Semuanya berawal dari kedatangan Renjun sebagai tamu dari kerajaan seberang, omega dengan wajah cantik dan manis itu begitu menarik banyak perhatian. Ditambah aromanya yang manis, gawatnya itu semua tidak luput dari perhatian sang pangeran.
WARN!🔞
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam yang begitu penuh kesunyian, dan membawa kedamaian. Seharusnya seperti itu kalimat yang pantas disandingkan, akan tetapi sang dewi tidak memberikan berkah kedamaian untuk ini.
Aroma yang begitu menusuk indra penciuman, ringisan dan suara seperti air mengalir. Tidak lupa dengan suara lirih berasal dari beberapa benda yang sedang membelah dan menusuk suatu objek.
Pangeran Kedua terlihat memandang dengan penuh ketidak percayaan, dia dengan para pasukan yang mengikutinya sudah kehilangan separuhnya. Nafas yang dikeluarkan begitu terengah, pandangan yang diberikan begitu tajam. Sesekali ringisan sakit keluar dengan pelan antara dua belah bibir tipis yang mulai kehilangan ronanya.
Pasukan pangeran Jisung, ketika langkah para prajurit melangkah mulai memasuki pertengahan hutan- tanpa disangka serangan yang tidak terduga dari pihak sang pangeran pertama mulai bergerak.
Jisung mengumpat, betapa sial dan licik. Sudah berniat menghabisi pihak musuhnya sebelum tiba dimedan peperangan.
Tangan itu mengeratkan genggaman digagang pedang, dalam ukuran besara- emosi itu berhasil membuat sang pangeran kedua merasakan kemarahan yang begitu dalam. Mengingat bahwa sang kakak lah pelaku utama atas bencana yang terjadi.
Sosok agung yang terdapat beberapa noda pekat dijubah dan wajah tampan itu, terlihat mengamuk tanpa ada yang bisa menghentikan nya. Tangan itu mengayun dengan gerakan kacau, namun berhasil membuat cukup banyak jiwa tercabut. Mengetahui hal ini, tentu pihak musuh menghampiri sosok pemimpin pasukan yang mengamuk dengan aura yang begitu berbanding.
Pasukan kerajaan Atkinson yang ada memandang penuh keterkejutan kepada sosok pemimpin nya, yang berhasil melakukan pembantaian seorang kepada pasukan musuh yang mengincar sang pangeran.
Gila.
Sungguh, keturunan Atkinson begitu gila dalam hal menyiksa ataupun menjadi malaikat kematian untuk orang lain.
Tiada yang mengetahui bahwa sosok agung yang tengah mengayunkan pedang dengan gerakan kasar disana, tengah menjerit didalam batin. Mengingat bagaimana seorang yang dipandang sejak usia belia, memandang penuh puja, ungkapan penuh kalimat pujian kepada nya tidak pernah lepas. Setiap bersama dengannya, Pangeran Kedua selalu penuh semangat dan berusaha menjadi seperti sosoknya.