5. Hal yang tidak terduga

62 14 7
                                    

🎶| Mulmed: Someone like you by BTS V|🎶

✧⁠◝YOON SANA◜⁠✧

Tidak ada orang yang benar-benar buruk dan tidak ada juga orang yang benar-benar sempurna.

Taehyung selalu bilang bahwa paman Han tidak sebaik itu, seperti semua pujian yang sering kuucapkan. Namun, itu cuma dari sudut pandang seorang anak pada ayahnya sendiri, kan? Sebenarnya aku mengerti dengan sangat jelas. Paman Han adalah pria yang baik, ayah yang baik, tetangga yang baik, beliau bahkan menampung kami yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali seperti saudara sendiri. Namun, tetap saja dalam hati Taehyung ayahnya itu tetaplah gagal sebagai seorang suami. Benar, tidak ada orang yang sepenuhnya sempurna dan tidak ada pula orang yang sepenuhnya buruk.

Ah, aku mengerti dengan sebuah contoh yang lebih sederhana. Contohnya saja Juwan, ia dianggap putra yang buruk oleh beberapa orang yang sebenarnya tidak tahu-menahu sama sekali tentang keluarga kami. Seenaknya saja bicara seolah-olah Juwan yang memutuskan melepas alat medis yang menahan Papa selama koma tanpa pertimbangan ataupun persetujuan siapa pun, seolah-olah mereka menganggap Juwan berniat mengakhiri hidup Papa. Apa hak mereka bicara buruk tentang Juwan? Apakah mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi? Jikapun mereka diberitahu bagaimana fakta sebenarnya, akankah mereka mendengarkan juga? Nyatanya gosip jauh lebih sedap untuk mereka makan.

Kini aku bersandar pada loker, menunggu Taehyung sebenarnya, tapi ia tak kunjung muncul. Ada banyak murid lain yang berlalu-lalang di hadapanku, mereka telah selesai menghabiskan makan siang, tapi Taehyung tidak juga muncul setelah dari ruangan guru. Kemudian Chan muncul, ia membuka loker miliknya untuk mengambil tas yang isinya entah apa. Kupanggil namanya sehingga ia menoleh. Tapi Chan tampak ketus menanggapiku. "Apa?" tanyanya singkat sekali, sikapnya benar-benar berubah usai apa yang kukatakan padanya berhari-hari lalu.

"Kau marah padaku?" Kuberi sahutan yang tak terduga olehnya, hingga ia balas menatapku dengan sorot tajam tapi dingin. "Oh ayolah, Chan. Jangan buat aku tertekan. Okey, aku minta maaf!"

Chan sama sekali tidak memberikan respon yang menyenangkan, ia masih berlagak sok dingin seperti mengharapkan agar aku memohon. Dan sekarang ia melipat tangan di depan dada. "Traktir aku makan. Aku belum makan sejak tadi pagi." Ia melunjak. Aku menghela napas sambil mencerogoh saku, cuma tersisa dua ribu won. Chan langsung mengambilnya begitu aku ingin menghitung uang pecahan dari sana.

"Yak! Itu sisa uangku." Aku menggerutu. Chan berjalan mendahului menuju kantin meninggalkanku. Aku mengejarnya, sialnya ia berhasil membuatku kerampokan. "Gong Chan! Yang kemarin itu memang salahmu, kenapa aku harus bersusah payah melakukan semua ini untuk meminta maaf?!" kataku lagi begitu tiba di kantin dan Chan sudah membeli kimbab dengan minuman soda, lalu duduk di salah satu meja kosong.

Chan sama sekali tidak mengindahkan apa pun yang kukatakan, sampai aku kesal dan menggerutu padanya. Ia tetap saja tenang memakan kimbab seolah tak punya rasa bersalah. Kemudian aku duduk di seberangnya, sempat kudengar suara Chan yang terkekeh samar sehingga aku menatapnya dengan sorot tajam. Aku melipat kedua belah tangan di atas meja, lalu membenamkan wajah di atasnya seraya menggerutu.

"Kau ini kenapa huh? Apa karena uangmu? Yasudah besok kuganti, beserta bunganya." Chan bicara dengan mulut penuh, mengingatkanku pada kebiasaan Taehyung. "Hari ini aku bersembunyi dari Ayah gara-gara tidak sengaja merusak laptopnya, makanya tidak sempat makan atau minta uang pada Ibu. Malam ini Ayah akan berangkat ke Seoul, jadi besok uangmu akan kuganti," ucapnya menjelaskan.

Beberapa hal aku iri pada Chan karena ia bisa pergi ke Seoul kapan saja. Pernah satu kali kutanya padanya "sudah berapa kali kau pergi ke Seoul, Chan" dan ia memberi jawaban sambil tertawa. Katanya ia tinggal di Jeju sejak 2017 dengan alasan karena neneknya sakit saat itu. Setelah neneknya meninggal, ia dan keluarga tentu sudah tidak punya alasan lain untuk menetap. Ayahnya Chan adalah orang Seoul dan ibunya yang asalnya dari Jeju juga sudah berpindah kependudukan semenjak menikah. Jadi, keberatan mereka di sini cuma sementara menunggu Chan lulus SMA. Setelah itu mereka akan menetap di Seoul.

JEJU: My Escape Notes | KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang