Sixteen

845 108 6
                                    

Kedua tangan nya menyatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua tangan nya menyatu. Mata nya terpejam. Di dalam hati dia terus berdoa. Dia duduk di kursi barisan 3 dari depan dan berdoa dengan sangat tenang.

Pagi ini Noelle pergi ke Gereja untuk berdoa atas banyak hal yang terjadi. Dia ingin masalah di keluarga nya cepat selesai dan selesai dengan cara baik-baik. Dia ingin keluarga nya bahagia selalu. Dia ingin Marvin dan Opa nya berbaikan. Dia ingin agar Opa nya mengerti jika tidak semua yang dia lakukan itu benar. Dia berdoa agar Oma nya sehat selalu dan keluarga nya terlindungi dari bahaya.

Gereja tidak terlalu ramai karena bukan hari berdoa. Setelah merasa cukup dengan doa nya. Noelle keluar dari Gereja lalu berjalan ke arah mobil Nathan. Nathan mau meminjamkan mobil nya karena Noelle bilang ini penting.

Namun hati nya masih merasa gelisah. Saat mobil itu melaju ke rumah Opa dan Oma nya dia baru membuka ponsel nya yang ternyata terdapat banyak panggilan dari 5 menit lalu. Dia menambah kecepatan mobil itu.

Oma Lydia memang masih di rumah sakit dia belum pulang tetapi Marvin ingin mereka semua berkumpul di rumah Opa dan Oma nya, ingin mengatakan sesuatu. Noelle tau ini pasti tentang gadis yang Marvin sukai.

Baru melangkah di teras rumah suara teriakan mulai terdengar.

"Tuhan, tolong dengar doa ku"

Pintu sudah terbuka dia melangkahkan kaki nya masuk. Pemandangan yang tidak mengenakan langsung terekam di otak nya. Dimana Sanjaya berteriak marah dengan telunjuk menunjuk seorang gadis yang berdiri di sebelah Marvin.

"Kamu menggoda cucu saya ya?! Sampai-sampai dia melawan saya seperti ini?!"

Gadis itu terus menggeleng.

"Kamu pasti ingin harta keluarga saya kan makanya tidak tau malu mendekati cucu saya"

"Jika kamu terlahir di keluarga yang setara dengan keluarga saya, semua akan berbeda dari saat ini"

"Opa cukup!"

Noelle langsung berdiri di depan Marvin dan gadis yang menangis di pelukan nya.

"Opa selalu mengajarkan sikap sopan santun ke cucu-cucu Opa. Apa Opa gak malu sekarang Opa menghina seseorang yang gak salah apapun? Opa bilang hal yang seharusnya gak boleh Opa ucapin--"

"Noly, kamu ke atas, dengarkan perintah Opa" ujar Sanjaya

Noelle menggeleng. Walau dia tidak mengenal perempuan bernama Sherli itu, Noelle berbalik dan memeluk lengan kiri Sherli.

"Opa sayang banget kan sama aku? Opa gak mau liat aku sedih, Opa gak mau liat aku terluka, Opa gak mau aku di hina kan? Tapi kenapa Opa ngehina Kak Sherli? Dia juga cucu seseorang, anak seseorang. Gimana perasaan Opa kalau aku di hina kayak Opa ngehina dia?"

Ucapan Noelle berhasil membuat Sanjaya terdiam.

"Opa, tolong jangan selalu memaksakan kehendak Opa. Kak Marvin sama Kak Sherli saling cinta, Opa mau misahin mereka? Sama aja Opa melawan takdir Tuhan. Kalau ini memang takdir Tuhan? Opa mau berdosa karena ngelanggar takdir nya?"

Adhiyaksa Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang