Tiga Puluh Dua

35.5K 2.3K 68
                                    

Melosa

Aku jadi canggung dan malu sendiri setiap bertemu Eryx gara-gara ucapan Jeff. Ditambah, Eryx yang juga sepertinya suka menggodaku soal hal itu. Aku sampai merajuk karena ia terus membuatku malu sampai wajahku terasa gosong karena terbakar.

"Jeff, mau nasi goreng!" kataku pada Jeff yang sedang berada di luar melalui telepon.

"Nasi goreng? Minta tolong Alda aja beliin deket kantor," sahut Jeff.

"Nggak mau! Maunya nasi goreng yang kemarin itu, yang enak."

"Yang datangnya agak siangan itu?"

"Iya."

Aku tersenyum lebar, mengira jika Jeff akan mengerang malas mendengar permintaanku. Sebenarnya, aku tidak terlalu ingin makan nasi goreng, hanya saja, aku ingin balas dendam padanya. Ia membuatku malu setengah mati tiap bertemu Eryx.

"Oke. Ada pesanan lain nggak?"

Senyumku pudar. Huh? Tumben sekali langsung diiyakan?

"Nggak, itu aja. Pakai kerupuk ya?"

"Iya. Udah ya, gue jalan dulu."

"Hm."

Telepon terputus. Aku mengerutkan kening, merasa aneh. Yah, sudahlah. Lagi pula, aku juga lapar. Sebentar lagi jam makan siang, tapi aku bosan dengan masakanku. Makanya aku minta Jeff membelikan nasi goreng buatku. Aku menunggu sampai Jeff kembali. Namun, ia tidak membawa apa pun di tangannya. Juga, Diana tidak kembali bersamanya.

"Pesenan gue mana? Diana mana?"

"Sabar, masih di dapur. Diana lagi makan siang," jawabnya mendekatiku sambil menyerahkan berkas. "Ini bisa bantuin revisi nggak?"

Aku menerima berkas Jeff, membantunya merevisi dengan ia yang masih berdiri di sebelahku. Sesekali, ia kelihatan mengirim pesan pada seseorang di ponselnya. Telepon kabel di mejanya berbunyi. Ia meninggalkan ponselnya di mejaku, menerima telepon dan kemudian keluar.

Aku menatapnya yang berjalan keluar dengan kening berkerut, melirik ponselnya yang masih menyala. Tanpa sengaja, aku melihat nama Eryx di layarnya. Ia sedang berkirim pesan dengan Eryx ternyata. Aku meraih ponselnya, melihat isi percakapannya dengan Eryx. Mataku membulat melihat pesan yang ia kirim untuk Eryx di bubble terakhir.

Lo masih lama nggak bikin nasi gorengnya? Kerupuknya gue titip Alda.

Aku mengerjap, kemudian melihat seluruh isi percakapan Jeff dan Eryx yang kebanyakan foto dan videoku. Ada videoku yang sedang mengomel, ada fotoku yang sedang makan nasi goreng waktu itu, juga alpukat kocok dan yang membuatku terkejut adalah fotoku yang sedang makan bakpia sambil mengerutkan hidung mengejek pada kamera. Di bawah foto itu ada pesan teks yang dikirim oleh Jeff.

Kekuatan cinta banget, jir. Kata Melosa, bakpia buatan lo enak. Lo nggak niat ikut audisi masak-masak di TV gitu?

Foto dan pesan itu dikirim jam setengah sebelas malam. Aku ingat, Jeff bilang bakpia itu dibuatkan oleh temannya. Degup jantungku membuat perutku jadi mulas. Bukan kontraksi, tapi karena hal lain. Aku membaca lagi pesan dari Jeff untuk Eryx. Mataku memanas ketika mengetahui jika Eryx selama ini memantau kondisiku lewat Jeff. Juga, ia yang sibuk bekerja memenuhi ngidamku. Klepon yang tiba di rumah pukul sepuluh malam waktu itu juga dibuatkan olehnya.

Single WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang