13. Hari kunjungan 2

259 9 1
                                    

.

.

.

Pagi menyinari Kamar bernuansa putih milik Kana.
Gadis itu sedang merias wajah nya,
Memakai consaler sebanyak mungkin guna menutupi mata panda nya yang hitam dan membengkak.

"Raya bangsat! Gua malah disuruh kesana besok, kalo gua kesana sama aja gua nyari penyakit. Najis banget gua ngeliat mereka nganu"

Fikir nya kemarin Malam, tapi Kana merubah fikiran lagi saat tiba tiba saja ia penasaran apa saja yang akan dilakukan Raya kepada Yaya. Entah mengapa pagi ini Kana menjadi bersemangat sekali sekarang.

Semangat dan tidak sabar melihat wajah tersiksa Nakasoya maksudnya.

Kana tersenyum cerah didepan cermin, Detik kemudian ia tertawa receh meniru jerit tawa Raya biasanya.














****

"ala ala kucing, pasti lo suka. "

"lo ngubah penampilan dia nya bole juga Ray Hhhh.. "

Yaya membuka mata saat mendengar gumaman dan kekehan seseorang diakhir gumaman. Tenaga nya yang belum terkumpul segera bangun dari posisi meringkuk nya dilantai, ia mendongak menatap sipemilik suara, kemudian ia merangkak memeluk kaki gadis di sebelah Raya.


"N-nana.. Tolong aku" ucap Yaya penuh harapan, Menduga kalau Kana adalah seseorang yang dikirimkan tuhan sebagai perantara kebebasanNya. berkat Doa nya.

Sejuta harapan. Mata nya berkaca kaca.

Hening..

Gadis bernama Nana bersimpuh, menyetarakan tinggi nya dengan Yaya yang memeluk kaki nya, lalu ia membelai rambut halus Yaya.

"aku mau nolong kamu, Ya. "

Demi tuhan, Nakasoya rasanya ingin sujud syukur sekarang juga. Matanya semakin berbinar saat mendengar ucapan Kana.

"Tapi Raya ajak aku join hehehe.. "

Lanjut Kana,

Mendengar kalimat itu  Yaya kembali meringkuk, memeluk tubuh nya dan menggeleng gusar. Terlihat seperti seseorang yang sedang depresi. Mustahil Yaya tidak mengerti join dalam hal apa yang Kana maksud.

Melihat itu membuat Kana terkikik geli.

"dari awal kan kita bertiga. Apa salah nya kalau sekarang kita harus melakukan hal yang menyenangkan itu bertiga.. "

Nana kembali tertawa.

"lagian, lo berdua jahat banget sih ga ngajak gua dari awal. Ray, Ya. "
Kata Kana dengan suara yang dibuat sedikit meledek.

Raya hanya tersenyum kemudian merangkul Kana,
membuat secelah harapan yang semalam ingin Kana hapus kembali lagi. Entah lah, akhir2 ini Kana suka baper walopun cuma dirangkul anjir.. Perasaan dulu ampe mandi bareng Raya, Kana santay aja tuh.



PRANGGGG


mereka berdua terlonjak kaget. Lebih tepat nya Kana yang sangat terkejut. "Apaan sih anjing? " sahut Raya ketus, kepada Yaya yang membanting piring roti keArah kaki mereka.

"kalo gini mah gua ga usah bawain lo sarapan aja kali ya? Nakasoya. "  lo tau lah siapa yang ngomong gitu.

"Ray, Nana! Kenal sama kalian adalah musibah terbesar dalam hidup aku!"
Yaya teriak sekeras keras nya, jangan lupakan suaranya yang bergetar menahan tangis.

"kalian gila! " lanjutnya sesudah membuang nafas panjang.

Lo pikir kalau lo ngomong begitu mereka bakal ngebuka hati buat lo? Ga, Ya. Basment luas tersebut kembali hening. Kemudian jeritan tawa terdengar dari bibir Raya, lalu beberapa detik kemudian disusul oleh jerit tawa dari bibir mungil Kana.

Mereka gila.
Bahkan lebih gila dari kata gila.

Mungkin Bisa didefinisikan seperti seorang psycho? Bagi Yaya.

Mendengar tawa nyaring itu membuat Yaya menelan Saliva nya susah payah, ia sangat merinding.

Yaya sering mendengar tawa itu. tapi dulu, saat ia belum merasakan kebejad-An sosok yang ia anggap sahabat selama ini. Dimana mereka masih tertawa bebas bersama, bercanda tawa dan lain lain.

Rasanya sangat beda sekarang, karna kini hanya mereka berdua yang tertawa. Bahkan diatas penderitaan Nakasoya, lebih miris nya lagi penderitaan itu adalah ciptaan dari kedua sahabat nya sendiri. Dan penderitaan itu adalah harapan besar Raya, sahabat sebangku nya.

Tawa itu menjadi beda,
Tidak ada tawa yang membuat Yaya juga ikut tergelak mulai sekarang.

Yang ada hanya sesak, kemudian butiran bening kembali jatuh dari kedua mata bulat indah itu.








Tbc

my girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang