16화

27 7 1
                                    

"Nona! Sepertinya matahari sudah mau muncul."

Ji Ah terbangun saat Hwang Joo menggoyangkan lengannya pelan. Mata sipit Ji Ah mengejap beberapa kali sampai ia bisa melihat wajah Hwang Joo di depannya dengan jelas. Setelah merasa nyawanya terkumpul, Ji Ah langsung berlari ke arah kamar mandi di kamar Hwang Joo untuk bersiap-siap menemui Gong Wook yang akan berangkat pembasmian.

Tak lama, Ji Ah keluar dari kamar mandi. Wajahnya masih basah, air menetes dari ujung dagunya. Hwang Joo sigap memberikan handuk bersih berwarna putih ke hadapan Ji Ah. Gadis itu langsung mengusap wajahnya pelan.

"Di luar dingin. Pakai saja mantelnya," ucap Hwang Joo.

Ji Ah mengangguk. "Iya."

"Saya temani?" tawarnya.

"Tidak perlu," tolak Ji Ah. "Aku akan kembali dengan Hee Seol."

"Baiklah. Hati-hati, Nona."

Ji Ah bergegas keluar kamar Hwang Joo. Dari salah satu bilik kamar, seseorang keluar. Lorong kamar dayang-dayang dan pelayan ini sangat gelap, bahkan obor pun tak bisa menyinari setiap bagian lorong. Ji Ah berjalan pelan begitu mendekati sosok yang baru saja keluar dari kamar tadi.

"Ye Rim," sapa Ji Ah. Tangannya menyentuh pundak Ye Rim.

"Astaga! Nona Ji Ah mengagetkan sekali!" protesnya. Jantung Ye Rim berdebar-debar karena dikejutkan oleh Ji Ah.

Ji Ah menatap bingung Ye Rim. "Kau mau ke mana?" tanyanya.

"Saya mau mengantar kekasih saya ke pembasmian, Nona," jawabnya malu-malu. "Memangnya Nona mau ke mana pagi-pagi buta seperti ini? Apa Nona mau kabur?" cecarnya penasaran.

"Kalau begitu, ayo kita pergi bersama."

Ye Rim dan Ji Ah berjalan beriringan menuju tempat yang dijanjikan oleh para prajurit Pasukan C sebelumnya. Mereka berkumpul di gerbang samping, lebih dekat ke tempat penangkaran kuda yang sudah dilatih keras itu.

Ye Rim dan Ji Ah sampai di titik yang sudah dijanjikan sebelumnya. Terlihat banyak kumpulan orang memakai pakaian hangatnya, mereka pasukan yang akan pergi ke pembasmian.

"Nona mencari Yang Mulia Pangeran Gong Wook?" tanya Ye Rim.

Ji Ah mengangguk. "Iya. Aku akan menunggunya di sini."

Ye Rim tersenyum mendengarnya. "Kalau begitu, saya mencari kekasih saya terlebih dahulu. Nanti saya tunggu di sini lagi kalau mereka sudah berangkat."

"Iya. Hati-hati licin, Ye Rim," balas Ji Ah. Ye Rim melambaikan tangannya ke arah Ji Ah.

Gadis ini pun berjalan mencari sosok Gong Wook di setiap kumpulan. Hasilnya nihil. Ia tak menemukan Gong Wook dimanapun. Entah karena masih gelap atau mata Ji Ah yang masih mengantuk, Ji Ah tidak bisa menemukannya.

"Ji Ah?"

Suara berat itu mengejutkan gadis yang sedang kebingungan. Ji Ah berbalik badan dan menemukan sosok yang ia cari. Jarak mereka tak jauh, Ji Ah masih bisa berjalan menghampiri orang itu. "Yang Mulia!" Ji Ah memanggilnya dengan semangat.

Gong Wook tersenyum mendengarnya. "Aku mencari ke kamarmu, tapi tidak ada. Rupanya kau sudah ada di sini."

Ji Ah terkejut. Beruntungnya ia bangun lebih cepat dari kamar Hwang Joo jadi, ia disangka bangun lebih awal dari kamarnya. "Iya! Aku sangat semangat sampai tidak bisa menemukan Yang Mulia."

Gong Wook mengelus pipi Ji Ah. "Kembalilah, aku akan segera berangkat."

"Aku akan kembali ke kamar jika Yang Mulia sudah pergi."

THRONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang