dua puluh delapan

50 6 0
                                    

seharian penuh renjun habiskan di tempat gym, melampiaskan amarahnya disana. bahkan tak segan-segan beradu di ring bersama temannya. tubuh mungilnya tak menghalangi jalannya, yang renjun inginkan, kepuasan yang bisa meredam amarahnya.

dan seharian pula jeno bersama sang pacar, entah mengapa ketiganya kini terlihat berjarak. tak ada interaksi bagai saudara, hanya berkabar kamu dimana, lalu selesai tanpa diduga.

dua hari berjalan dengan semestinya, perihal kabar mereka sudah tersebar luas tanpa harus disangkal. the purple king bubar tanpa diduga, membuat beberapa fans mengeluh marah. menurut mereka, dirundingkan lebih dahulu tak akan membuat keempat nya bubar. apalagi tentang jaemin yang tak kunjung berkabar, membuat beberapa fans merasa gusar.

renjun sempat live di akun instagramnya, itupun atas permintaan sang tercinta. seperti dugaannya, banyak followers mencerca mengapa mereka bubar begitu saja. banyak yang memberi komentar pedas, namun renjun tak perduli. ia hanya asik bermain game sesekali membaca pesan walaupun teramat sakit dihatinya.

“ren, akhir-akhir ini lo sering keluar apart, bolos kuliah sekali, kemana?” suara lembut itu terdengar di telinga nya, lalu menoleh mendapati ningning yang berjalan ke arah sofa. “nggak ada, jalan-jalan aja, me time.”

ningning tampak tertawa kecil ditempat nya, lalu sesekali tangan mungil nya mengambil snack yang ia pangku.

“sipaling me time.”

renjun sempat terkekeh sejenak, lalu terdiam ditempat sembari menatap televisi yang menayangkan kartun anak-anak. punggung nya ia sandarkan ke sofa, menghela napasnya pelan, tak ingin membuat sang tercinta merasa tak nyaman. walaupun atensinya kini pada televisi, namun pikiran nya dipenuhi oleh berbagai macam masalah yang muncul belakangan ini.

ia sempat memberi klarifikasi, bahwa mereka akan vakum, tak tahu sampai kapan. walaupun kabar bubar mereka tersebar luas, renjun tak akan mengiyakan, sebab tak ada kata bubar, melainkan haechan yang memilih untuk keluar.

banyak yang memberi nya pesan, menanyakan perihal mereka. namun banyak juga yang menanyakan kemana perginya seorang jaemin narendra, tanpa jejak membuat beberapa nya merasa kehilangan.

kalau dipikir-pikir, selama artikel yang ia baca, tak ada satupun yang mengatakan bahwa haechan memilih keluar karena bosan. jadi—ningning tahu darimana?

“ning,” panggilnya.

ningning sempat menoleh sekilas, lalu kembali memperhatikan televisi didepan.

“kenapa?”

“lo tau darimana haechan keluar karena bosen?” to the point, renjun tak ingin berbasa-basi hingga membuat nya sakit hati.

ningning terdiam, tangannya yang hendak mengambil snack terhenti, sempat membuat renjun was-was. “oh kabar itu, gue dikasih tau sama haechan sendiri,”

renjun mengerutkan keningnya dalam, belum begitu memahami perkataan ningning.

“maksudnya?”

“karena gue yang tau kabar itu duluan daripada lo, gue nanya apa alasan dia milih keluar, padahal nggak ada konflik apa-apa diantara kalian. jadi ya gitu, dia ngasih tau gue kenapa dia milih keluar.” jelasnya membuat renjun terdiam, mengulum bibirnya menatap televisi dalam diam.

“ren, kenapa?”

“hm? nggak ada.”

penjelasan perempuan itu terdengar masuk akal, apalagi ning yang mengetahui lebih awal. namun, mengapa hati renjun masih merasa gusar?

perasaan nya berantakan, seakan mendapati hal yang tak pernah ia duga sebelumnya. dada nya sakit, teramat sakit seperti tercabik-cabik.

kenapa, kenapa ia merasa sakit mendengar penjelasan perempuan tersebut?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RUMAH NENEK✓ (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang