.
.
.9 Maret.
4 bulan setelah kepindahan.
Rumah dengan desgn kayu modern yang sedikit terpencil dari perkotaan diJepang kini akan menjadi tempat yang akan mereka bertiga tempati.
Entah untuk sampai kapan.
Siang ini cuaca sedikit terik, tapi tetap terbilang nyaman karna rumah ini cukup jauh dari polusi.
"Takara mau makan apa? "
Gadis dengan surai pendek kini mengalihkan seluruh atensi nya pada seseorang yang sedang tersenyum keArah nya. Dengan jarak tidak cukup jauh, ia membawa nampan berisi dua cangkir teh diatas nya.
"kalau mommy nanya, kamu harus jawab."
Mendengar itu, Gadis dengan wajah lugu menghela nafas. "terserah aja mom." katanya dengan suara lirih.
Puk
Ray menepuk pundak sempit itu, pundak gadis yang sangat ia cintai melebihi apapun. Laurenta Nakasoya.
"Takara kenapa? Cerita sama daddy. " ucap nya sambil tersenyum lembut.
"hmm aku juga gatau sih dad.. Ntah kenapa, kalau kita duduk berdua disatu meja gini. Aku jadi merasa dejavu sama sesuatu. "
Takara Mashiro, gadis dengan surai hitam yang kini tidak melebihi bahu menunduk dalam.
Sebuah nampan dengan dua cangkir teh diatas nya, dan sepiring cookies mendarat dimeja. "andai kamu ingat, dulu mommy dan daddy suka ngajak kamu pergi ke Restorant pinggir jalan dikota, kita selalu makan semeja. Dulu Kamu juga sering diajak daddy makan beruda disana." Kana tertawa kecil memutus kalimat nya.
"kalau saja kita tidak mengalami kecelakaan dan berujung membuat mu Amnesia. Kamu akan mengingat semua hal indah yang pernah Mommy, Daddy, dan kamu alami bersama.. " Kana berbicara dengan sangat halus, sambil membelai lembut surai pendek itu.
"tapi tidak apa, walaupun sekarang ingatan mu hilang, setidak nya kamu akan selalu merasakan kehangatan itu disini" Kana mengelus dada Takara. "dihati kamu."
Mendengar itu, Takara langsung berhambur memeluk Kana. Seseorang yang kini ia percaya adalah Ibu.
"jangan lupa peluk Daddy, kamu ga sayang sama Daddy? " Kana mengecup pipi gembul Takara.
"Daddyyyy Aku sayangg sama Daddyy!! " kini Takara beralih memeluk Ray. Ray tidak akan pernah bisa menolak pelukan dari seseorang yang ia cintai. Perlahan, ia mengulas senyum simpul.
Bak keluarga bahagia, sekaligus pelampiasan dari kedua insan disana, Ray dan Kana. Yang tidak pernah merasakan kehangatan keluarga. Bahkan kini mereka merasakan betapa hangat nya keluarga, tanpa adanya yang terpaksa.
Memang cara hari itu sadis dan jahat, andai Nakasoya ingat. Bagaimana berjalan nya hari hari menyakitkan itu.
Nghhhh daddhh
Ray mencium bibir ranum favorit nya. Kemudian sedikit meremas gundukan Laurenta Nakasoya, Ah.. Maksud ku, Takara Mashiro.
Jangan berfikir karena mereka sudah terlihat seperti keluarga, semuanya akan hangat dan baik baik saja. Nyatanya, Semua akan tetap berjalan sama gila nya seperti dulu. Hanya saja kini berkedok keluarga.
Sekarang Kana sedikit lebih bisa menerima apa yang Ray lakukan dihadapan nya, dan Nakasoya yang kini menerima saja diperlakukan seperti itu. karna mereka menerapkan bahwa sex diantara mereka bertiga adalah normal.
Kana dan Ray juga sudah sering melakukan hal itu sejak mereka tinggal diNegara sakura ini.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
my girl
Short Story"cantikk" "lucuuu" Kata kata yang tidak pernah absen terlontar dari bibir seorang wanita, yg sedang menatap si teman sebangku. "Andai dia tau.. Betapa gw kagum sama semua hal tentang dia" Kata kata yang selalu terputar dikepala nya saat menatap gad...