🔥 Please forget me!

17.7K 146 0
                                    


"What are you doing!"

Flora menjerit dengan keras dan membalikkan tubuhnya ke belakang ketika melihat kedua mahasiswa berbeda jenis itu saling bertumpuk di atas meja. Dia mengelus dadanya saat merasakan detak jantungnya yang berdegup dengan kencang.

Flora tidak bisa melihat dengan jelas kedua wajah mahasiswa tersebut. Karena dia langsung membuang pandangannya saat menyadari apa yang sedang mereka lakukan.

Akan tetapi saat dia mendengar langkah kaki mendekat dari arah belakang, Flora langsung berlari dari sana. Bodohnya dia kenapa dirinya malah memutuskan untuk tetap berdiri di ruangan! Seharusnya dia langsung meninggalkan ruangan terkutuk itu!

Namun, dia juga tidak mengerti kenapa mereka berdua harus bercinta di ruangan kesehatan! Ruang kesehatan kan untuk orang yang sakit, bukan untuk bercinta!

Flora berjalan dengan tergesa-gesa, dia memutuskan untuk keluar dari gedung universitas dan pergi ke sebuah kafe yang ada di depan gedung belajarnya.

"Kau kenapa?" tanya Sam ketika mendapati Flora datang ke kafenya dengan raut wajah ketakutan.

Flora mengacak rambut pirangnya dan menatap Sam yang berada di sampingnya dengan tatapan frustasi.

"Aku memergoki orang yang sedang bercinta!"

"Amazing! Lalu bagaimana? Apakah setelah kau menontonnya kau tertarik melakukannya?"

Kedua alisnya bergerak naik turun. Membuat Flora kesal dan pukulan keras mendarat di kepala Sam. Pria berambut abu itu sama sekali tidak marah kepada Flora. Dia memutuskan duduk di hadapan gadis itu sambil menyunggingkan senyuman lebarnya.

"Flora, usia kau sudah menginjak dua puluh tahun. Kau normal jika menginginkannya."

Gadis itu mendengus kesal. Iris birunya menatap pria itu dengan tatapan tajam. "Menceritakan hal ini kepada kau memang kesalahan besar Sam."

Pria itu menyunggingkan senyuman lebarnya. "Kau ingin memesan apa? Tidak mungkin kan kau ke sini hanya untuk curhat tanpa membeli sesuatu?"

"Satu susu cokelat hangat, Sam."

Sam tidak habis pikir dengan apa yang dipesan oleh gadis itu. "Kau tidak ingin mencoba wine? Untuk menghilangkan kejadian tadi kau butuh seteguk wine, bukan segelas susu cokelat hangat," sindir Sam tanpa beranjak dari duduknya.

Flora berdecak kesal dan dia kembali menatap Sam dengan pandangan dinginnya.

Sam yang melihat tatapan tidak suka dari Flora mengangkat kedua tangannya, tanda menyerah. Karena dia tidak sanggup jika gadis itu kembali marah kepadanya.

"Baiklah nona. Satu gelas susu cokelat panas akan segera dihidangkan." Setelah mengucapkan hal itu, Sam beranjak dari sana dan meninggalkan gadis itu sendirian.

Flora memejamkan kedua matanya ketika adegan tak senonoh itu datang kembali. Dia melihat dengan jelas bagaimana pria itu menggerakkan kejantanannya dan ekspresi sang wanita yang terlihat sangat menikmatinya.

"Ayolah Flora lupakan semua itu," cicitnya sambil memukul kepalanya dengan kedua tangannya. Flora terus-menerus memukul kedua tangannya dia tidak ingin kembali mengingat kejadian mengerikan itu.

Akan tetapi dia tercengang saat kedua tangannya di tahan oleh seseorang. Flora membulatkan kedua matanya saat melihat siapa pelakunya. Sontak saja dia berdiri membuat kursi yang sedang didudukinya terjatuh dan mengeluarkan bunyi yang keras.

Sam yang ada di dapur segera keluar ketika mendengar suara gaduh tersebut.

"Kau!"

Pria berambut cokelat itu terkekeh pelan. Dia tersenyum miring ketika melihat ekspresi Flora yang sangat panik itu.

"Kenapa? Kau ingat dengan wajahku ini?"

Flora berdecih. Dia tentu saja ingat. Karena beberapa menit yang lalu pria itu adalah cowok yang telah membuat mata dan pikirannya menjadi kotor seperti ini.

The Devil Wants Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang