Tolong jangan pelit-pelit ya sayang ~
"El, nanti disana kamu papa udh nyiapin semuanya ya. Tempat tinggalnya ini alamatnya kamu tinggal kesana"
"Iya pah" El menerima kertas alamat itu dengan wajah tidak senang, seperti sedih
"El? Kamu gapapa?" Tanya bundanya El
"Hmm El gak tau bund, jadi pergi apa enggak El gak yakin bund pah"
Bunda El melihat ke arah papah El lalu keduanya tersenyum manis padanya
"Sayang, ini keputusan kamu nak. Kalau kamu beneran mau sekolah disana kita gak larang sayang"
"Iya sayang bener kata bunda, kamu kalau emang mau sekolah disana papa udh siapin tapi kalau kamu gak yakin papa sama bunda gak maksa El"
' gue benci sama Lo El!! '
' Jangan Lo muncul lagi di hadapan gue '
Kata-kata itu selalu menakuti batin dan diri El, maka dari itu ia tetap memutuskan untuk tidak membuat Felix membenci nya lagi
"Gak pah, bunda. El tetep mau sekolah disana, El sekarang yakin sama ucapan El sendiri"
Kedua orang tua El hanya menghela nafas pelan dan mereka berdua memeluk erat El untuk menenangkan putranya itu
"Gapapa sayang, udh sekarang kamu istirahat aja ya. Besok perjalanan kamu bakalan lama, gak usah pikirin sekolah karna papa udh urus surat pengunduran diri kamu"
"Makasih pah"
"Fel, nih Lo anterin buku kimia ke ruang guru. Gw males"
"Kok gue?" Felix yang lagi menulis tiba-tiba disuguhi buku kimia yang lumayan banyak
"Dah buruan jadi nanti walkel liat Lo anak nya rajin. Buruan Sono!"
"Ck, iya iya"
Dengan berat hati Felix harus mengantar buku-buku itu walau ia tidak mau juga
Saat sudah sampai di ruang guru dan sudah menaruh buku kimia di meja guru, ia tidak sengaja mendengar obrolan para guru-guru kelas 12 dan ia melihat ada walkel nya El disana
"Sayang banget yah El udh gak disini pak Bu"
Deg
"Iyah, huh.. padahal dia anak baik loh. Jujur saya ntah kenapa sayang sama anak itu, walau sikap sama penampilan dia kaya preman di sekolah ini tapi siapa sangka kalau dia punya hati yang baik"
"Iya Bu saya setuju"
"Apa Bu Mila sudah dapat surat pengunduran diri nya El Bu?"
"Iya pak, ini tadi orang tuanya El sudah membawakan surat nya tadi pagi ke saya"
"Bagus deh Bu, kita doakan saja semoga El itu anaknya menjadi sukses di pendidikan Jerman di sana ya"
"Aminn"
Saat mendengar itu semua Felix langsung keluar dari ruang guru dan menutup pelan pintunya
"Huh.. El.. dia- dia pindah? Berarti ucapan dia waktu itu.. bener?"
Felix masih tak percaya apa yang ia dengar, mana mungkin. Dikira dia El hanya bercanda padanya dan tidak terlalu memikirkan perkataanya yang membuat sakit El, tapi itu semua benar?
"Setakut ini Lo sama gue El? Ha.. haha dasar pengecut.."
Ia berjongkok sebentar demi meredakan emosi nya yang hampir meluap lalu langsung berdiri lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Reach for the Stars
Teen Fiction🔞 pilih-pilih dulu ya kalau mau baca tuh ⚠️NIATKAN FOLLOW SEBELUM/SESUDAH MEMBACA⚠️ Ini cerita hanya fiktif sementara yang dibuat oleh manusia menggunakan kedua tangannya dan imajinasi mereka yang aktif Kedua remaja telah dipertemukan dalam keadaan...