16. bunuh aku

288 8 0
                                    

.

.

.

"udah ya bangsat, puas lo"

Kata Ray sambil ngebanting kunci mobil nya keMeja. Ngelirik sinis Kana yang lagi duduk diSofa rumah baru Raya.

"heheheee makasihh ayaangg"
Kata Kana lalu kembali melahap ciki.

"hari ini lo udah keBasment? "

"gua nunggu lo Pulang, Ray"

Raya mengacuhKan Kana lalu menuju dapur, Ia meneguk segelas Air disana. Kemudian Raya bergegas menuju Basment kembali.









"Hay, Yayaaa"

ucap Raya ceria seperti dulu. Tapi kini beda, Nakasoya langsung mengalihkan wajah nya dari manusia setengah setan itu.

"lihat aku dulu, Ya. Aku ada kabar baik buat kamu"

Dengan malas dan lemas, Yaya menatap Raya yang exited dengan tatapan datar dan sayu nya.

"aku udah bikin surat hilang nya kamuu, dan tadi aku ngasi surat undur diri dari sekolahh, ke Elina. Hahaaa"

Sebenarnya Nakasoya sedikit shock. Tapi kini ia sudah pasrah akan keadaan, dan mencoba untuk tidak heran dengan ide gila kedua Manusia penghuni rumah ini mulai sekarang.

Saking tidak tahu harus apa, Yaya hanya diam. Tidak ada lagi diri nya yang ceria seperti dulu mulai sekarang. Bahkan Yaya tidak tau harus berEkspresi seperti apa saat mendengar hal itu.

"Ray, menurut kamu, aku ini siapa kamu? " kata Yaya tiba tiba, masih dengan wajah yang datar dan suara yang lemas. Bersandar pada dinding dingin Basment.

"sahabat gua, keluarga, saudara, pacar..,

Bondage? Mainan? "

Kata Raya santay,

Yaya hanya mengangguk.

Dengan lemas Nakasoya meraih pipi mulus Raya, lalu ia mengusapKan ibu jari nya disana. Mengabaikan tiap tetes air mata yang lagi lagi menetes dari kedua mata nya.

Raya sedikit mematung.

"Ray, aku tau kamu selalu kesepian.

Kamu ga punya seseorang yang kamu sebut rumah sebelum nya,
Eum.. sebelum kamu bertemu aku. Iya kan? "

Raya diam tanpa menjawab. Entah mengapa jantung nya berdegup sangat kencang, tapi disisi lain diri nya tidak memberikan reaksi dan Ekspresi apapun.

"dan.. Kalau memang mungkin cara kamu bahagia adalah dengan ngelihat aku terSiksa, ada pertanyaan yang mau aku kasi buat kamu"

Yaya melepaskan tangkupan tangan nya dari wajah Raya, menatap balik sorot mata yang sedang mentap nya juga, Jarak mereka sangat dekat.

"kamu, suka aku? "

"Ya" jawab Raya tanpa ragu.

Yaya terdiam.

"kamu suka kan kalau lihat aku menderita begini Ray, bikin kamu bahagia aja gitu bawaan nya.. Haha" kekehan polos itu, kembali Raya dengar siang ini.

Perlahan Raya mendekati wajah Nakasoya, lalu dengan cepat melumat bibir ranum itu. Membuat sang empu kesulitan bernafas dan semakin menempel dengan tembok Basment dingin ini.

Tapi ia hanya pasrah.

"Aku sayang kamu, Ya"
Kata Raya melepasKan cumbuan dari bibir Nakasoya. Kemudian membawa kepala Yaya untuk tidur dilengan nya. Dengan halus Raya mengusap kening gadis itu.

DiBasment luas ini hanya terdapat beberapa tumpukan kardus yang entah apa isi nya, dan satu kasur pendek untuk Yaya. Disebelah kasur yang tidak tinggi itu ada tiang, guna merantai Kaki nya.

Yaya tidak lagi melawan, ia menghela nafas panjang saat menenggelamkan kepala nya di lengan Raya. Kemudian memejamkan mata dengan nyaman. Entah nyaman atau ia sudah lelah dengan semuanya?

"kesehatan fisik aku emang baik baik aja"

Kata Yaya lirih, masih memejamkan mata di lengan Raya.

"tapi mental aku, Ray."

Yaya terkekeh saat melanjutkan ucapan nya. Membuat Raya kembali mematung, dan jari jemari lentik nya berhenti mengelus surai indah Yaya.

"..apa masih bisa dibilang sehat?

Kalau kamu emang suka lihat aku tersiksa,

kenapa ga sekalian bunuh aku? "








Tbc

my girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang