Pov Raya:
Gua ngendarain mobil udah kaya orang kesetanan. Kalau gua lupa Kana sahabat gua, mungkin gua udah menggal kepalanya detik itu juga. Gua ga mau kelamaan disana dan debat dengan Kana terlalu lama, karna gua gak mau kehilangan kendali dan berakhir beneran menggal kepalanya.
Semua pasti tau tempat mana yang sekarang akan gua singgahi, bukan hanya sekarang. Mungkin seterus nya?
Gua memarkirkan mobil dirumah bertingkat satu yang elegan dan sederhana. Rumah kedua gua yang Kana sekalipun gak tau.
Gua jalan menuju Basment,,
Tempat Yaya.
Apa gua terlalu jahat sama Yaya karna menaruh nya di Basment? Sedikit kasihan sebenarnya. Tapi ya mau gimana? Seterah gua lah.
Lo semua pasti tau apa yang akan terjadi (lagi) disana. Malam ini akan menjadi malam kedua yang panjang bagi kami.
Gua nyambuk Yaya, mukulin dia, memainkan semua bagian tubuh nya tanpa terkecuali seperti orang kesetanan. Tapi Entah mengapa saat gua melakukan itu, yang melayang dikepala gua justru wajah Kana yang sedang menangis.
Gua menghirauKan desah kesakitan Yaya dan sumpah serapah nya.
"Nghh Fuckk Ray!! "
Plakkk
Hiksss..
Sampai saat gua sedang mengotak atik remot veberator yang sedang gua tancapkan dilubang Yaya, tiba tiba pikiran gua semakin tertuju pada Kana.
Apa gua jahat sama Kana?
Dari awal kita memang selalu bertiga kan?,jelas gua lebih dulu kenal sama Kana dibanding Yaya. Jangan hanya karna Yaya, persahabatan gua sama Kana jadi hancur, fikir gua. Gua udah terlalu egois sekarang, gua bisa menyakiti kedua orang yang gua sayang kalau begini. Dan gua gak mau kehilangan keduanya suatu hari nanti.
Belum mencabut Vebrator yang tertancap dilubang Yaya, gua langsung pergi kelantai atas dan mencari kunci mobil untuk menuju kerumah Kana. Tidak mempedulikan keadaan Yaya yang tersiksa dibawah sana. Bukanya tidak peduli, gua lupa sama dia.
***
02.00
lagi dan lagi gua mengendarai mobil dengan laju dijalanan yang sepi malam ini, sehabis diguyur hujan sore tadi.
Sorry Na, gua udah terlalu kasar sama lo
Gua udah bohongin lo,
Yaya, gua minta maaf!
Gua gak kuat nahan semuanya.Gua gak mau lo direbut siapapun!
Gua sayang lo berdua,, tapi kali ini gua terlalu egois.
Pikiran gua kacau. Gairah sex bersama Yaya yang gua dambakan, kacau.
Nyatanya? Pikiran gua malah diobrak abrik oleh semua hal. Gua gak menyesal mengurung Yaya disana, tapi entah mengapa gua juga gak bisa membuat Kana jauh dari Yaya. Kalau untuk sahabat, gua gak akan egois.
Kenapa hidup gua jadi seribet ini sih ajg?
***
Tanpa mengetuk pintu, gua langsung membuka pintu kamar Kana.
Seperti yang gua duga, sang empu sedang menangis, memeluk tubuh nya disudut kamar."Na.. "
Lirih gua.Gua melangkah menuju Kana dipojok sana
Kana enggan menunjukan wajah nya. Dia menghiraukan gua seolah olah gua tidak ada.
Buat kali ini, gak ada gengsi gengsian!
Ga make bacot, gua langsung bawa Kana kedekapan gua. Meluk dia seerat yang gua mau."Kana, lihat gua"
Pelan pelan Kana mendongak, menatap keArah gua dan tidak lagi mendekap tubuh nya.
Pelan pelan, Kana membalas pelukan gua.
"udah yu Na, pindah ke Kasur dulu. Jangan dilanti, nanti lo masuk angin" gua langsung nuntun tubuh Kana dan bawa dia ke kasur.
Mata nya sembab, keadaan nya sangat berantakan.
Akhirnya gua langsung to the point ceritain semuanya, dari A sampai Z. Dari rencana gua, sampai penyekapan yang gua lakuin terhadap Yaya.
"gua udah jujur. Maafin gua Na"
Kana masih terdiam, ga nyangka mendengar cerita gua.
"lo bisa ko, ikut gua ke Yaya.
Maafin gua karna udah egois. Sekarang lo bebas mau ngapain aja sama Yaya.
Tapi.. hanya kita bertiga yang tau, okay? "
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
my girl
Short Story"cantikk" "lucuuu" Kata kata yang tidak pernah absen terlontar dari bibir seorang wanita, yg sedang menatap si teman sebangku. "Andai dia tau.. Betapa gw kagum sama semua hal tentang dia" Kata kata yang selalu terputar dikepala nya saat menatap gad...