24화

27 10 0
                                    

Kerajaan Cheonguk menjadi perbincangan dimana-mana karena pernikahan mereka tidak jadi diselenggarakan dan juga terjadi keributan di depan para tamu undangan. Malu yang sangat bersar membuat Cheonguk menutup segala akses yang masuk ataupun keluar dari lingkungan Cheonguk. Mereka mengurung diri untuk meredakan amarah dan rasa malu yang masih memenuhi pemeran utama pernikahan kemarin, Wang Soo.

Gong Jun berniat menemui ayahnya dan menghibur ayahnya yang tengah terpuruk itu sambil membawa kabar bahagia. Ia tak membutuhkan perempuan yang berkasta rendah. Sudah ada gadis yang cerdas, berani, dan cantik yang bersedia menggantikan posisi calon permaisuri yang awalnya akan diisi oleh Yoo Na. Namun, kekasih tercintanya itu memilih untuk kabur dan tak kembali lagi padanya. Ia sedih jika mengingat kejadian itu.

Gong Jun mengetuk pintu kamar ayahnya beberapa kali. "Ayah, ini aku."

"Masuklah."

Gong Jun berjalan sesuai perintah ayahnya. Ia menggeser pintu dan menutupnya kembali setelah berada di dalam ruangan. Ia sedikit gugup, tapi ia tetap harus menyampaikan berita ini pada Wang Soo. "Ayah, aku akan menikah."

Wang Soo tertawa mendengarnya. "Kau masih punya muka untuk melakukan pesta pernikahan setelah sebelumnya Ayah dipermalukan?"

Gong Jun menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu, tak perlu melakukan pesta di sini."

"Lalu kau mau melakukannya dimana?"

"Di Baekguk."

"Baekguk?" Kening Wang Soo berkerut. "Kenapa tiba-tiba? Bukannya pacarmu temannya Ji Ah itu?"

Gong Jun menghela napas beratnya. "Itu benar. Tapi, aku menikah tak berdasar cinta kali ini."

Wang Soo mengangguk. "Terserah. Ayah angkat tangan dengan segala yang kau lakukan, Jun."

Dalam hati Gong Jun tersenyum. "Tapi tetap kan, Yah?"

Wang Soo tahu arah pembicaraan Gong Jun kemana. Pasti mengenai tahta itu. "Terserah. Aku tak peduli."

***

"Kita akan menikah dimana? Di kuil? Atau di rumah saja?"

Ji Ah dan Gong Wook tengah berjalan-jalan pagi di taman belakang rumah Ji Ah. Mereka menikmati situasi yang berbeda dari biasanya. Rumah Ji Ah tak sebesar istana, tapi sangat nyaman untuk ditinggali. Belum lagi pemandangan yang langsung ke arah sungai besar di depan sana menambah keindahan di wilayah kediaman keluarga Han.

"Buru-buru sekali."

Gong Wook menatap Ji Ah. Ia menarik kedua tangan gadis itu dan menggenggamnya dengan lembut. "Iya. Aku takut kau dicuri lagi."

Ji Ah senang sekali. Hatinya tersentuh saat Gong Wook mengalurkan kehangatan melalui tangan kekarnya. "Tidak akan bisa."

Mereka pun memilih untuk berdiam di depan sungai. Menikmati angin dingin yang berhembus. Salju masih menghiasi lingkungan di sekitar mereka, masih dalam musim dingin.

Suara kuda berlari mengalihkan atensi sepasang kekasih ini. Orang itu memacu kudanya dengan cepat ke arah mereka. Gong Wook yang sadar oknum di balik penunggang kuda itu langsung berdiri dan mencegatnya. Ternyata orang itu Hee Seol. Hee Seol sendiri langsung melompat dari kudanya dan menghadap Gong Wook.

"Yang Mul--

"Panggil aku Wook. Aku bukan lagi pangeran," potong Gong Wook.

Hee Seol tersenyum tipis. "Baiklah." Ia melirik ke arah Ji Ah di dekat Gong Wook. "Halo, Nona."

"Ada apa? Kenapa tiba-tiba kemari?" tanya Gong Wook penasaran.

Hee Seol mengubah ekspresi wajahnya menjadi serius seolah ia membawa berita rahasia. "Ada banyak yang ingin kuceritakan. Salah satunya mengenai Pangeran Gong Jun dan dayangnya Nona Yoo Na."

THRONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang