Setelah kejadian itu Jason tidak menampakkan wajahnya sedikit pun. Flora kira Jason akan semakin menjadi-jadi. Namun, malah sebaliknya. Bukannya itu baik untuknya? Hanya saja dia merasa bersalah karena telah membohongi pria itu. Dia juga belum mengucapkan maaf.
Apakah setelah mengerjakan tugas ini dia pergi ke apartemen Jason? Tentu saja dia tidak akan sendirian ke sana. Jika begitu dia seperti masuk ke dalam kandang singa secara terang-terangan. Flora akan mengajak Sam untuk menemaninya menemui Jason.
Tapi setelah dia mengerjakan setumpuk tugas yang akan dikumpulkan minggu depan. Flora pun membuka MacBook berwarna putih miliknya dan melanjutkan laporan yang sudah dia kerjakan.
Akan tetapi saat dia sedang serius mengerjakan laporannya, Flora dikejutkan dengan kedatangan sosok pria yang sekarang tengah tidur di kedua pahanya. Iri birunya membulat dengan sempurna dan orang-orang mulai memperhatikan mereka berdua.
"Jason... bangun. Ini di perpustakaan," ujarnya dengan suara pelan.
Jason tidak mendengarkan. Malahan dia dengan sengaja mendekatkan kepalanya ke arah perut ramping gadis itu yang membuat kedua pipi Flora bersemu merah. Bukan karena tersipu dengan tindakan Jason l, namun malu karena sekarang dia menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di perpustakaan.
"Jason... Please. Aku akan mengabulkan semua kemauan kau asalkan kau berdiri dan pergi dari sini."
Tanpa menunggu lama, Jason angkat kaki dari sana dan berjalan keluar perpustakaan sambil menutup kepalanya dengan topi.
Flora pun menghela napas panjang dan segera membereskan barang-barangnya. Dia tidak bisa kembali mengerjakan tugasnya di perpustakaan. Semua mata masih terus memandangnya dan itu membuat dirinya tidak bisa sedikit pun fokus untuk mengerjakan laporannya.
Gadis itu pun keluar dari perpustakaan dan diikuti oleh sosok jangkung yang terus mengikutinya.
"Kau sudah berjanji akan mengabulkan semua keinginanku."
Flora menganggukkan kepalanya. "Kita bahas hal itu di cafe Sam, Jason."
Akan tetapi Jason malah menggenggam pergelangan tangan gadis itu dan menariknya untuk berjalan ke halaman belakang gedung. Dengan tatapannya yang tajam Jason menyuruh Flora untuk duduk di bangku panjang. Gadis itu pun tidak bisa menolak permintaan pria itu.
"Permintaanku hanya kau diam di sana dan biarkan aku untuk tidur selama satu jam," pintanya sambil kembali tidur dengan menjadikan paha gadis itu sebagai bantalannya.
Tubuh gadis itu menegang dengan sempurna apalagi dia bisa mencium aroma citrus yang sangat memabukkan ketika pria itu tertidur di pahanya.
Setelah beberapa menit berlalu, dan dengkuran halus terdengar di kedua telinganya. Flora memberanikan diri untuk menatap pria itu. Dia menundukkan kepalanya dan terkejut ketika melihat wajah pria itu dipenuhi dengan lebam
Jason berkelahi? Dengan siapa? Kenapa dia sampai seperti itu? Apakah Jason bertengkar dengan Jammy gara-gara dirinya?
Flora menjadi tidak tenang. Dia semakin merasa bersalah ketika memikirkan semua itu. Apalagi memar di wajah Jason terlihat masih baru. Gadis itu pun segera membuka tas miliknya dan membawa betadine beserta tisu yang selalu dia bawa kemana pun dia pergi.
Dengan cekatan dia menuangkan sedikit betadine ke tisu dan mengoleskan tisu itu ke luka yang ada di pelipis Jason. Hanya saja jantung Flora berdegup dengan kencang ketika tangan mungilnya dicengkeram erat oleh tangan besar pria itu.
"Sudah aku bilang bukan, untuk membiarkan aku tidur?" tanya dengan suara serak.
Flora mengigit kedua bibirnya dan itu berhasil membuat Jason tergoda untuk merasakan bibir manis itu. Tangan panjangnya berada di belakang leher gadis itu dan mendorongnya agar mendekat kepadanya.
"Ini semua karena kesalahan kau sendiri Flora," ucapnya tepat di depan bibir mungil itu.
Jason pun melumat bibir itu secara paksa, dan mengeksplor isi di dalamnya menggunakan lidahnya. Dia mengabsen gigi gadis itu dan menyesap dengan kuat isi di dalamnya. Entah kenapa Jason sangat puas berciuman dengan Flora, dan dia ingin kembali merasakan rasa memabukkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Wants Me
RomansaUPDATE SETIAP HARI "What are you doing!" Flora menjerit dengan keras dan membalikkan tubuhnya ke belakang ketika melihat kedua mahasiswa berbeda jenis itu saling bertumpuk di atas meja. Dia mengelus dadanya saat merasakan detak jantungnya yang berd...