Forty Nine

719 104 9
                                    

"Beneran kita semua tinggal disini Kak? Kenapa bisa?" tanya Jegas keheranan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beneran kita semua tinggal disini Kak? Kenapa bisa?" tanya Jegas keheranan

Javas mengangguk saja tanpa mau menjelaskan lebih. Setelah 2 hari Jegas tinggal di rumah orang tua mereka, Opa menyuruh Jegas untuk pulang lagi kerumah itu dan tinggal bersama. Sekaligus mengakrabkan kembali kedua cucu bungsu nya.

"Je lo gak merasa pusing atau inget sesuatu gitu?"

Jegas menggeleng. "Enggak, mungkin---belum. Kalian---maksudnya kita, udah berapa lama tinggal bareng disini?"

"Lima atau enam bulan mungkin"

"Kenapa gue gak inget ya?"

"Lo sakit"

"Berarti kita tinggal juga sama cucu kesayangan Opa itu?"

"Noly, namanya Noly, jangan bilang kayak gitu lagi"

Jegas berdecak malas. "Iya iya"

Saat naik ke lantai atas mereka berpapasan dengan Kirana. Javas meringis, aish dia lupa menceritakan ini dengan Jegas.

"Ini siapa?"

"Ini istri gue, namanya Kirana"

"HA!? KAK? LO UDAH NIKAH?"

Kirana menatap Javas tajam, padahal dia sudah memperingatkan untuk memberi tau Javas mengenai ini kepada Jegas dari kemarin. Tapi Suami nya ini memang pelupa.

"Kapan nikahnya? Kejadian apa aja yang gue gak tau?! Sumpah kak, lo harus cerita semuanya sama gue!"

"Makanya, siapa suruh lo lupa ingatan, padahal lo dulu akrab sama Kakak ipar lo ini"

Jegas merengut kesal kepada Javas lalu menatap Kirana dan tersenyum tipis. "Hai Kakak ipar" sapa nya

"Hai juga Je, kamu istirahat ya dikamar" Kirana mengelus lembut puncak kepala Jegas

"Iya--eh! KAKAK HAMIL?!"

"Iya, keponakan kamu ini"

Kirana hanya tertawa kecil melihat raut shock dan kebingungan itu. Dia mencubit pipi kanan Adik ipar nya itu lalu turun ke bawah.

"Kak gue rasanya kayak baru bangun dari goa di tengah hutan, sumpah!"

"Memang, dah mirip gorila dari goa"

Jegas menghela gusar. Dia juga sedikit merasa bahwa banyak sekali kejadian-kejadian yang lewat sekilas di dalam kepala nya, tetapi dia tidak mampu untuk mengingatnya lebih dalam, kata Dokter Adya juga jangan dipaksakan, nanti dia sendiri yang merasa sakit.

Javas menyuruh nya untuk berbaring dan istirahat di dalam kamar namun dia tidak ingin, alhasil dia berkeliling kamarnya itu. Hingga matanya menangkap foto di dalam bingkai yang di letakkan di atas meja. Dahi nya mengernyit bingung namun tangan nya meraih bingkai foto itu.

"Gue sama dia?"

Jegas merasa semakin bingung melihat foto itu, kenapa dia dan Noelle bisa berfoto bersama dan tersenyum lebar seperti itu. Sepertinya dia memang harus meminta Javas menceritakan semua kejadian yang telah terjadi padanya selama satu tahun terakhir.

Adhiyaksa Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang