12화

27 6 0
                                    

"Bagaimana rencanamu? Berhasil?"

Si Ri bertanya pada putra sulungnya yang sedang menikmati teh hangat. Mereka tengah bertemu di taman istana Permasuri. Tujuan Gong Jun menemui ibunya adalah untuk melaporkan kejadian semalam. Ia merasa puas ketika ayahnya sudah memutuskan akan menikahi Ji Ah sehingga Gong Wook tak bisa memilih Ji Ah sebagai istrinya dan kekuasaan itu jatuh di tangan Gong Jun. Bayangan rencana mulus itu membuat Gong Jun tenang.

"Sejauh ini, Ayah setuju," ucapnya.

Si Ri mendelik mendengarnya. "Aku tidak tahu ada berapa banyak adik tirimu di istana selir. Bodohnya, orang itu menambah lagi istri dan kali ini menjadikannya Permaisuri Kedua?" protesnya. Walaupun begitu, Si Ri menerima tawaran rencana Gong Jun.

Gong Jun tertawa. "Ayah suka wanita cerdas, contohnya Ibu. Tidak salah jika ia jatuh cinta pada Ji Ah."

"Aku akan menemuinya nanti."

"Oh, itu ide bagus."

"Lalu, jika anak itu sudah menikah dengan ayahmu, bagaimana nasib Wook?"

Gong Jun merasa sedikit tidak terima mendengar ibunya yang menanyakan anak itu. "Aku akan mengirimnya ke peperangan. Tugasnya menjadi prajurit sejati di Cheonguk. Ia akan menikah atau tidak, itu urusannya. Selama ini, ia tidak pernah sedekat itu dengan perempuan lain, selain Ji Ah."

Si Ri sebenarnya tidak sejahat itu pada Wook. Hanya saja, keadaan yang membuatnya harus jahat. "Lalu, setelah itu apa lagi?"

Gong Jun memperhatikan sekitarnya, memastikan situasi dan kondisi yang aman. Tak terlihat satu batang hidung pun di taman ini, artinya Gong Jun bisa mengatakan rencana selanjutnya pada ibunya. "Aku akan meracuni Ayah lalu mengadu domba Ji Ah yang tak mau menikah dengan Ayah. Lalu, aku akan naik jadi Raja dan Ibu akan menjadi Ibunda Permaisuri. Yoo Na akan menjadi Permaisuri bersamaku," jelasnya.

Si Ri terkejut mendengarnya. "Rencanamu sedikit gila, tapi apakah ini akan terlaksana?"

"Ibu ragu?"

Si Ri terdiam.

"Kalau begitu, percayakan saja padaku."

***

"Ji Ah!"

Hwang Joo yang masih menata rambut Ji Ah terkejut dengan kedatangan Gong Wook. Yoo Na yang sedang membantu Ye Rim merapikan tempat tidur juga ikut terkejut. Pasalnya, Gong Wook datang sepagi ini ke kamar Ji Ah. Walaupun orang itu tidak masuk ke dalam kamar, suara berat khasnya terdengar karena pria itu berteriak dari luar.

Ji Ah kembali memeriksa penampilannya di cermin. "Apa aku sudah terlihat cantik?" tanya Ji Ah pada Hwang Joo di belakangnya.

Hwang Joo mengangguk dengan wajah datarnya. "Iya. Nona sangat cantik."

Ji Ah bangkit dari duduknya dan menghampiri Yoo Na. "Unnie, aku pergi dulu, ya!" pamitnya.

Yoo Na masih tercengang dengan penampilan Ji Ah sekarang. "Kau pergi kencan?"

Ji Ah tak bisa menjawab apapun, tapi ia tetap melambaikan tangannya ke arah Yoo Na sambil berlalu keluar kamar.

Gong Wook sedang berdiri sambil bersedekap dada di depan kamarnya. Ji Ah bergegas menutup kembali pintu seusai keluar kamar. Udara sangat dingin, Ji Ah mengenakan mantel Gong Wook yang ia berikan kemarin di depan kamarnya. "Sudah siap?" tanyanya pada Ji Ah.

Ji Ah mengangguk. "Ayo pergi."

Gong Wook menarik tangan Ji Ah lembut dan melangkah pelan agar Ji Ah tidak tertinggal oleh langkahnya yang lebar. Mereka berjalan ke arah belakang istana, sepertinya Hee Seol sudah menunggu kedatangan Ji Ah dan Gong Wook. Pria itu membawa kuda ke sana.

THRONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang