"Jason?"
Sam berdiri tepat di sebelah Flora dengan kedua tangan yang memegang nampan yang di atasnya terdapat satu gelas susu cokelat panas.
"Kau kenal dia?" tanya Flora dengan kedua mata yang membulat seperti akan keluar sangking terkejutnya.
Sam menganggukkan kepalanya. "Tentu saja aku kenal Jason. Jason adalah teman kelas kita di senior high school dulu. Kau pasti tidak akan ingat, mungkin kenal saja tidak."
Sam berjalan mendekati Jason dengan memamerkan senyuman lebarnya.
"Ada apa kau ke sini? Mau makan sesuatu?"
Jason menganggukkan kepalanya, yang membuat Sam antusias melihat jawaban pria itu.
Namun, sedari tadi iris biru Jason terus tertuju kepada sosok gadis yang terus berdiri jauh di hadapannya. Dia sangat terkejut dengan penampilan Flora yang berbeda ketika mereka duduk di bangku senior high school. Gadis itu berkembang sangat pesat, apalagi dengan riasan wajah yang sangat cantik membuat penampilan Flora terlihat sangat berbeda.
Jason menyukainya. Kali ini Flora bukan gadis kusam yang selalu sibuk dengan bukunya tanpa memperhatikan penampilannya sedikit pun.
"Aku pergi!" ujar Flora sambil mengemasi buku-bukunya yang ada di meja.
"Kenapa? Susu cokelat panas yang kau pesan sudah jadi." Sam mendengus kesal ketika mendengar Flora akan pergi begitu saja tanpa menyentuh susu hangat itu.
Flora tidak mengindahkan perkataan Sam. Ketika dia berhasil memasukkan semua bukunya ke dalam tas. Gadis itu pergi dari sana tanpa kembali memandang wajah pria yang sudah membuatnya kesal setengah mati.
"Sepertinya aku juga tidak jadi makan di sini," ujar Jason sambil memasukkan kedua tangannya di sakunya.
Sam menggeram marah, dan berjalan mendekati pintu sambil menghentakkan kedua kakinya.
"Kalian berdua tidak akan aku terima jika datang ke sini!" teriak Sam ketika Jason sudah berada di luar.
Jason tidak terpengaruh sama sekali dengan perkataan Sam, dia berjalan sambil mengikuti langkah Flora yang ada di hadapannya.
Kedua kaki panjangnya terus mengikuti langkah sepatu kets yang ada di depannya itu. Iris birunya menatap sosok mungil itu dengan tatapan dalam. Flora tidak berubah. Tubuhnya pun tidak berbeda jauh ketika dia duduk di bangku senior high school. Kecil dan tidak berisi.
Jika di ingat kembali, payudara gadis itu tidak berkembang sedikit pun.
Langkah pria itu terhenti ketika Flora mendadak berbalik ke belakang. Gadis itu membulatkan kedua matanya dan memberikan tatapan tajam kepadanya.
"Jason? Kenapa kau mengikuti aku?" tanya nya dengan nada kesal.
Jason melayangkan seringai kecilnya. Dia harus membuat gadis itu tidak pulang ke rumahnya malam ini. "Sam menyuruhku untuk mengejar kau. Lalu karena aku tidak ingin kau kembali marah kepada aku, aku melupakan perintah Sam."
"Kalau begitu kenapa kau mengikuti aku?"
Jason menunjuk gedung yang berada tepat di sebelah mereka dengan telunjuk tangannya. "Itu tempat aku tinggal. Kau ingin mampir untuk meminum segelas susu hangat?"
Flora menjadi merasa tidak enak karena sudah menuduh Jason telah mengikutinya. Namun, dia juga tidak boleh menerima ajakan pria itu.
"Sepertinya lain kali saja, aku akan mengajak Sam untuk berkunjung ke rumah kau nanti." Tolaknya dengan halus.
"Baiklah." Jason tidak boleh memaksakan kehendaknya. Dia tidak mau kesan awal Flora kepadanya menjadi buruk.
Hanya saja semesta sedang berpihak kepadanya. Rintik hujan membasahi keduanya membuat Flora mau tidak mau berteduh di apartemen milik Jason.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Wants Me
RomanceUPDATE SETIAP HARI "What are you doing!" Flora menjerit dengan keras dan membalikkan tubuhnya ke belakang ketika melihat kedua mahasiswa berbeda jenis itu saling bertumpuk di atas meja. Dia mengelus dadanya saat merasakan detak jantungnya yang berd...