14화 (18+)

46 8 0
                                    

Hari dimana Yoo Na tidak pulang ke istana.

Yoo Na dan Gong Jun puas melihat-lihat padang rumput dan bunga-bunga, akhirnya memilih untuk beristirahat di sebuah villa. Sebuah rumah tak berpenghuni, tapi tetap layak untuk ditinggali. Tempatnya bersih seperti sering dirapikan oleh seseorang. Rumah ini mungkin lebih layak untuk disebut villa karena tempat yang menenangkan di dekat padang rumput yang berhamparan.

Yoo Na memilih untuk duduk di pekarangan rumah tersebut. Ia masih menikmati udara segar yang berhembus.

Gong Jun datang dengan membawa dua air minum di tangannya. Ia menyerahkan satu pada Yoo Na dan langsung diterima oleh gadis itu.

"Kau menyukai tempat ini?" tanya Gong Jun. Ia menyusul duduk di sisi Yoo Na.

Yoo Na mengangguk. "Tempat ini menenangkan sekali. Tidak ada gangguan, tidak ada siapapun, hanya kita berdua."

Gong Jun menghela napasnya. Udara sejuk memenuhi rongga paru-parunya. "Aku sangat berharap kita bisa seperti ini selamanya."

Yoo Na beralih menatap Gong Jun di sisinya. "Aku juga," timpalnya. "Aku ingin hidup bersama suamiku, anak-anakku, di tempat yang menenangkan. Tanpa ada hambatan."

"Hambatan?" tanya Gong Jun. "Memang selama ini hidupmu penuh hambatan?"

Yoo Na mengangkat bahunya. "Tidak tahu. Sejauh ini hanya satu tapi terus berlangsung selama bertahun-tahun."

"Han Ji Ah?"

"Tepat sekali tebakanmu." Yoo Na tak sadar berkata seperti itu pada Gong Jun.

Gong Jun merasa ini adalah peluang baginya untuk menggali tentang Ji Ah. "Memangnya kenapa anak itu?"

Yoo Na menarik napas dalam-dalam. Ia menata pikirannya terlebih dahulu. "Aku berjanji pada ayahnya untuk menemani Ji Ah sampai Ji Ah menemukan seseorang yang bisa menemaninya seumur hidup. Itu memberatkanku. Sejujurnya, aku hanya berpura-pura. Tapi dari pura-pura itu, aku menjadi terbiasa," ungkapnya.

"Lalu sekarang kau ingin seperti apa?"

Yoo Na tersenyum penuh arti. "Aku hanya ingin lepas darinya dan mencari kebahagiaanku."

Gong Jun mengangguk. "Aku pasti akan membahagiakanmu, Yoo Na."

"Begini rasanya bahagia, aku tidak perlu memikirkan siapapun, kecuali diriku sendiri."

"Hidup dengan bebas adalah hal yang kau inginkan?" tanya Gong Jun. Mereka memperhatikan gerombolan burung yang terbang di langit.

Yoo Na mengangguk. "Tapi, bagaimanapun kehidupanku denganmu, aku akan tetap bersamamu."

***

Malam pun tiba.

Yoo Na sedang memasak di dapur dengan bahan makanan seadanya sedangkan Gong Jun menyiapkan meja makan yang akan mereka gunakan. Obor di dalam ruangan sudah menyala, jadi tak terlalu gelap, meskipun masih remang-remang.

Yoo Na sedikit kesulitan karena ia masih harus menggunakan kayu bakar untuk memasak makanan yang dibawakan oleh Gong Jun. Omong-omong, Yoo Na memasak bahan makanan yang tadi Gong Jun bawa dari istana dan sebagian sayur dipetik dari kebun petani sekitar.

Selesai memasak, Yoo Na membawa masakannya ke meja makan yang sudah dirapikan oleh Gong Jun. Meja makan lesehan. Dua bantal sudah siap untuk menopang tubuh mereka.

"Sepertinya kita tidak akan kelaparan walaupun kita tinggal di hutan seperti ini," celetuk Gong Jun.

Yoo Na yang masih menata makanan itu melirik Gong Jun sedetik lalu kembali menata lagi. "Kenapa? Karena aku bisa masak?"

THRONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang