Thirty

737 90 4
                                    

"Non, permisi Non

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Non, permisi Non. Non udah bangun belum? Ada kiriman Non"

Noelle yang mendengar pintu di ketuk-ketuk langsung meletakkan hair dryer nya di atas meja rias dan segera beranjak untuk membuka pintu kamar.

"Iya Bi? Ada apa?"

"Ada kiriman buat Non Amel. Barang nya saya taruh di bawah. Itu saja Non, maaf menganggu"

Noelle membalas anggukan pelayan sebelum pelayan pergi meninggalkan kamar nya.

"Kiriman?" otaknya berpikir cepat, seketika matanya membulat dia langsung berlari keluar kamar dan menuruni tangga dengan cepat bahkan sepupu-sepupu nya yang duduk santai di ruang bawa berteriak panik karena gadis itu menuruni tangga cepat sekali

Langkah nya berhenti. Mata nya mendapati boneka kelinci berbulu warna putih berukuran extra large yang memegang wortel dengan kedua tangan nya dan kelinci itu memakai kupluk berwarna biru muda.

Dia mendekati boneka itu dan menyentuhnya secara perlahan. "Lucu"

Matanya menangkap secarik surat yang terselip di wortel yang dipegang kelinci. Noelle segera mengambil dan membaca nya.

Iya, lucu kayak lo
-E

Noelle membuang nafas nya kasar. Sudah ia duga. Tetapi tidak mungkin boneka selucu ini ingin dia buang. Dia menyukainya.

"Bibi, tolong bawain ke kamar ya!"

Dia berjalan lalu duduk di sofa. Semua mata tertuju padanya termasuk satu orang yang menatap nya sedikit tajam, sepertinya.

"Dari siapa Noly?"

Noelle tersenyum lalu menggeleng. "Tuan Anonymous. Tapi karna aku suka, aku ambil boneka nya"

"Bi, jangan di bawa dulu ke kamar. Mau saya cek dulu"

Oke, mode Abang on.

"Anonymous kemarin ya? Siapa sih dia? Fans banget kayaknya sama kamu" kata Marvin heran

"Orkay ni orkay. Mahal tu boneka" ujar Galih

Nathan sudah berdiri dari tempat duduk nya lalu mengelilingi boneka itu. Di cek nya satu persatu bagian boneka di ikuti Devan dan Jegas di belakang nya.

Devan mendongak. "Coba di kupluk nya Kak"

"Gue gak nyampe Dev, Je tolong dong, lo tinggi kan"

Jegas menyugar rambut nya. "Tenang, easy itumah"

Plak...

Bokongnya di pukul kuat oleh Nathan. "Dosa lo ngejek yang lebih tua"

Jegas segera melihat pada bagian atas boneka dan tidak menemukan apa-apa. "Gak ada Kak. Aman"

Jegas memajukan kepala nya untuk melihat intens mata boneka itu. "Gue sering liat di film biasanya di mata boneka nya Kak. Coba lia--ADUH!"

"Dosa Je ngejek kita berdua. Kita tau, kita sadar tinggi kita cuma sehidung ni boneka. Udah, gak usah di perjelas"

Adhiyaksa Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang