18. idea

211 9 0
                                    

.
.
.

Malam larut ini, Suara jerit terdengar nyaring dari Televisi yang sedang mereka tonton. Tapi, Jeritan sakit itu justru membuat dua empu yang sedang bersandar pada sofa panjang kini tertawa terbahak bahak.

"anjing Ray gereget gueee!! Kimmy mau dijadiin kelinci percobaan bangsat arghh gue jadi sange ni." kemudian melahap popcorn yang ia rengkuh.

Ray hanya tertawa singkat sebagai jawaban atas keGaduhan Kana, bahkan sama sekali tidak memalingkan wajah nya dari Televisi.

Adegan kini memperlihatkan seorang wanita dengan tubuh polosnya yang diikat pada sebuah ruangan di atas kasur. Gadis itu menjerit kala ia akan segera dijadikan bahan uji coba oleh seorang Dokter.


***




"Ray, gua jadi kepikiran sama film yang kita tonton tadi. "

Raya mengedikan dagu nya lalu menarik selimut.

"lo bisa bayangin ga, kalo misalnya-.. " Kana menggantung kalimat nya, lalu seulas senyum (?) terukir. Senyum itu sangat tipis, bahkan hanya Kana lah yang tahu.

Ray mulai mengalihkan seluruh atensi nya pada Kana. Menunggu kalimat apa yang selanjut nya bocah itu akan lontarkan.

"heum.. Ray, gua ngebayangin betapa seru nya kalau kita bikin Yaya hilang ingatan, atau kita bikin dia jadi kekanak kanakan."

"kenapa lo mikir gitu? "

"kalau dia hilang ingatan, kita bisa cuci otak dia. Buat skenario seolah olah dia bakal sangat butuh kita kedepan nya. Dan dia ga akan tau apa yang sudah terjadi sebelum nya, jadi dia ga akan benci sama kita."

Kana menatap langit langit kamar, menghirau kan Ray yang kini 100% memberi seluruh atensi nya pada Kana.

"dan kalau Yaya keKanak kanakan.. Kayanya dengan cara dia hilang ingatan udah bakal bikin Yaya jadi kaya bocah polos bego tolol deh. Secara, emang udah dasar nya dia polos kan?"

Tidak ada jawaban, sang lawan bicara justru malah merenung.

"Ray, hubungan sesama jenis udah ga terlalu tabu lagi sekarang. Kita bisa buat skenario kalau kita orang tua Yaya kan? Ubah identitas dia dan semua nya beres." Kana menepuk bahu Raya.
"umur kita ga jauh beda, karna kamu kami adopsi waktu itu, nak. Hahaha anjing!" Kini ia tertawa terbahak bahak.

"Daddy Ray dan Mommy Kana, cocok kan? haha."

Cup

Kana mematung.

Sekujur tubuh nya membeku.

Benda kenyal baru saja mendarat dibibir ranum miliknya.

"sekarang cepat tidur, mommy."

Ucap Raya sebelum ia benar benar menutup seluruh tubuh nya dengan selimut.

Ada rasa sedikit kecewa, ketika ucapan panjang lebar nya tidak mendapat respon apapun. Walaupun kini ia merasa pipi nya sudah semerah tomat.

"goblok banget lo Na, bangsat. Mana mau Ray ngancurin hidup Yaya? Ray ga bakal nyakitin Yaya, Yaya itu hidup Ray, dunia Ray, semesta Ray. Ray ga akan sejahat itu. Apa disini gua yang terlalu jahat? " batin Kana, kedua bola mata nya menatap lampu remang dilangit langit kamar.

Tapi siapa yang akan menduga?

Sekali lagi,

Raya selalu penuh dengan kejutan.



















Tbc.

my girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang