Satu gelas kopi hangat tersaji dengan rapi di atas meja pria itu. Iris birunya terus saja menatap kaca kafe yang memperlihatkan pejalan kaki yang sibuk dengan urusan masing-masing.
Termasuk pria itu. Dia juga akan menyelamatkan urusannya dengann gadis itu. Hanya saja, sampai detik ini sang gadis tidak kunjung memperlihatkan batang hidungnya.
Keterlaluan.
"Sudah dua gelas kau habiskan. Lama-lama kau akan terkena serangan jantung jika terus meminum americano."
"Ini gelas ketiga," ujar Sam sambil menatap miris dua gelas americano yang sudah habis itu.
Jason memalingkan wajahnya dari kaca kafe dan memandang sam. "Bisakan kau hubungi Flora? Tanyakan sekarang dia berada di mana."
Sam terdiam. Dia lantas mengambil handphone yang ada di dalam saku celananya dan mencari nama kontak ponsel gadis itu.
"Kalian sedang bertengkar?" Sam terlalu ingin mengetahui keadaan hubungan Jason dengan Flora dia oun duduk dan memperhatikan pria yang ada di hadapannya itu.
Sambungan pertama Flora tidak menjawab.
Sambungan kedua pun diangkat oleh operator seluler.
Hanya saja di sambungan ketiga suara lembut terdengar.
"Sam? Ada apa?"
Jason tidak menjawab pertanyaan itu, dia memberikan ponsel itu kepada Sam dan menyuruh pria itu untuk menjawabnya melalui tatapan mata tajamnya.
Sial. Sam harus ikut campur dalam hubungan asmara mereka berdua.
"Flora, kau di mana? Kafe sedang sepi, sepertinya aku butuh kau untuk menjadi pembeli di sini."
Tawa kecil pun terdengar. Flora menyukai lelucon yang dilontarkan oleh Sam.
"Aku sedang di bandara. Sepertinya untuk beberapa tahun ke depan aku akan tinggal di Australia."
Jason membeku mendengar perkataan itu. Jantungnya seperti di tusuk oleh ribuan pisau tajam. Bibirnya kelu, dia tidak bisa melarang gadis itu untuk tidak pergi dari sini
Apa yang harus dia lakukan?
Sepertinya ini karena ulahnya.
Apakah Flora sakit hati dengan perkataannya waktu itu?
Sial.
Air mata pun tidak bisa dibendung olehnya. Jason di hadapan Sam menangis dalam diam.
"Apa? Kenapa tiba-tiba? Bagaimana dengan kuliah kau?
"Aku akan mengurusnya nanti."
Sam kembali memandang lekat pria itu. "Bagaimana dengan Jason? Kalian bukannya sedang dekat?"
Seketika Flora tidak menjawab pertanyaan itu. Jason pun menunggu jawaban dari gadis itu. Kenapa Flora tega meninggalkannya? Bukannya seharusnya mereka mendiskusikannya terlebih dahulu.
"Kita hanya teman. Jason cuma menganggap aku teman Sam."
Mendengar hal itu membuat Jason mengetik sesuatu di dalam ponselnya dan langsung menunjukkannya kepada Sam.
Tanyakan kepadanya. Di mana tempat tinggalnya. Aku akan menemuinya.
Sam pun menyetujuinya, dia menanyakan tempat tinggal Flora di Australia dan dijawab dengan lancar oleh gadis itu.
Sambungan telepon pun ditutup dan Sam menatap Jason dengan tatapan nanar.
"Sepertinya ada kesalahpahaman yang terjadi diantara kalian berdua. Flora tidak mungkin pindah secara tiba-tiba jika tidak ada sesuatu."
Jason menganggukkan kepalanya. Semua ini memang salahnya. Dia belum bisa memberikan kepastian hubungan kepada Flora karena trauma yang telah dialaminya.
Namun, setelah Flora pergi secara mendadak seperti ini dia tahu bahwa dirinya membutuhkan gadis itu.
"Aku harus memperbaiki semuanya Sam," ujarnya sambil berdiri dari duduknya dan berlari meninggalkan kafe itu.
Jason harus segera bertemu dengan Flora. Jika perlu dia akan menikahi gadis itu. Sekarang traumanya sirna, yang dia takutkan adalah kehilangan gadis itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/330031389-288-k290566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Wants Me
RomanceUPDATE SETIAP HARI "What are you doing!" Flora menjerit dengan keras dan membalikkan tubuhnya ke belakang ketika melihat kedua mahasiswa berbeda jenis itu saling bertumpuk di atas meja. Dia mengelus dadanya saat merasakan detak jantungnya yang berd...