai mawar putih digenggaman sang keindahan Nightingale.
Sekitar pagi menjelang siang ini, setelah Renjun diobati oleh pelayan pribadi nya-- saat tengah berjalan dilorong istana bersama pelayan. Pangeran Charlotte melihat pangeran mahkota Edwards I berlari dengan kulit yang pucat, bersama para ksatria serta ajudan nya.
Ketika rasa kebingungan menghampiri pikiran nya, sahabat nya-- pangeran Zelig datang mendekat kepada Renjun dengan penuh air mata berkata kepada pangeran Charlotte dengan lirih dan bergetar.
.....
...
Pangeran Charlotte memandang sahabatnya dengan penuh kekhawatiran "Ada apa dengan anda?"
Pangeran Zelig terus menangis, memandang penuh kesedihan "Renjun-- pangeran Edwards II... Dia..." Pangeran Zelig kesulitan berbicara karena terus menangis dan menerima serangan panik.
Renjun dengan sabar mengulurkan tangannya yang terdapat kain medis, memeluk penuh kelembutan kepada pangeran Zelig yang terus bergetar lalu bergerak memberikan usapan.
"Tenangkan dirimu, Hyuck." Renjun berbisik penuh perhatian, merasa iba dengan kondisi sang sahabat begitu kacau.
Dengan berjalannya waktu, perlahan getaran yang terdapat ditubuh pangeran Donghyuck mereda. Merasakan ini, pangeran Charlotte melepaskan pelukan dengan kedua tangannya yang berada dibahu pangeran Zelig.
"Cukup merasa tenang?"
Sang lawan bicara menggerakkan kepalanya, sebagai anggukan bahwa dirinya cukup tenang sekarang.
Melihat ini, pangeran Charlotte menghela nafas syukur. Kembali memandang kepada sahabatnya "bicaralah secara perlahan, kendalikan tubuh anda."