nine

413 24 2
                                    


Karna saya ada waktu luang, jadi digunakan untuk menulis

"Ekh gais, Felix kok lama ya cuma ke toilet doang. Katanya mau balik lagi tu anak" ucap Chandra bingung

"Gua juga kagak tau, coba gua tlp dulu dia"

Angga mengambil ponselnya dari sakunya dan mulai menelpon ke nomor Felix dan itu berdering

Drrr drrr

"Kagak diangkat lagi"

"Ck. Fel, Lo kemana sih lama banget"


Temen-temen Felix tidak menyadari bahwa Felix sudah keluar daritadi karna diseret keluar oleh El

-

-

"Sekarang naik motor gw" pinta El

"El, temen-temen gue disana pada nyariin. Lo mau kemana sih"

"Gw udh peringatin Lo Fel, tapi Lo langgar itu. Sekarang naik tanpa banyak omong"

Tak menunggu lama El sendiri yang mengangkat tubuh Felix dan didudukkan di atas motornya

"El pliss, kasian temen-temen gue, mereka pasti pada nyariin gue"

Tidak menggubris perkataan Felix, El langsung memasang helm nya dan mulai menyalakan motornya untuk membawa kabur Felix dari sana

Vrooom




Setelah 7 menit perjalanan El membawa Felix ke suatu perumahan kosong yang sedang dibangun, ia melepaskan helmnya dan menarik tangan Felix untuk masuk ke sebuah rumah kosong terdekat

"El kita ngapain sih kesini? Disini gelap El, gue takut" ucap Felix saat melihat ke sudut ruangan yang masih tersusun semen itu

Ia membawa Felix ke belakang rumah itu dan memojokkan nya diantara dinding semen yang masih keras

Kreek

"Aww! El!! Punggung gue sakit sat-"

Belum selesai dengan perkataannya El lebih dulu menyela omongan Felix dengan pertanyaan

"Sekarang kasih tau gw alasan Lo pergi sama temen-temen Lo itu" tanya dengan masih memperhatikan mata Felix yang bergetar ketakutan

"Emang salah ya gue main sama temen gue sendiri? Lo ngelarang hal gak jelas kaya gitu El, gue gak suka Lo larang-larang kaya gini"

"Hmm main ya? Daripada sama temen Lo itu, masih lebih baik main sama gw gimana?"

Felix mendapat sinyal bahaya dari perasaannya, ia memikirkan kata 'main' El berbeda dari yang lain, ia ingin tidak disiksa habis-habisan oleh El, ia menggelengkan kepalanya takut

"Gak.. gue gak mau El.. lepasin gue"

Ternyata jawabannya tidak sesuai dengan keinginan El sendiri, ia geram dan mulai memukul perut Felix dengan sangat kencang

Bughh

"Akhh-!" Badan Felix tersungkur akibat pukulan dari El

"Lo kenapa keras sih Fel? Padahal main sama gw lebih seru daripada temen-temen Lo itu"

Felix mulai merangkak menjauh dari El karna takut El melayangkan pukulannya lagi dan lagi

"Sshh.. jangan ngedeket.. akhh hahh.."

Ia memegang perutnya guna menahan sakit dari pukulannya tadi, dan El semakin mendekati Felix yang menjauh darinya

"Kenapa? Hm? Sekarang Lo takut sama gw Fel?"

Felix menggelengkan kepalanya dan sedang melirik kanan kiri mencari bantuan, sayangnya tidak ada orang di di belakang rumah kosong itu

"Lo cari apa sih Fel? Disini masih kosong karna ni perumahan lagi dibangun"

Kesal dengan Felix El menarik tangan Felix yang sedang sakit itu dan mulai memutarnya perlahan ke arah yang berlawanan

"AKKHHH!!!"

"Lo mau minta maaf atas perbuatan Lo ninggalin gw?"


Bughh

"Aarrkh!!"

Ia melepaskan tarikannya dan mulai memukuli perut Felix untuk kedua kalinya

"Mau minta maaf? Atau mau yang lebih dari ini?"

Felix berusaha membuka matanya dan mulutnya mulai angkat bicara

"Uhuk.. gu-gue minta maaf El.. plis, jangan lagi.. aakhh"

El menghentikan pukulannya dan mulai menyamakan badannya dengan tubuh Felix yang sedang lemah itu

Cup

"Sebagai balasannya, Lo gak boleh lagi ngumpul sama temen-temen Lo itu tanpa seijin dari gw, paham?"

Mendengar itu Felix memberanikan matanya untuk melihat ke arah El

"Maksud Lo apa sih!? Gue gak boleh ngumpul sama temen gue? Hah!? Lo gila El, Lo larang gue juga ada batasannya! Lo siapa gue hah berani banget Lo ngelarang gue buat ngumpul sama temen-temen gue sendiri"

"Aneh Lo" lanjutnya

Saat semua perkataan Felix sudah dikeluarkan, El lebih memilih tersenyum dan mencengkram kuat leher Felix hingga membuatnya sesak nafas


"Akh! El!! Aaahh!"

"Gw siapa Lo? Lo pasti udh tau jawabannya sendiri Fel, kalau gw ini pacar Lo. Dan gw tekanin lagi sama Lo, kalau gw berhak atas Lo, berhak atas tubuh Lo, dan berhak dengan semua yang berkaitan dengan Lo Felix"

Tangan satunya El ia gunakan untuk mengambil obat tidur dari saku celananya dan mulai mengigit untuk membuka obat itu untuk Felix minum

"Buka mulut Lo"

"Ck, gue gak mau El!"

Tanpa basa basi, El sendiri yang menekan pipi Felix untuk membuka mulutnya paksa, dan saat terbuka obat itu El taruh di mulutnya terlebih dahulu dan mulai menyalurkan nya ke mulut Felix


"Mpphh!!"

Saat udh merasa tertelan, El melepaskan pautannya dan mulai melepaskan cekikan nya di leher Felix

"Uhuk! El! Lo masukin obat apaan di gue hah!? Uhuk.."

El beralih menatap Felix dengan senyuman manisnya, itu membuat Felix merinding

"Tenang aja, itu cuma obat tidur yang gw masukin ke mulut Lo"

"Apa!? Obat tidur!?" El menjawab dengan anggukan

"Sialan Lo El!..."

Hendak melayangkan pukulannya, pandangan Felix terasa kabur dan mulai merasakan pusing pada kepalanya

"El.. Lo.. dasar maniak.. uuhh"

Felix terjatuh di pangkuan El

"Gw lebih dari ini Fel, Lo baru liat ½ dari sifat maniak gw ke Lo. Itu belum semuanya"

El mulai mengangkat Felix dan membawanya keluar dari rumah kosong itu dan membawanya pulang ke rumahnya El




100 vote untuk ch ini

50 komentar baru update ch selanjutnya

Reach for the StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang