Six

993 117 4
                                    

"Kejutan!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kejutan!"

"AYAH! BUNDA!"

Ketujuh orang itu bergiliran memeluk Arcelga dan Adinda. Pagi-pagi sekali kedua nya datang memberi kejutan. Katanya ingin menemani sarapan mereka berdelapan sekaligus rindu dengan Rafael dan Devan.

"Ayah sama Bunda kenapa gak ngasih tau? Aku baru aja bangun"

Devan mode manja membuat yang lain mual mengingat sifat asli anak itu.

Adinda mengusap kepala Devan yang sekarang memeluk lengan nya. "Kalau ngasih tau, bukan kejutan dong?"

"Memang Bun. Anak Bunda satu itu rada gimana gitu"

Jegas menyenggol Galih yang berkata seenaknya tanpa memfilter mulut nyerocos nya.

Arcelga merangkul Rafael lalu mereka masuk ke dalam. "Bersih banget rumah nya. Bagus, kayak gini baru saudara, di jaga sama-sama rumah nya"

Mereka hanya saling tatap. Pasangan itu tidak tau bahwa ruang tamu menjadi sangat bersih akibat kejadian kemarin.

"Nah, pas banget belum masak buat sarapan kan Bi?"

Para pelayan mengangguk. "Iya Nyonya"

"Jadi gak usah masak pagi ini. Saya sudah bawa makanan buat sarapan dan ini buat kalian"

Adinda memang terkenal memiliki sifat lemah dan lembut. Dia baik hati dan selalu memikirkan orang lain. Para pelayan sampai menunduk dan mengucapkan terima kasih beramai-ramai karena dibawakan makanan yang cukup banyak itu.

Arcelga melihat ke sekeliling. "Noly mana? Masih tidur?"

Ketujuh nya mengangguk kompak.

"Kamar Noly dimana? Bunda aja yang bangunin"

"Devan aja yang nemenin Bunda!"

Aduh, anak manja itu semakin berbuat saja. Rafael hanya menyengir malu, mana sifat Devan yang aneh itu. Adik nya malu-maluin dia di depan para pelayan. Kalau keluarga jangan ditanya, semua sudah tau jika Devan selalu manja dengan Bunda nya.

"Kamar Noly di depan sana Bunda. Yang paling ujung"

"Yang di tengah ini?"

"Iya Bunda"

"Adek kamu gak malu diliatin semua orang manja begini?"

Devan menggeleng. "Ngapain malu punya Bunda secantik ini" dia mengambil kecupan singkat di pipi kanan Adinda

"Mulai nih mulai"

Devan mengetuk pintu kamar Noelle. Namun tidak ada balasan.

"Kayaknya masih tidur deh Bun"

Giliran Adinda yang mengetuk pintu kamar itu. "Noly sayang. Ini Bunda, kamu masih tidur ya?"

"Devan kamu tunggu disini. Bunda bakal masuk"

Adhiyaksa Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang