15화

20 6 0
                                    

Hwang Joo mempersilakan Ji Ah masuk ke dalam kamarnya. Walaupun Ji Ah sebenarnya tidak diperbolehkan untuk tidur di kamar dayang. Daripada Ji Ah kedinginan di luar, Hwang Joo memilih untuk membantu Ji Ah dengan membagi kamarnya bersama Ji Ah. Majikan yang baru dua minggu ia layani itu terlihat sangat berbeda dari awal-awal ia tinggal di istana ini. Hwang Joo memang cuek dan dingin, tapi ia tidak pernah melewatkan satu pun perkembangan seorang Ji Ah.

Hwang Joo menggelar sebuah kain tebal di atas lantai kayunya. "Nona, tidurlah di atas kasur."

Ji Ah menggelengkan kepalanya. Ia yang menumpang, tidak mungkin ia menyuruh Hwang Joo yang tidur di atas karpet itu. "Kau saja. Aku yang tidur di karpet itu."

"Nona Ji Ah adalah majikan saya. Tidurlah di atas. Saya tidak akan sakit hanya semalam tidur di atas karpet ini," ucap Hwang Joo.

Ji Ah pun melangkah ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya. "Terima kasih, Hwang Joo."

Hwang Joo yang tiduran di atas karpet itu membalasnya, "Tidak masalah."

"Kau tahu aku sedang di antara hidup dan mati?"

"Setiap hari juga seperti itu."

Ji Ah mendelik mendengarnya. Hwang Joo terlalu cuek untuk permasalahan ini. "Tidak! Maksudku, kalau aku menolak permintaan Pangeran Gong Jun untuk menikah dengan Paduka Raja, ibuku dan aku akan dihukum gantung di depan para bangsawan dan dicap sebagai pemberontak."

Hwang Joo yang awalnya tidak mau mendengar cerita Ji Ah, tiba-tiba ia duduk dan mendekati Ji Ah. "Nona diminta menikah dengan Paduka Raja?" pekiknya pelan.

"Iya," jawab Ji Ah pasrah. "Belum lagi, Yoo Na Unnie sebenarnya tidak benar-benar ingin berteman denganku. Aku tidak punya siapapun di sini."

Hwang Joo menggenggam tangan Ji Ah. "Jangan berkata seperti itu, Nona. Ada saya, Pangeran Gong Wook, dan Nyonya Han yang menyayangi Nona."

Ji Ah tertawa mendengarnya. "Aku tidak tahu apa itu rasa sayang sekarang."

"Sudah. Tidurlah Nona. Tinggallah selama yang Nona mau," ucap Hwang Joo.

Ji Ah mengangguk. "Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu, Hwang Joo."

Senyum Hwang Joo mengembang. "Nona harus melewatinya dengan baik! Aku yakin Nona bisa!"

"Bangunkan aku sebelum fajar. Aku akan mengantar Pangeran Gong Wook ke pembasmian."

***

Di belahan sisi lain.

Min Ah sedang membaca satu per satu surat yang tadi pagi tiba, ia memisahkan satu surat yang berasal dari istana Cheonguk utama. Surat dengan stampel merah khas kerajaan terbungkus rapi seolah ini merupakan rahasia antara kedua wilayah ini. Min Ah membukanya dengan hati-hati.

Nyonya Han yang terhormat.

Saya selaku pemimpin negara Cheonguk, Wang Soo, menyatakan bahwa putrimu, Han Ji Ah, akan menikah dengan saya lima hari lagi. Saya akan menunggu kedatangan Nyonya Han.

Tertanda,

Wang Soo.

Min Ah membulatkan matanya. Tangannya menutupi mulutnya rapat-rapat. Jantungnya seakan akan lepas dari tempatnya. Bagaimana berita ini bisa cepat sampai di dirinya? Bahkan awalnya Min Ah hanya mengira Ji Ah akan berhubungan dengan Gong Wook, tapi nyatanya Ji Ah menjalin hubungan dengan Wang Soo, Raja Cheonguk yang memiliki delapan istri. Ia tidak rela jika Ji Ah harus menderita menjadi selir sang raja.

"Chae Rin!"

Min Ah memanggil dayangnya yang berdiri di luar kamarnya. Mendengar majikannya berteriak, Chae Rin bergegas masuk ke dalam kamar. "Nyonya Han ada apa?" sahut Chae Rin. Ia memegangi tubuh Min Ah yang tampak sedikit kaku. "Nyonya Han pucat sekali! Anda sakit?" tanyanya panik.

THRONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang