Twenty Six

788 99 3
                                    

Acara berlangsung selama beberapa jam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara berlangsung selama beberapa jam. Pernikahan resmi itu terjadi dengan sangat privasi. Benar-benar privasi. Tamu undangan hanya orang-orang tertentu saja. Tempat pernikahan benar-benar di rahasiakan karena Sanjaya Adhiyaksa sendiri yang turun tangan mengatur segalanya.

Walaupun privasi, pernikahan itu masih meriah. Karena tidak mungkin cucu Adhiyaksa menikah begitu saja tanpa ada party dan acara-acara semacam nya.

Pertanyaan demi pertanyaan mereka jawab seadanya. Mengapa Javas yang menikah lebih dulu daripada Marvin dan Rafael yang notabene nya lebih tua dari Javas? Apa Marvin dan Rafael belum bertemu jodoh? Ada yang menawarkan anak atau cucu mereka untuk kedua tertua agar cepat menyusul namun terdapat sindiran di dalam kalimat nya.

Menjawab pertanyaan orang-orang ini benar-benar melelahkan. Begitu juga Noelle sekarang. Senyum palsu nya itu benar-benar memuakkan dirinya sendiri.

"Saya permisi ya, Om, Tan. Ada urusan di belakang" dia tersenyum lalu segera menjauh dari rombongan itu

Dia melangkahkan kaki nya secepat mungkin lalu mencari tempat yang jauh dari jangkauan orang-orang petinggi itu. Dia menyandarkan kepala nya dan memejamkan mata nya sejenak. Lalu membuka mata nya secara perlahan.

"Hai?"

Noelle tersentak pelan lalu memukul lengan cowok di hadapan nya saat menyadari itu siapa. "Abang ih! Ngagetin aku aja!" kesalnya

Nathan tertawa pelan lalu menyodorkan secangkir minuman ke hadapan Adiknya. "Kenapa sendirian disini? Udah ngurus tamunya?"

Noelle mendengus sembari mengambil cangkir minuman itu. "Huh! Mau ngejek aku ya? Lagian kenapa sih aku yang nerima tamu! Mana gak ada yang aku kenal"

"Kenapa marah sama Abang? Tanyain Jeje tuh, dia yang nyusun nya"

Noelle menunduk dengan bibir melengkung. Namun sekejap kemudian dia terdiam. Secara perlahan menatap Nathan yang ternyata juga sedang menatapnya.

"Abang gak marah lagi?" suara nya begitu kecil dan terdengar tidak yakin

Usapan lembut terasa di kepala nya. Usapan yang selama ini dia rindukan. Kasih sayang Abang nya.

"Maaf Noly, maafin Abang"

Lalu Nathan menarik Noelle ke dalam pelukan nya. Dia memeluk dengan sangat erat dan membenamkan kepala nya di pundak Adiknya itu.

"Ini sepenuh nya salah Abang, seharusnya Abang gak lampiasin emosi Abang ke kamu. Abang udah buat kamu sedih. Abang udah nyakitin kamu. Abang minta maaf"

Noelle tersenyum dan membalas pelukkan Nathan. "Jangan minta maaf gitu Abang. Gapapa kok, aku ngerti. Tapi jangan serem-serem lagi ya? Aku gak bisa liat Abang marah sama aku. Maaf juga kalau aku pernah gak tau kondisi, Abang jadi ngerasa keganggu"

"Abang gak bermaksud---"

"Udah Abang, gak usah dibahas. Aku sama Abang itu saudara. Jadi gak perlu maaf, maafan. Ayo kita ke depan, kayaknya udah mau dipanggil foto"

Adhiyaksa Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang