What About Us? - 11. Music Festival

31 2 0
                                    

Beberapa hari ini Ko Iden tidak terlihat di sekolah, pasti dia izin karena acara yang dia pegang akan berlangsung di akhir pekan minggu ini, tepatnya besok. Karena line up acara besok cukup menarik aku berpikir untuk menonton acara Ko Iden bersama dengan teman-teman yang lain.

Keano melempar pelan ponselnya ke meja kantin di mana seluruh teman-teman kami berkumpul. Dia tidak berbicara apapun mengenai tiket festival music besok. Sudah tidak aneh dengan manusia kutub.

"Barcode apa nih?" tanya Julian dengan antusias.

"Music Festival punya Timmy acaranya besok" jawabku.

"Terus ini gratis?" tanya Kenneth. "Buat kita gitu? Ga pake bayar bayar?"

"Iya Timmy yang kasih" timpalku. "Katanya semua harus datang ga boleh ngga, tiketnya buat dua hari"

"Two days pass gratis?" Rivaldo masih tidak percaya.

"Kalo ga mau ga usah" timpal Keano dingin.

"Maulah siapa yang ga mau coba dikasih tiket gratis mana line up-nya keren"

"Ya udah"

"Ada ya orang sebaik Timmy sama Vinka" celetuk Darrens.

"Ko Iden memang punya akses untuk kasih orang tiket jadi kalian pasti dapet"

Aku senang melihat mereka senang. Walaupun aku yakin kalau mereka juga bisa membeli tiket tersebut sendiri mengingat harganya juga yang tidak sampai di angka tiga ratus ribu rupiah untuk tiket jalur VIP. Ini juga akan jadi kali pertamaku untuk pergi ke sebuah acara dengan banyak orang, ralat banyak laki-laki. Biasanya hanya Iden dan itupun aku bantu dia.

******

Ko Iden sedang sangat sibuk dan terlihat stress karena acara yang dia selenggarakan akan segera berlangsung. Dia bahkan tidak bisa masuk sekolah karena acara ini bukan acara kecil-kecilan yang hanya menjual ratusan tiket, tapi puluh ribuan tiket untuk dua hari acara. Dia juga takut kalau tiket yang sudah disiapkan tidak terjual sebanyak yang dia mau, tapi dia juga tidak memberitahu teman-temannya untuk membeli tiket acara tersebut.

"Ko, volunteer buat acara koko udah banyak?" tanyaku penasaran.

"Untuk yang sekarang volunteer yang daftar banyak banget jadi koko minta bagian public relation untuk bantu seleksi" jawab Ko Iden.

"Mau aku bantu buat seleksinya?" aku menawarkan diri supaya dia tidak terlalu pusing seperti sekarang.

"Boleh, kamu jadi supervisor ya" titah Ko Iden. "Kalo ada yang menurut kamu kurang oke langsung cut aja ga usah dikasih kesempatan, Koko ga mau acaranya jadi ga jelas karena volunteer-nya ngang ngong ngang ngong"

"Oke" aku setuju

"Ko aku mau beli tiket yang VIP two days pass buat wolves" kataku membuat Ko Iden terkejut. Wolves itu sebutan untuk tim basket di sekolah, Cahaya Bangsa Wolves.

"Serius kamu? Ga usah beli mau berapa koko kasih" timpal Ko Iden. "Two days pass ga dibawah dua ratus ribu loh, De"

"Ya masa dua puluh orang lebih aku minta semua ke Koko" aku tetap mau membeli tiket itu. "Free pass buat Keano aja yang lain aku yang beli"

"Keano koko kasih akses ga mungkin engga" pungkas Ko Iden, aku bingung kenapa harus akses. "Kalau Keano ga punya akses, ga ada yang bisa jagain kamu untuk control ke sana ke sini kalau Keano ga dikasih akses juga"

Apa yang Ko Iden bilang masuk akal. Dia tidak akan mungkin ada terus bersamaku saat acara nanti, dia akan terus mengawasi jalannya acara dari segi manapun. Percaya atau tidak, tiket sebenarnya hanya sisa untuk regular, tapi karena ada orang dalam aku bisa minta apapun yang aku mau termasuk line up yang akan tampil dalam dua hari acara yang Timmy buat. Kebanyakannya adalah yang aku mau, jadi bisa dibilang acara ini Ko Iden buat hanya untukku.

What About Us?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang