Hukuman dari Dewa

5 1 0
                                    

Para suster menghampiri kericuhan di kamar Moa berada .

" Anda sudah sadar tuan ? Tenang lah" Suster memegangi Moa.

" Tuan ? Aku..kan wanita ! Lepaskan infus ini..aku harus pergi ! "

Suster keheranan dengan ucapan pasiennya , sebagian suster yang lain memanggil dokter .

" Tenang lah tuan ! Sebentar..kau akan pergi dari sini jika sudah sehat ya.. Tenang kan dirimu , dokter akan segera kemari "

Moa berusaha berdiri tapi terjatuh .
" Ahk kaki ku kenapa ? Sulit berjalan ! "

Suster terkejut dan langsung membantu nya naik ranjang .

" Sabar tuan ! Anda terluka parah , jangan syok begini , tenang lah "

Dokter pun datang memeriksa tubuh Moa yang kini berubah jadi laki-laki.

" Anda bisa dengarkan saya dulu dengan tenang ? " Dokter menatap Moa .

Moa duduk bersandar di ranjang , berusaha menenangkan diri.

" Anda tahu anda siapa ? Apa anda ingat sesuatu ? " Dokter bertanya hati-hati.

" Aku....ini " Moa menepuk dada nya " siapa ?? Bagaimana aku bisa disini ? "

" Nama anda Min Joon , usia anda saat ni 28 tahun , anda disini karena melakukan percobaan bunuh diri . Anda ingat ? Anda lompat dari lantai 3. Beruntung teman Anda cepat membawa anda kemari "

" Hah bunuh diri ?? Entah lah dok aku ingin cepat pergi dari sini ! " Moa gelisah , pikirannya saat ini hanya kuil dan Dewa itu .

Seorang laki-laki masuk ruang Min Joon .
" Permisi dok , Joon ah ? Kau sudah siuman ! "

Dokter menatap lelaki itu dan menepuk pundak nya .
" Sebaik nya kita bicara di ruangan saya "

Moa kebingungan tak mengenali laki-laki itu , dokter dan laki-laki itu keluar ruangan .

Jee Yeon ke ruangan dokter , disana mereka bicara serius .
" Apa yang terjadi dengan Min Joon dok ? "

" Ia sepertinya sangat trauma ,tak mengenali dirinya sendiri , dan mengakui dirinya adalah wanita , Mungkin kah perasaan nya dulu sangat terluka hingga ia trauma seperti ini ? Menurut pemeriksaan tak ada gejala apa pun di otak nya, meski ia terbentur keras , otak nya masih berfungsi dengan baik. Mungkin harus psikiater yang ambil alih " Ungkap Dokter sambil memperlihatkan hasil tes .

" Nee, Saya paham bagaimana ia terluka , dok. Apa yang harus saya lakukan ? " Jee pilu mendengar kata-kata Dokter terbayang bagaimana perasaan sahabatnya kala itu.

" Perlahanlah temani dia , jangan memaksakannya harus ingat jati diri , ia masih syok "

" Baik dok " Jee tak banyak biacara , serasa pilu melihat keadaan sahabat nya begitu. Ia pamit dari ruang Dokter , menemui Min Joon lagi.

" Joon, apa kau ingat aku ? " Jee Yeon bertanya hati-hati.

" Tidak...kau siapa ? " Moa geleng-geleng.

" Aku teman serumah mu , Jee Yeon . Kita tinggal di apartemen dekat kantor kita bekerja , tak apa. kau jangan terburu-buru mengingat nya " Jee tersenyum

" Bisakah kau antarkan aku ke kuil ? " Moa bergegas mengutarakan kemauannya tak memperdulikan kata-kata Jee.

" Kuil ? Kenapa tiba-tiba ? " Jee heran.

" Ahhhk kau banyak tanya..ayo lah sebentar saja , kalau aku tidak boleh keluar dari rumah sakit ini , setidaknya bawa aku ke kuil dulu , setelah itu bawa aku kembali kemari "

Jee menggaruk kepalanya yang tak gatal .
" Nee kalau itu mau mu , ayo "

-*-

Sesampainya mereka di kuil , Moa bergegas memanggil sang Dewa , berteriak tak jelas sambil menggunakan kursi Roda.

" Dewa apapun namamu ! Ku mohon kembalikan aku seperti semula ! Aku tak ingin begini ! "
Moa berteriak-teriak dengan raga laki-laki nya.

Jee memperhatikan nya dengan wajah iba.
" Min joon.. Hentikan... Ini kuil terbengkalai... Ayo kita kembali ke rumah sakit " Jee berkata lembut .

" Sebentar lagi.. Pasti Dewa itu keluar ! Kau harus percaya pada ku .Aku ini wanita !! Dewa mengubah ku jadi laki - laki ! "

Tapi Hening tak ada tanda-tanda dewa akan muncul .

Jee pilu mendengar Joon berkata begitu. Jee pikir bahwa yang dialami Joon benar-benar sebuah trauma tanpa tahu bahwa sebenarnya itu memang jiwa Moa.

' Jika begini , aku harus menerima hukuman dari Dewa '
Moa pasrah , Dewa tak kunjung datang.

. . . ⇢ ˗ˏˋ Bersambung࿐ྂ

Bukan DirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang