22화

26 8 0
                                    

BRAK!

Seorang pria berpakaian jirah itu mendobrak pintu secara paksa setelah bertengkar dengan penjaga pintu aula. Tenaganya yang kuat menghasilkan keberhasilannya membobol pintu aula. Masih dengan pakaian yang berlumuran darah, ia melaju ke arah perempuannya berdiri bersama ayahanda tercintanya. Gong Wook melempar pedangnya sembarangan lalu menghampiri Ji Ah dan Wang Soo.

Wang Soo menatap nyalang ke arah Gong Wook. "Apa yang kau lakukan di sini?"

Gong Wook membalas tatapan ayahnya tak kalah sinis. "Ayah tahu siapa yang akan ayah nikahi? Dia pacarku," ucapnya penuh tekanan.

Lirikan Wang Soo terarah pada Gong Jun yang sedang menahan amarahnya. Tangannya terkepal kuat melihat ia serasa ditipu dengan apa yang tengah terjadi. "Apa maksudmu, Gong Jun?"

"Kenapa bertanya padaku? Lagipula sejak awal tidak ada yang tahu hubungan Wook dengan Ji Ah itu apa. Salahku jika aku menawarkan Ji Ah pada Ayah?" jawab Gong Jun dengan nada kesal.

Gong Wook tertawa yang diakhiri dengan senyuman miring. "Kau melakukan ini agar aku tidak bisa menikah dengan Ji Ah, kan? Kau ingin naik tahta dengan Yoo Na Noona, kan? Aku tahu itu makanya kau melakukan ini padaku."

Gong Jun yang merasa terpojokkan itu membela diri. "Ji Ah tidak menolak permintaanku juga!"

Ji Ah menatap Gong Jun berani. "Saya bukan 'tidak menolak' tapi 'tidak bisa menolak' karena Yang Mulia menekan saya untuk menikahi Paduka Raja."

"Kau berani padaku?" tanyanya menantang.

"Kalian tahu kalian bertengkar di depan siapa?" ucap Wang Soo geram. Emosinya sudah tidak terkendali. "Lihat sekeliling kalian, dasar anak bodoh!"

Gong Wook menatap Ji Ah. Dari sudut pandangnya, Ji Ah tampak ketakutan tapi ia berusaha untuk menyembunyikannya. Bola matanya bergetar melawan para anggota kerajaan di depannya ini. Gong Wook menarik tangan Ji Ah dan membawanya ke belakang tubuhnya. "Aku tidak mau memperpanjang lagi urusan ini. Aku akan tetap menikahi Ji Ah walaupun tidak di istana ini."

"Baiklah. Kalau begitu, keluarlah dari istana, Wook," perintah ayahnya.

Senyum getir itu terbit dari wajahnya. "Ayah mengusirku?" Gong Wook melepaskan anting yang menandakan ia adalah putra raja atau seorang pangeran. Ia melemparnya ke atas lantai. "Baiklah. Suatu hari nanti, Ayah akan menyesali hari ini."

Gong Wook membalikkan tubuhnya dan menatap Ji Ah dalam-dalam. "Ayo kita pergi dari sini. Tempat ini tak ada gunanya bagi kita."

Ji Ah tersenyum mendengarnya. "Baik, Yang Mulia."

***

Yoo Na, Hwang Joo, dan Ye Rim berdiri di barisan paling belakang. Mereka melihat perdebatan itu dan tentunya itu membuat tiga orang ini ketakutan. Sebelum pertengkaran itu berakhir, Yoo Na, Hwang Joo dan Ye Rim keluar dari aula, memisahkan diri dari tempat berkumpulnya orang-orang. Ye Rim mengajak Yoo Na dan Hwang Joo ke sebuah tempat terpencil dari istana. Rupanya, Ye Rim tahu sebuah jalan rahasia yang disimpan rapat oleh Gong Wook dan Ji Ah. Ia tahu dari kekasihnya.

"Ini jalan menuju kediaman Nyonya Han. Kalian tunggu di ujung terowongan. Tidak akan ada yang mengejar kalian," ucap Ye Rim.

"Lalu kau?" tanya Yoo Na bingung.

Ye Rim tersenyum. "Aku akan segera menyusul."

Hwang Joo menatap cemas Ye Rim. "Ye Rim, ikutlah."

"Aku harus berpamitan pada kekasihku."

