selamat datang ke dunia.

698 22 0
                                    

Dugaan sarinah ternyata benar. Setelah memeriksakan diri ke dokter, suzie van dijk dinyatakan hamil. Kebahagiaan menyelimuti keluarga kecil itu. Sejak ivanna lahir, mereka tak pernah sama sekali memikirkan untuk memiliki anak lagi. Namun ternyata Tuhan memberkati keluarga itu dengan kehamilan kedua suzie.

Berkali-kali, Peter berucap bahwa Hindia Belanda membawa keberuntungan bagi keluarganya. Tak henti dirinya mengucap syukur sembari bersujud menciumi tanah yang dia pijak. Rasa cintanya terhadap tanah hijau ini semakin besar, bahkan mungkin melebihi rasa cinta dia terhadap Netherland.

Si kecil ivanna mulai terbiasa mengusap ngusap perut ibunya sambil tak henti menciumnya, kadang mengajak ngobrol perut ibunya yang buncit seolah si calon adik benar benar mendengar segala ucapannya.

Hubungan keluarga van dijk dengan keluarga Goenawan semakin erat. Tanpa merasa risih, suzie banyak meminta saran pada sarinah untuk menjaga kehamilan dengan gara-gara tradisional Hindia Belanda. Tak jarang wanita londo itu mengonsumsi jamu-jamuan, bahkan dedaunan yang konon berkhasiat untuk kekuatan janin.

"Charles, aku akan menamai anakku dengan nama inlander."

Peter berbicara dengan sangat bangga pada Charles, teman baiknya di kantor militer.

Laki laki yang diajak bicara itu kaget. Charles melempar keras koran yang sejak tadi dia baca. "Kau gila!, Peter?! Omong kosong macam apa ini? Jangan sembarangan! Kasihan anakmu nanti kalau kau namai dengan nama inlander!".

Peter terkekeh geli melihat reaksi temannya itu.
" Terlalu melebih-lebihkan! Jangan sama seperti londo lain! Kita ini jahat... Dapat makan dari negeri jajahan ini. Berdamailah dengan negeri ini, jangan terlalu merasa lebih tinggi dari mereka. Lagipuka, anak ini adalah anaku, biarkan aku sesuka hati menamainya."

Charles menggeleng, wajahnya marah tapi pasrah.

"Suatu hari nanti kau akan mengerti, mengapa aku sangat menentang keputusan-keputusan bodohmu. Saranku, lebih baik kau kembali ke Netherland, ketimbang hidup di Hindia Belanda. Tanah ini tidak aman, kawan. Jangan main main di negeri jajahan."

Beban diperut ibunya semakin berat sehingga suzie sering merasa lelah.

Dia (ivanna) langsung cepat² turun dari pangkuan papanya, berlari menghampiri saiful yang juga terlihat bersemangat pagi itu.

Goenawan:tidak pergi ke kantor, Peter?"
Peter:Ayolah, kenapa harus ke kantor? Ini hari minggu!Ayo masuk, istriku membuat nasi goreng yang sangat lezat."

Sarinah:Anda sudah pintar membuat nasi goreng, suzie? "
Suzie:berkat kau mengajari, Sarinah. Saya tidak sabar untuk menjajal masakan lainnya. Tolong ajari saya secepatnya, sebelum anak ini keburu lahir!".

Mereka semua masuk ke rumah keluarga van dijk. Saiful dan ivanna juga, bersama dua anak goenawan lainnya yang bernama Ishak dan Titi.

Ivanna:"enak sekali,mama".
Suzie:"Makan yang banyak, sayang. Jangan sampai tersisa, ya!"
Peter:"kau juga harus makan banyak, suzie, bayi di perutmu harus kenal  nasi goreng. Kelak setiap hari dia akan makan beras, sama seperti kita semua, hahaha".
Goenawan:"Anda ini bisa saja, Peter. Omong-omong, kau sudah punya pilihan nama untuk anak keduamu?"

"Jika laki-laki, akan saya beri nama Dimas, jika perempuan, akan saya beri nama Dinda, bagus, kan?".

Bayi laki-laki berambut pirang kecoklatan itu lahir dengan sempurna, tanpa ada kekurangan di tubuhnua. Kado yang luar biasa bagi keluarga van dijk, melengkapi kesempurnaan keluarga kecil itu.

Anak laki-laki itu bernama Dimas van dijk.

Awalnya sempet heran kenapa Peter van dijk namain anak ke duanya dimas pdhl kan mereka orang Belanda, tapi ya... Sudahlah:)

IVANNA VAN DIJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang