"ren! where are you!?"
"ren! jawab gue dong, nanti yang jawab yang lain kan serem."
"ren!"
jeno menghela napas nya kasar, tangannya yang memegang senter masih asik mengarah ke sana kemari hanya untuk mencari keberadaan renjun. bahkan jam sudah menunjukkan waktu dini hari, udara benar-benar terasa sangat dingin.
"ren, lo dimana sih?" keluh jeno.
sedangkan haechan hanya berdiam diri, tak seperti jeno yang secara nyata mencari keberadaan renjun. yang haechan lakukan saat ini sama seperti jeno, namun bedanya ia tak seberisik pemuda abyaz itu. entahlah, jeno lebih berisik dan haechan lebih diam.
tak lama jeno memekik tertahan saat menemukan wig yang renjun kenakan beberapa jam yang lalu. mengambilnya lalu memutar arah, berhadapan dengan haechan tentunya.
"menurut lo, wig ini dibuang apa jatuh?" tanya pada haechan. sebenarnya pertanyaan jeno saat ini benar-benar membuang waktu, ditambah waktu yang bergulir sangat cepat. namun dengan polosnya, haechan menjawab pertanyaan konyol pemuda abyaz itu.
"jatuh deh kayaknya jen," ujarnya pelan.
jeno mengusap dagunya perlahan, menerawang jauh bersamaan dengan jawaban haechan. mungkin jatuh, memang benar. apalagi waktu mereka berlari tak tentu arah, seperti renjun contohnya. lalu, wig tersebut bisa juga dibuang. renjun itu tipikal cowok yang tak mau ribet, ada sesuatu yang membuatnya repot sedikit saja, sudah membuatnya murka tujuh hari tujuh malam. namun berbeda halnya dengan ningning, ia akan memaklumi walaupun sifatnya sangat kaku.
"yakin chan? bisa jadi wignya dibuang sama renjun, kan dia manusia anti ribet" ucapan jeno malah membuat haechan memutar bola matanya malas, sungguh, ingin sekali haechan memukul kepala jeno hingga mengeluarkan bunyi 'DUAR.
"terus kenapa lo nanya gueeeeee?" kesalnya.
jeno tertawa canggung, benar juga. "hehe, sori, ngutarain pendapat aja. terus, kita mau cari renjun kemana?"
"mars," sahut haechan santai, sembari menyinari lorong yang telah mereka lalui tadinya. "mars? ngapain renjun ke mars, chan?"
sungguh demi apaa?? jeno kenapa terlihat seperti orang bodoh saat ini. dan membuat haechan geram setengah mati, sepertinya ia ketularan renjun mengenai kesabaran yang sangat tipis.
"ya lo kira aja lah anj-fuck?! itu apaan!?" ucapan haechan terpotong saat ia tak sengaja melihat bayangan seseorang diujung lorong. tubuhnya tinggi semampai, berdiri tegap seakan memantau mereka dari jauh. "apa? kenapa? lo liat apa?"
jeno terikut panik.
"gue lihat orang diujung sana jen, diem liatin kita terus" penjelasan haechan membuat jeno menjernihkan matanya, menatap ujung lorong dengan seksama sembari menyinari tempat tersebut, walaupun tak membantu hingga ujung. namun nyatanya, jeno tak melihat apapun.
"nggak ada chan, halu ya lo?"
"gue nggak halu jen, gue liat beneran, badannya tinggi dan liatin kita terus. gue nggak bohong, 'sumpah!" jeno mengangguk saja, mana tahu haechan memang melihatnya disaat sesosok itu pergi sebelum tertangkap netra nya.
"kita cari sosok tadi."
haechan membelalak terkejut, menatap temannya dengan raut tak bisa dijelaskan. padahal jantungnya tengah bertalu-talu saat ini, namun dengan beraninya, jeno ingin menghampiri sesosok tersebut.
"gila lo! enggak, gue nggak mau, nanti kalo kita nggak bisa balik lagi gimana? lo mau tanggung jawab?" jeno menutup telinga nya, terasa pengang saat haechan terus saja mengoceh.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH NENEK✓ (hiatus)
Fiksi Penggemarkegiatan vlog yang merenggut nyawa. -41022