7화

28 9 0
                                    

"Kau kenyang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau kenyang?"

Gong Wook bertanya setelah para pelayan meninggalkan Ji Ah dan Gong Wook di meja makan lesehan itu. Ji Ah menepuk lembut perutnya yang sudah terisi penuh, tak ada cacing yang menagih pekerjaan padanya. Kakinya diselonjorkan di atas lantai kayu, tangannya memijit kedua betisnya lembut. Suara berat milik Gong Wook tak membuat Ji Ah menghentikan kegiatannya.

"Kau mau tidur?"

Ji Ah melirik tajam Gong Wook. "Saya bisa menjadi babi."

"Tidak mungkin."

"Aish, orang aneh," gerutu Ji Ah. Ekspresi wajahnya berubah serius. "Yang Mulia, apa yang Anda bicarakan dengan prajurit Anda tadi siang?" tanyanya. Walaupun sudah dipendam berjam-jam, tetap saja rasa penasaran itu semakin mendesaknya.

Gong Wook menatap Ji Ah dengan sorot mata meremehkan. "Memang kau mengerti?"

Ji Ah mendelik kesal. "Ya sudah. Saya hanya bertanya." Ia mengambek.

"Binatang buas turun dari bukit yang ada di hutan Yar. Kali ini aku yang memimpin pembasmian." Gong Wook akhirnya mengatakan yang sebenarnya.

"Apa sudah ada korban jiwa?" tanya Ji Ah semakin ingin tahu.

Gong Wook menatap bingung gadis yang duduk di depannya. "Kenapa kau sangat ingin tahu?"

"Mungkin saja kita berdiskusi bisa mendapatkan sebuah solusi. Sekarang Yang Mulia akan pergi pembasmian ke hutan Yar, yang pertama harus diketahui korban jiwa ada atau tidak? Kalau tidak ada dan ingin meminimalisir korban jiwa, lakukan evakuasi warga," jelas Ji Ah tanpa menyadari setiap kata yang keluar dari mulutnya.

Gong Wook memasang ekspresi wajah seriusnya. "Kau tidak sedang berimajinasi, kan?"

Ji Ah melotot ke arah pria itu. "Kalau begitu, Yang Mulia cukup kembali saja ke tempat Anda dan jangan masuk lagi ke kamar saya!" tegasnya. Ia kesal, padahal mulut dan otaknya sedang berbaik hati tapi dianggap bercanda.

"Tidak, maksudku, kau paham permasalahan ini?"

"Sebenarnya ini permasalahan yang mudah dan bisa langsung ditangani. Buat saja sebuah tempat pengungsian yang cukup aman dari hutan Yar dan pastikan semua warga terevakuasi. Setelah aman, pasukan boleh melakukan pembasmian. Hewan buas turun dari hutan, mungkin ada kaitan dengan sesuatu," jelas Ji Ah lengkap. Bukan sesuatu yang aneh keluarga Han ini memiliki otak-otak yang lebih maju dari keluarga manapun. Hal ini mudah diucapkan oleh Ji Ah setelah ia belajar dan membaca buku-buku di rumahnya.

Gong Wook mengedarkan pandangannya, takut seseorang mendengar percakapan mereka. "Kau sangat tahu rupanya. Hati-hati, jangan sampai orang lain tahu tentang ini. Kalau ada orang yang 'paham' terkait ini, sudah pasti kau akan diajukan sebagai Permaisuri!" peringat Gong Wook dengan suara pelan.

Ji Ah mengangkat kedua bahunya tak peduli. "Iyakah? Kalau begitu, baguslah."

Gong Wook menggelengkan kepalanya cepat. "Jangan! Ayahku bukan seseorang yang rendah hati, Ji Ah. Mungkin bukan ayah, tapi orang di sisinya."

THRONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang