What About Us? - 16. Evan, Keano, dan Vinka

24 2 0
                                    

Suasana dingin menyelimuti kota Bandung. Sudah dari pagi hujan tidak berhenti. Untungnya hari ini hari libur, aku dan Keano memutuskan untuk diam di villa ralat, di kamar sampai waktu yang tidak ditentukan. Sementara yang lainnya sudah berada di ruang tengah villa pribadi Keano. Yap, wolves menginap di villa Keano untuk merayakan kemenangan mereka.

"Kita keluar aja yu ga enak sama yang lain" ajak Vinka. Keano menarik Vinka lebih erat kepelukkannya sebelum mereka bertemu dengan wolves.

Lima menit berikutnya, Vinka dan Keano sudah berada di ruang tengah menyusul teman-temannya. Evan juga langsung menempel dengan Vinka, mereka terlihat seperti adik kakak yang sudah dipisahkan bertahun-tahun.

"Keano aing beneran ga habis pikir sama sia" ujar Julian. "Si Evan nempel pisan sama pacar sia tapi sia ga ada gitu cemburu atau rasa pengen mukul? Gua aja yang bukan siapa siapanya pengen mukul"

"Ngapain cemburu sama Evan?" Keano membalikkan pertanyaan Julian. "Kan lu juga mau sama Vinka makanya lu cemburu, Juleha"

"Ga gituu anjeng" timpal Julian. "Ya kaya lu kan pacarnya masa ga ada kesel-keselnya liat cewe lu ngobrol sama cowo lain sampe ketawa ketawa berdua gitu?"

"Kalau yang lain gua kesel, kalau Evan atau Samuel sih engga sama sekali"

"Cuma lu yang bisa begitu" balas Julian.

"Tapi gua juga kalau Flo deket sama Evan atau minion yang lain ga masalah sih" Erick ikut masuk dalam pembicaraan mereka. Minion itu sebutan Erick untuk wolves angkatan kelas sepuluh.

"HAH?" Julian bingung. "Ga waras ini berdua"

"Ga ada yang perlu dicemburuin dari mereka" lanjut Erick.

"Lu liat sendiri deh" Keano mengarahkan kepala Julian ke Vinka dan Evan yang sedang asik berdua. Evan malah sedang membuat origami pesawat dari kertas bekas yang ada di sana.

"Mau dipaksain cemburu juga ga bisa, Evan aja kaya anak enam taun yang lagi ditemenin main sama cicinya" Keano menjelaskan. "Beda rasanya antara liat Evan atau Wolves ke Vinka sama cowo lain"

"Udahlah, Vinkanya juga ga masalah kok" Timmy sedari tadi menguping pembicaraan mereka bertiga.

"Serius amat si kalian?" kehadiran Samuel diantara mereka menjadi pemecah keseriusan empat orang barusan. "Udah ga tanding kali"

Samuel meninggalkan kakak-kakak kelasnya itu ke arah Vinka dan Evan disusul dengan kehadiran Flo. Evan bahkan sampai menyandarkan tubuhnya pada Vinka sambil terus melipat kertas menjadi bentuk bentuk lainnya, sementara Vinka sekarang sedang asik dengan ponselnya dan kakinya menjadi tempat Evan mengumpulkan semua origami yang sudah dia buat. Vinka sadar kalau dengan apa yang Evan lakukan, dia merekam apa yang ada di kakinya dan pastinya Evan yang masih sibuk melipat origami.

"Evan dan segala origaminya" kata Vinka membuat Evan tersenyum ketika ponsel Vinka mengarah kepadanya. Baby face-nya semakin menjadi ketika dia tersenyum.

"Evan masa cicinya dijadiin tempat origami?" tanya Timmy.

"Abis bingung harus disimpen dimana" jawab Evan.

"Apaa ni ribut ribut?" tanya Rivaldo, si biang ricuh.

"Ssssttt diem" Evan menyuruh Rivaldo untuk menutup mulut.

"Salah apa gua sama lu bocil?" tanya Rivaldo gemas.

"Ga ada sih"

"EVAN BISA BISANYA YA LU BOCIL NEMPEL NEMPEL SAMA VINKA" protes Kenneth.

"Iri yaa? Ga bisa yaa" Evan malah menjadi kompor untuk kakak-kakaknya. Lalu dia memberikan kode pada Erick.

"Iri? Bilang" Erick dan Evan kompak.

What About Us?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang