Sebagai seorang kakak, ivanna van dijk sangat bertanggung jawab. Sejak adiknya lahir, ivanna rela tak sering bermain dengan saiful, sahabat akrabnya. Anak perempuan itu lebih suka bermain dirumah dan menjaga adik kecilnya, juga membantu sang mama dengan rajin.
Biasanya dia berbaring di sisi sang adik, lalu mengelus-elus rambut dimas yang sedang tidur. Dia kerap menyenandungkan sebuah lagu, meninabobokan adiknya.
Setelah dimas beranjak balita pun, ivanna masih bersikap seperti itu. Hampir setiap waktu anak perempuan itu membututi adiknya.
Kakak beradik itu sangat istimewa, hampir tak pernah bertengkar seperti kakak adik kebanyakan.Ini semakin membuat suzie van dijk bangga, karena merasa berhasil mendidik anak anaknya menjadi anak anak penyayang.
"Suatu saat mereka dewasa, menikah, dan meninggalkan kita. Aku tak tahu apakah aku sanggup melaluinya masa itu, Peter."
Itu yang terlontar dari mulut suzie saat dia melamun dalam pelukan suaminya.
Peter tersenyum lalu mencium kening sang istri(suzie) dengan mesra. Dia tak berkata apa apa. Dia bermaksud mengatakan agar istrinya tak perlu khawatir.
Hari minggu itu istimewa, karena sudah sekian lama keluarga van dijk kembali ke gereja untuk beribadat. Untuk pertama kalinya, dimas, putra bontot dari keluarga itu ikut serta. Mereka berempat berdandan dengan menggunakan pakaian khas pribumi. Suzie dan ivanna van dijk mengenakan kebaya senada berwarna merah, sedangkan peter dan dimas mengenakan celana kain dengan kasus tipis berwarna putih.
Banyak orang yang menganggap keluarga van dijk kurang sopan dan tidak menghargai gereja.
"Apa yang dipikirkan mu, Peter?!"
Charles yang hari itu ke gereja yang sama dengan Peter kembali mengomel. Sepakat dengan yang lain keluarga itu konyol. Peter hanya terkekeh tanpa memedulikan Charles.
Ivanna duduk bersama anak anak kecil sebayanya. Namun, mereka bergerombol, menjaga jarak dengannya.
Anak itu merasa terkucil kan. Akhirnya, dia memberanikan diri bertanya menggunakan bahasa Belanda yang terdengar kamu.
Tapi aku mau pake versi b. Indo nya aja:).
"Halo, boleh saya bergabung dengan kalian"
Anne:asal kamu bisa berbahasa Belanda, boleh boleh saja. Siapa namamu?
Ivanna:"ivanna, nama saya ivanna. Tentu saya bisa berbahasa Belanda "
Irina:"aku isinya, dia Anne, itu mintje, dan anak laki laki disebelah mintje bernama Harry "
Ivanna:"halo semuanya... "
Semua:"halo ivanna"
Anne:"siapa yang memakaikan bajumu?kau yang minta? "
Ivanna:"mamaku"
Anne:"aneh.ini kan gereja, bukan pasar minggu"
Irina:"sudahlah, Anne. Jangan berdebat di rumah Tuhan. Ivanna, kami semua baru melihatmu hari ini. Kau ini anak siapa?, keluarga siapa? "
Ivanna:"biasanya kami berdoa di rumah saja,irinna.aku anak keluarga van dijk".
Semua:"van dijk? "
Anna:"aku mengerti sekarang, haha..."
Ivanna:"ada yang aneh? "
Harry:"ya, aneh. Keluarga mu aneh. Kudengar adikmu bernama dimas, ya? Hahaha, mengerikan".
Ivanna:"mengerikan? apa maksudmu?".
Harry:"ya, mengerikan. Mana ada keluarga Netherland bernama dimas? Kecuali anak itu hasil pernikahan londo dengan babu, hahahaha!!!"
Semua:*tertawa terbahak bahak"
Ivanna:"DIAM KALIAN SEMUA!!!".Ivanna berteriak sangat keras pada teman² barunya, lantas berlari meninggalkan gereja sambil menangis.
Peter berhasil mengejar anak perempuannya, lalu langsung menggendong ivanna yang masih menangis.
"Sayang, apa yang terjadi? " Peter menatap anaknya dengan pandangan sedih.
Di belakang mereka, tampak suzie terpogoh-pogoh dengan si kecil dimas dalam gendongan.
"Kenapa, sayang? Kenapa kau berteriak teriak begitu? ""Papa, mama, mereka semua menghina keluarga kita! Mereka menghina adikku karena namanya.
Apa salah kita, papa? Apa salah dimas, mama? Mengapa mereka semua menertawakan kita?! ".
KAMU SEDANG MEMBACA
IVANNA VAN DIJK
Randomkisah hidup noni belanda IVANNA . Tapi aku bakal ceritain secara singkat biar ga terlalu panjang. Hantu belanda berambut pirang itu terlihat marah, gusar, dan mengusir siapapun yang datang ke rumah. Dia benci orang-orang berwajah melayu, dia benci...