Yoo Na kembali teringat pada Gong Jun. Ia dan Gong Jun. Kalau dilihat masa lalu yang beberapa hari ini membuatnya selalu tersenyum, Yoo Na akui itu sangat indah untuk dikenang. Namun, begitu semua berjalan, Yoo Na sendiri merasa langkahnya salah. Berbuat jahat pada orang baik bukanlah hal yang benar. Yoo Na bertekad untuk melupakan segala mimpi dan cintanya pada Gong Jun.

"Nona Yoo Na?" tegur Hwang Joo.

Yoo Na tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja."

"Apa Nona mau berpamitan juga pada Yang Mulia?" tanya Hwang Joo.

Bagaimana reaksinya saat tahu jika Yoo Na mengkhianatinya? Yoo Na yang awalnya ingin membalaskan dendamnya pada Ji Ah, akhirnya mengurungkan niatnya. Ia memilih untuk melangkah bersama Ji Ah, sahabatnya yang sejak kecil kemana-mana bersama. Selain itu, orang tuanya yang meminta ia menggantikan posisi keluarga Han yang sudah menolong mereka. Yoo Na tidak mau kembali merusak kebahagiaan Ji Ah.

"Kita akan menunggu mereka di sini?" tanya Hwang Joo lagi.

Yoo Na menggelengkan kepalanya. "Ayo kita pergi. Nyonya Han sudah menunggu."

Ye Rim tersenyum ke arah Yoo zna dan Hwang Joo. "Dah!" Selepas itu, Ye Rim berlalu dari jalanan gelap itu.

Yoo Na dan Hwang Joo menatap punggung Ye Rim yang semakin mengecil dan lama-lama menghilang. Yoo Na sebenarnya sangat sedih, ia harus melepaskan semua kenangannya di tempat ini. Bahkan antara Gong Jun dan Ji Ah, awalnya ia tidak bisa memilih. Namun, setelah banyak pertimbangan, Yoo Na akhirnya memilih berdasarkan hati nuraninya. Sebenci-bencinya ia pada Han Ji Ah, tetap saja selama ini Ji Ah yang menemaninya di setiap waktu. Ia kemarin tidak tahu diri karena memang sudah muak, tapi ia akhirnya menyesali itu.

"Kita menunggu Nona Ji Ah dan Pangeran Gong Wook?" tanya Hwang Joo.

Yoo Na yang melamun itu langsung tersadar. "Ah, tidak. Mereka akan pergi lewat jalan memutar. Ayo kita harus segera pergi."

***

Sedangkan situasi di istana sangat ricuh.

Gong Jun yang awalnya menanti kebahagiaan itu, tiba-tiba dipenuhi emosi yang tak terbendung. Si Ri, ibunya, juga turun dari atas singgasana ke arah Gong Jun dan Wang Soo berdiri. Juga beberapa petinggi di kerajaan ini. Kondisi jadi tidak kondusif.

"Aku tidak menyangka semua ini akan terjadi," ucap Wang Soo dengan nada kecewa. "Tentunya aku butuh banyak penjelasan darimu, Gong Jun."

Gong Jun menatap berani Wang Soo. "Aku tidak tahu kalau Wook dan Ji Ah berpacaran, Ayah!"

Si Ri melirik Gong Jun. Ia berniat membela Gong Jun. "Sayang, sudahlah. Gong Jun tidak tahu apa-apa masalah hubungan Wook dengan Nona Han. Tidak apa-apa." Ia mengusap punggung suaminya lembut.

"Aku tidak masalah tak menikah dengan Han Ji Ah, yang jadi masalah adalah kau mempermalukan Ayah sendiri di depan banyak orang, Gong Jun!" bentaknya. "Kau berpikir kau sudah sehebat apa sampai bisa membuat rencana ini?"

Gong Jun terdiam dengan pundak yang naik-turun cepat.

"Kau pikir kau bisa membuat semuanya berjalan lancar? Lihat dulu, siapa lawanmu! Kalau begini, Ayah tidak akan memberimu kesempatan untuk naik, Gong Jun."

Gong Jun yang mendengar itu langsung tidak terima. "Ayah! Itu bukan salahku!" Ia melirik Si Ri memberikan isyarat agar Wang Soo tak memarahinya lagi.

Si Ri merangkul suaminya mesra. "Sudahlah. Gong Wook sudah pada pilihannya. Sekarang, penerus kerajaan ini hanya Gong Jun."

Wang Soo tak lagi mau menjawab. Ia memilih untuk pergi meninggalkan lokasi kejadian memalukan itu.

Sialan!

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THRONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang