Melosa
Dunia tak pernah adil, kita semua gagal.
Seseorang pernah mengucapkan itu kepadaku. Dan, benar. Dunia tidak pernah adil, entah itu untukku, atau untuk orang-orang sepertiku. Kami semua yang mengalami kesulitan untuk bertahan hidup, terluka, terjatuh dan harus menghalalkan segala cara supaya bisa hidup adalah orang-orang yang gagal dalam kalimat itu. Kami semua yang kehilangan arah, kehilangan mimpi dan tidak punya jalan lain adalah orang-orang yang gagal itu.
Aku menatap makam mama yang masih sangat baru. Sudah lewat dari lima jam aku duduk bersimpuh di hadapan makamnya, menatap nisannya dengan wajah hampa dan pikiran kosong.
Tinggal aku sendiri. Benar-benar hanya aku, walau aku memiliki papa yang masih hidup. Namun, ia tidak mempedulikanku. Ia sudah lama hidup bahagia dengan keluarga barunya, membuangku dan mama yang harus bertahan hidup di dunia yang kejam ini. Mama bekerja keras seumur hidupnya untuk menghidupiku, membiayaiku dan berjuang menjadikanku satu dari orang-orang gagal yang berhasil keluar dari kegagalan itu sendiri. Namun, ia meninggalkanku sekarang.
Aku menelan ludah. Tenggorokanku terasa sakit. Di tengah derasnya air hujan yang mengguyur bumi, aku berusaha keras untuk tidak menngis. Aku selalu berhasil untuk tidak meneteskan air mata, bahkan di saat tersulit dalam hidupku. Menangis tidak menyelesaikan masalah.
Tubuhku gemetar, menahan kesedihan yang melingkupi hatiku. Tidak, aku tidak kedinginan. Mungkin sedikit. Namun, tidakkah mama lebih kedinginan di dalam sana.
"Melosa!"
Bentakan keras dari suara rendah dan parau milik lelaki yang sangat kukenali tidak membuatku terperanjat atau terkejut. Aku bahkan tidak perlu repot-repot memutar kepalaku untuk tahu siapa yang memanggilku. Jeff Wilano, sahabatku. Satu-satunya orang yang mungkin berpihak padaku di dunia ini.
Kurasakan tetes air hujan berhenti menghujani tubuhku. Aku mengangkat wajahku menatap Jeff yang berdiri di sisi tubuhku, memegangi payung besar dengan lambang perusahaan Index Group yang dimiliki oleh keluarganya. Ia masih mengenakan seragam sekolahnya, menatapku antara marah dan prihatin.
"Lo ngapain hujan-hujanan begini, Sa? Tante nggak akan bahagia lihat lo begini!" teriaknya.
"Emang Mama masih bisa lihat gue? Matanya udah ketutup tanah," kataku sambil perlahan bangkit, sedikit goyah karena kakiku kebas akibat terlalu lama duduk bersimpuh dan tak bergerak sama sekali.
Jeff menutup mulutnya, mengamatiku dengan tatapan khawatir. Walau ia tidak mengatakannya, aku tahu jika ia merasa bersalah karena tak bisa hadir selama prosesi pemakaman mama. Ia harus sekolah dan hari ini adalah ujian akhirnya. Aku tahu ia mencoba datang ke rumah duka untuk menemaniku, tetapi tidak diizinkan oleh orang tuanya. Aku juga tahu jika ia yang membayar biaya pemakaman mama.
"Nggak usah khawatir, gue nggak nangis," kataku datar dengan suara parau. "Dan, makasih udah bayarin biaya pemakaman Mama. Gue nggak punya uang buat gantiin duit lo."
"Really, Sa? Mama lo meninggal, lo masih di bawah umur dan baru lima jam sejak pemakaman Mama lo, itu yang lo ucapin ke gue? Gantiin duit pemakaman?" Jeff menatapku tak percaya.
Aku menarik napas, memaksakan seulas senyum. "Terus, gue harus apa?"
Jeff menggeleng pelan, menarik tanganku meninggalkan pemakaman mama. "Pulang. Lo ikut gue pulang. Papa mau ngomong sama lo."
"Dia mau minta ganti rugi?" tanyaku membuat Jeff menatapku jengkel.
"Sa!" serunya. Jeff menarik napas panjang. "Mending lo nggak usah ngomong apa-apa dulu deh! Ikut gue pulang, terus lo bakal tahu Papa mau ngomong apa nanti."
Aku mengatupkan mulut. Ah, hidupku yang sudah gagal di usia lima belas tahun akan semakin hancur ke depannya.
SparklingDeer
16 Desember 2022Note:
Jadi, gue sama sekali nggak kepikiran buat Wife Series, tapi ya begitulah ya ges ya.
Peringatan! Cerita ini tidak cocok buat yang hatinya lemah mungil. Yang punya darah tinggi juga nggak boleh ke sini. Hanya untuk perempuan kuat yang biasa tersakiti plus sehat jiwa raganya. :)
Visual bebas tapi gue bayangin visualnya Melosa=chungha, Eryx=sehun, Jeff=jaehyun, Kaia=jisoo. Kalau kalian mau diluar itu, yo wes, sami mawon. aku nurut bae. Pokoknya terserah kalian.
Ps. versi pdf sudah tersedia di karyakarsa! Kalian bakalan dapet POV Eryx Baskara aka Male Leadnya, jadi jangan heran aja kalau di pdf, chapternya lebih banyak. Di wp gue nggak up pov Eryx. :)
Pss. Peringatan lagi, yang suka marah-marah jangan ke sini. Nanti kalian tinggi tensi+cepet tua. Ini peringatan loh ya ges ya, udah dua kali gue kasih peringatan. Nanti ngamuk, aku yo ndak nanggung.
Selamat membaca dan menikmati penyakit wkwk
Xoxo,
Miu
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Wife
RomanceBagi Melosa Helga, Eryx Baskara adalah rumah yang tak akan pernah ia miliki seutuhnya. Lelaki itu hanya akan menjadi angan, kasih tak sampai, lelaki yang tak akan bisa Melosa gapai hatinya. Namun, Melosa yang telanjur menambatkan hatinya, tak bisa m...