Vote yang banyak ya sayang-sayangkuh
Flora gadis yang sedang mengenakan kaos kebesaran dan celana pendek berwana hitam itu terkejut ketika mobil Damond berhenti di sebuah apartemen yang tidak asing di ingatannya. Iris birunya membulat dengan sempurna saat menyadari jika apartemen mereka satu gedung dengan apartemen Jason! Gadis itu segera keluar dari dalam mobil ketika Damond keluar.
"Dad apakah kita tidak salah gedung?" tanya Flora sambil mengangkat koper besar berwarna pink miliknya.
Damond membantu gadis itu untuk menurunkan kopernya dan menggelengkan kepalanya. "Apartemen baru, yang lama Daddy jual karena sudah tidak layak dihuni."
Apartemen lama itu dijual karena Damond tidak ingin lagi terbayang-bayang wajah istrinya. Mami Flora meninggal ketika melahirkan anak itu. Pendarahan yang hebat membuat istrinya tidak bisa diselamatkan. Dari kecil Flora tidak mengetahui wajah maminya. Dia sengaja membeli rumah agar dia bisa fokus merawat Flora tanpa teringat mendiang istrinya.
Flora pun menganggukkan kepalanya. Dia yakin jika alasan utamanya bukan itu. Apartemen itu merupakan apartemen elite yang bangunannya pun akan bertahan lama sampai bertahun-tahun. Hanya saja jika Damond tahu bahwa pencuri yang masuk ke dalam rumah, tinggal di samping rumah mereka bagaimana?
Mereka berdua sudah berada di depan pintu. Iris biru Flora terus saja memandang pintu apartemen Jason. Pria itu ke mana? Harusnya dia keluar dan menyapa tetangga barunya. Tapi pria itu tidak kunjung menampakkan batang hidungnya meski pun mereka membuat kebisingan.
"Flora, bisakah kamu membawa perkakas yang ada di dalam mobil? Aur keran macet dan sepertinya Daddy harus memperbaikinya," ujar Damond setelah mengecek kamar mandi mereka.
Flora yang baru saja menyandarkan tubuhnya ke sofa mendengus kesal. Pindahan rumah seperti ini memakan banyak tenaga apalagi Damond bersikeras untuk meminta bantuan kepada siapa pun.
"Bukannya lebih baik menggunakan jasa servis toilet. Jika semakin rusak bagaimana?" teriak Flora berharap Damond tidak kembali menyuruhnya atau lebih baik pria tua itu membawanya sendiri tanpa menyuruhnya.
"Ayolah sayang, ini gampang. Tinggal diputar dan semuanya beres."
Flora kalah berdebat. Dengan berat hati dia kembali berdiri dan meninggalkan sofa empuk yang nyaman itu.
"Baiklah aku akan bawa perkakasnya."
Namun, ketika dia berada di luar pintu. Iris birunya membulat saat melihat Jason memandangnya dengan tatapan terkejut.
"Flora?"
Flora langsung meletakkan jari telunjuknya di depan bibir mungilnya. Dia buru-buru mendekat ke Jason dan menyuruh pria itu membuka pintu apartemennya.
"Kamu pindah?" tanya Jason ketika mereka telah masuk ke apartemennya.
Gadis itu tidak menjawab, dia berjalan ke dalam dan memilih untuk membuka lemari es yang ada di dapur apartemen pria itu. Flora menghela napas ketika melihat isi kulkasnya. Tidak ada apa pun. Bahkan air dingin pun tidak ada.
"Kenapa tidak ada stok makanan?" seru Flora sambil menutup kulkas itu dengan wajah masamnya.
Melihat tingkah lucu gadis itu yang sangat menggemaskan, membuat Jason gemas sendiri. Dia pun memapas jarak diantara mereka yang membuat tubuh Flora menempel pada kulkasnya.
"Jason," ujar Flora lirih, ketika dia bisa merasakan napas hangat dari pria itu.
"Kamu akan kelaparan jika tidak ada persediaan makanan di kulkas, Jason," lanjutnya yang masih saja khawatir dengan stok makanan pria itu, yang harus kau cemaskan bukan itu Flora akan tetapi jarak tubuh kalian berdua! Jason terus saja menempelkan tubuhnya!
"Aku tidak akan kelaparan jika kau ada di sini," jawabnya sambil mengecup bibir tipis itu dengan pelan.
Flora menyunggingkan senyumnya dan memandang iris biru itu dengan tatapan lembut. Dia pun memberanikan diri untuk melingkarkan tangannya di leher pria itu dan membalas kecupan itu dengan kecupan singkat darinya.
Jason merasa dipermainkan, dia menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Pria itu pun mengangkat tubuh mungil itu ke atas meja makannya dan memposisikan tubuhnya diantara paha mungil gadis itu.
Kepala besarnya pun mendekat ke arah gadis itu. Dia ingin menjelajahi bibir manis yang selalu membuat dia kecanduan.
"Aku pindah ke sebelah."
Namun, perkataan singkat itu membuat Jason terdiam.
"Baguslah, itu berarti kita bisa terus berduaan," sambungnya yang kembali mencecap bibir tipis itu dengan lembut.
Flora tadinya ingin menceritakan alasan mereka pindah, bahwa Daddynya takut jika pria yang masuk ke dalam rumah mereka kembali datang. Hanya saja ciuman yang sangat nikmat ini membuat dirinya lupa dengan semua itu. Gadis itu juga lupa bahwa Damond memberinya tugas untuk membawa perkakas di mobil.
Hey, Flora bangun. Damond akan curiga jika kau tidak kunjung datang membawa perkakasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Wants Me
Roman d'amourUPDATE SETIAP HARI "What are you doing!" Flora menjerit dengan keras dan membalikkan tubuhnya ke belakang ketika melihat kedua mahasiswa berbeda jenis itu saling bertumpuk di atas meja. Dia mengelus dadanya saat merasakan detak jantungnya yang berd...