37

735 100 9
                                    

Jangan Lupa Vote Ya Gaes


Happy Reading






" Gimana keadaanya dok?" Tanya sang maid terlihat panik.

" Huffff." Dokter menghela nafas kasar.

"Keadaan pasien sudah stabil, namun jika terlambat sedikit saja, pasien bisa kehilangan nyawanya. Jelas dokter.

"Hufttt." Maud itu menghela nafas lega, karena akhirnya nonanya selamat. "Terimakasih dok." Ucap maid jennie.

Dokter itu hanya mengangguk lalu langsung pergi meninggalkan maid jennie.

Selama berjam_jam menunggu jennie, akhirnya jennie tersadar dari pinsanya.

"Awsss," Rintih jennie memegangi kepalanya yang terasa berat. Dia melirik tanganya yang sudah tertancap oleh infus.

Jennie menatap sekeliling, ternyata dia berada di rumah sakit, yang jennie ingat dia menangis dibawah guyuran shower, dan setelah itu dia tidaak ingat apa_apa lagi.

"Non, non jennie udah bangun, biar bibi panggilkan dokter non."
Namun saat maid itu akan berdiri, jennie langsung menarik tangannya.

Jennie menggelengkan kepalanya, pertanda tidak perlu. "Tapi non." Ucap maid itu, tapi terpotong oleh ucapan jennie.

"Tidak." Datar jennie.

Selama mengurus jennie, maid tersebut tidak pernah mendengar ataupun melihat nonanya ini berbicara, jadi ketika jennie mengeluarkan suara maid tersebut langsung speechless.

Hingga beberapa menit hanya saling diam, akhirnya maid tersebut memberanikan diri untuk membuka suara.

"Ehmm non tadi bibi sudah hubungin nyonya, namun tidak diangkat, terus bibi sudah kirim pesan ke nyonya namun sepertinya belum dibaca non." Beritahu maid tersebut.

Namun jennie hanya diam seribu bahasa, dan itu membuat maid tersebut terasa canggung.

"Apa perlu bibi telepon nyonya lagi nona." Tawar maid tersebut.

"Tidak perlu! Kita pulang sekarang." datar jennie.

"Ta~~pi nona, nona jennie kan masih sakit." Gugup maid itu.
Namun hanya dibalas tatapan datar oleh jennie, akhirnya maid tersebut  mau tidak mau menuruti perintah nona mudanya itu.

Setelah maid itu menemui dokter, akhirnya jennie boleh pulang dengan syarat harus tetap istirahat, dan meminum obatnya.

Sebenarnya jennie harus dirawat dirumah sakit selama beberapa hari,  namun jennie menolak. Akhirnya pun dokter hanya bisa mengalah. Jenniepun baru boleh pulang setelah cairan infusnya habis.

Jennie itu orangnya keras, tidak mudah dibantah, teguh pendirian, dia akan menurut jika dengan orang_orang yang memang dekat sekali dengan dia. Seperti author ini contohnya😬😀.

.

.

.

Hari ini jennie mulai masuk sekolah, walaupun kondisi tubuhnya masih lemas, namun jennie memaksakan untuk sekolah, sebenernya bukan karena ingin belajar, namun ia sudah bosan jika harus bertahan di apartemen terus.

Karena jennie tidak terlalu pintar dalam bidang akademik, bahkan dia sering mendapat peringkat terakhir, jennie selama ini memang tidak pernah belajar, saat dirumah pun dia jarang sekali membuka buku, mungkin itu salah satu faktor ia tidak sepintar murid yang lain.

Kenapa kepala sekolah membiarkan jennie naik kelas, karena kepala sekolah tahu kalau jennie adalah cucu pemilik yayasan, alhasil kepala sekolah hanya membiarkanya naik kelas dengan nilai yang buruk.

Stay With Me(jennie Kim)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang